TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dukung Perkembangan Kognitif Anak dengan Mencukupi Kebutuhan Air Minum

Berapa banyak takaran air yang dibutuhkan oleh anak dalam sehar?

Freepik

Di masa Adaptasi Kebiasaan Baru, pemerintah menerapkan aturan bahwa sebagian besar kegiatan belajar mengajar anak-anak masih harus dilakukan secara daring dari rumah.

Akibatnya aktivitas anak-anak di luar rumah tetap perlu dibatasi demi menjaga kesehatan mereka. 

Tentunya saat ini orangtua memerlukan strategi baru agar anak-anak tetap fokus belajar di rumah dan menjaga agar kemampuan kognitif anak tidak menurun selama masa ini. 

Menyambut Hari Anak Nasional 2020, berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan terkait cara mendukung perkembangan kognitif anak yang bisa didukung dengan mencukupi kebutuhan air harian anak. 

1. Apa itu fungsi kognitif? 

Freepik

Fungsi kognitif adalah salah satu variabel penting dalam tumbuh kembang anak. Kognitif terlibat dalam segala hal yang mungkin dilakukan manusia, mencakup semua proses untuk memahami, fokus atau konsentrasi, berpikir dan mengingat, termasuk juga untuk merasakan emosi. 

Kemampuan kognitif anak ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. 

Namun, tidak banyak orang tahu bahwa hidrasi sehat atau asupan air minum yang cukup dan berkualitas, merupakan salah satu faktor penting untuk perkembangan kognitif yang optimal pada anak. 

2. Kebutuhan takaran air minum sehat pada anak berbeda dengan orang dewasa

Pexels.com

Menurut pakar hidrasi Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), M.P.H. kebutuhan cairan anak-anak berbeda dengan orang dewasa. 

“Anak usia 4-6 tahun membutuhkan kurang lebih 6 gelas (1.2L) air minum setiap hari, sementara anak usia 7-12 tahun membutuhkan kurang lebih 7 gelas (1.5L) per hari,” ujarnya. 

Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan cairan, mengonsumsi air yang berkualitas juga merupakan hal yang penting. 

Air berkualitas memiliki syarat yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak mengandung zat berbahaya, serta mengandung mineral. Mineral seperti zinc (Zn), magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Selenium (Se) yang dapat membantu memaksimalkan fungsi organ tubuh. 

Selain itu, Silika yang mengandung zat gizi guna pemeliharaan kesehatan tulang dan jaringan pada manusia, berlaku juga pada anak.

3. Tambahan cairan untuk anak bisa meningkatkan performa perkembangannya

Pexels/Ksenia Chernaya

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan tambahan minum 200–400ml atau 1-2 gelas sebelum waktu belajar dapat meningkatkan performa siswa dalam memperkuat daya tangkap visual dan memori mereka, sehingga akan membantu proses belajar untuk meningkatkan prestasi. 

Namun sayang, pada kenyataannya data menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak dan remaja di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan hidrasi mereka. 

4. Penyebab anak sulit diajak banyak minum untuk cukupi kebutuhan harian

Unsplash/Chinh Le Duc

Tak hanya dalam hal pemenuhan hidrasi, secara umum mengajak anak melakukan kebiasaan baru memang tidak mudah. 

Dalam media rilis AQUA Kids, Psikolog anak dan Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi Saskhya Aulia Prima, M.Psi. mengatakan, tantangan yang belakangan kerap muncul bagi orangtua adalah sulitnya menjaga motivasi belajar dan melawan kebosanan anak saat pembelajaran dilakukan di rumah. 

“Ditambah lagi selama belajar daring, tingginya frekuensi anak mengakses layar gawai otomatis mengurangi aktivitas mereka bergerak aktif dan memicu bosan. Padahal, di masa anak-anak seperti ini sangat dibutuhkan stimulasi lewat gerak aktif dan aktivitas eksplorasi kreatif untuk menunjang perkembangan kognitif secara optimal,” ujarnya.  

Saskhya menambahkan bahwa kunci untuk membiasakan anak melakukan kebiasaan baru adalah dengan membangun rutinitas harian dan membuatnya menjadi lebih menyenangkan. 

Orangtua juga memiliki peran penting dalam memberikan contoh kebiasaan baik pada anak, baik itu dalam proses belajar maupun dalam menjaga gaya hidup sehat. 

“Memang kebiasaan baik akan lebih mudah ditiru oleh anak jika dilakukan oleh orangtua. Misalnya untuk mengajak anak aktif, terlebih dulu orangtua menerapkan kebiasaan memulai hari dengan olahraga ringan. Begitu pula dengan mengonsumsi air minum. Orangtua harus kreatif menjadikan minum air sebagai bagian dari rutinitas yang menyenangkan, juga perlu memastikan air minum ada di tempat yang mudah dijangkau oleh anak, sehingga dapat dilakukan tanpa menunggu anak merasakan haus terlebih dahulu,” tambahnya.

Baca juga:

The Latest