TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

CEO TikTok, Shou Zi Chew Tidak Izinkan Anaknya Main TikTok karena Usia

Karena batasan usia, CEO TikTok tidak mengizinkan anaknya menggunakan aplikasi tersebut

Freepik.com

Aplikasi video TikTok saat ini nampaknya masih jadi media sosial yang banyak digandrumi oleh banyak kalanganya, Ma. Tak hanya orang dewasa, anak-anak masa kini pun mulai ramai menggunakan aplikasi berbasis video tersebut.

Di Indonesia sendiri, menggunakan aplikasi tersebut seperti sudah menjadi rutinitas bagi banyak anak-anak. Padahal, TikTok telah memberlakukan batasan usia bahwa mereka yang berusia 13 tahun ke atas lah yang baru bisa menggunakan TikTok.

Sejalan dengan aturan yang diberlakukan, CEO TikTok Shou Zi Chew rupanya juga tidak mengizinkan anak-anaknya untuk menggunakan dan berselancar di media sosial berbasis video tersebut, lho.

Dalam sebuah interview yang tersebar di media sosial, Zi Chew mengaku kedua anaknya yang masih di bawah umur tidak menggunakan TikTok lantaran mengikuti batasan usia yang diberlakukan TikTok.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya, yuk simak artikel yang telah Popmama.com rangkumkan berikut ini. Bisa jadi panduan untuk mendidik anak mama, nih.

1. Masih di bawah umur, kedua anak Shou Zi Chew tidak main TikTok

Bipgraphy.com

Dalam interview yang beredar di media sosial, Shou Zi Chew diberi pertanyaan apakah anak-anaknya menggunakan dan mengakses aplikasi video yang berada di bawah naungannya tersebut.

Papa dua orang anak itu pun menjawab bahwa kedua anaknya yang masih berusia 6 dan 8 tahun, tidak menggunakan aplikasi TikTok seperti yang kebanyakan anak-anak di Indonesia lakukan.

Alasannya tentu karena kedua anaknya itu masih terlalu belia untuk bisa mengakses aplikasi tersebut. Terlebih lagi TikTok telah memberlakukan ketentuan bahwa setiap pengguna yang akan mengakses aplikasi tersebut harus berusia di atas 13 tahun.

2. Anak di bawah umur tidak diizinkan oleh TikTok

Pexels/cottonbro studio

Masih dalam sesi interview tersebut, Shou Zi Chew kemudian menambahkan bahwa jika negara US, penggunaan TikTok untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun akan diberikan sesuai dengan usia mereka.

Dengan begitu, anak-anak di US pun masih bisa mengakses aplikasi video tersebut dengan konten-konten yang dapat disaksikan oleh anak-anak seusia mereka.

Namun, ketentuan tersebut hanyalah berlaku di negara US saja, Ma. Lebih lanjut Zi Chew menyebutkan bahwa di negara lain justru TikTok untuk anak di bawah umur tidak tersedia. Jadi jika anak mama ingin mengakses TikTok, maka harus menunggu sampai usia mereka memasuki 13 tahun, ya.

3. Orangtua diharapkan lebih bijak dan memantau anaknya

Pexels/August de Richelieu

Seperti diketahui bersama, setiap aplikasi media sosial tentu memiliki ketentuan sendiri terkait batasan usia. Pun yang diberlakukan pada aplikasi TikTok yang menetapkan bahwa anak usia 13 tahun ke atas baru bisa membuat akun dan mengakses aplikasi tersebut.

Namun, di Indonesia sendiri kenyataannya tidaklah demikian. Ada banyak anak-anak di bawah usia tersebut justru diberi akses untuk bebas menggunakan TikTok.

Ada yang dengan sengaja memalsukan usia mereka, ada pula yang memang sengaja dibuatkan akun oleh orangtuanya agar sang anak bisa mengakses aplikasi tersebut seperti kebanyakan anak pada umumnya.

Padahal, cara seperti ini sebaiknya dihindari dan tidak diberlakukan pada anak-anak kita yang masih di bawah umur, Ma. Meskipun konten-konten di TikTok banyak yang memberikan edukasi, nyatanya tak sedikit pula konten yang mengandung unsur kekerasan dan informasi seksual yang belum sesuai dengan usia anak.

Akibatnya, anak pun bisa saja mengikuti apapun konten yang mereka lihat hanya demi tren semata tanpa memikirkan keamanan mereka. Oleh karena itu, orangtua dihimbau agar lebih bijak dan memantau aktivitas bermedia sosial anak agar bisa menggunakannya sesuai dengan usia mereka.

Berilah penjelasan pada anak dan jelaskan juga bahaya yang mungkin mengintai jika anak menggunakan media sosial tidak sesuai dengan usianya. Dengan diberikan pengertian yang jelas, diharapkan anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga:

The Latest