TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apa Bedanya Pelaksanaan Salat Gaib dan Salat Jenazah?

Hampir mirip, ini perbedaan salat gaib dan salat jenazah

Pexels/Michael Burrows

Dilansir dari surat pemberitahuan yang dimuat oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil beserta istri telah mengikhlaskan dan meyakini sepenuhnya bahwa sang anak Emmeril Kahn Mumtadz sudah meninggal dunia karena tenggelam.

Di mana Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Swiss menyampaikan bahwa pihak otoritas setempat sudah mengubah status pencarian Eril dari yang tadinya berstatus orang hilang menjadi orang tenggelam.

Selain itu, akibat jenazah yang belum ditemukan, MUI Jawa Barat juga mengimbau masyarakat melakukan salat ghaib untuk Alm. Eril pada Jumat (3/6/2022) yang bisa dilakukan sebelum salat Jumat atau ba'da salat Jumat.

Apa itu salat gaib? Dan apa perbedaannya dengan salat jenazah? Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya. 

Apa Itu Salat Gaib?

Pexels/Ali Arapoğlu

Dilansir dari kanal YouTube GHOFAR ZAEN OFFICIAL, sholat gaib merupakan salat sunnah untuk mensalatkan jenazah dengan keadaan jenazah tersebut tidak berada di depan orang yang mensalatkan. Biasanya, ketika keluarga yang meninggal jauh dari tempat sanak saudaranya. 

Tata cara salat gaib dilakukan sama seperti salat jenazah. Salat gaib bertujuan untuk memberikan doa kepada sesama Islam yang telah meninggal dunia.

Hukum melakukan salat gaib adalah fardhu kifayah, yang berarti salat gaib merupakan kewajiban yang ditujukan bagi orang banyak. Apabila sebagian orang telah melaksanakannya, maka gugur kewajiban bagi lainnya untuk melakukan salat gaib.

Salat gaib dapat dilaksanakan secara berjamaah di masjid ataupun sendiri di rumah masing-masing. 

Perbedaan Salat Gaib dan Salat Jenazah

Pexels/Alena Darmel

Saat melayat, selain memanjatkan rangkaian doa untuk jenazah, biasanya juga terdapat prosesi salat jenazah sebagai bentuk mendoakan dan memohon ampunan Allah untuk jenazah tersebut.

Dalam salat jenazah, jenazah akan ditempatkan di depan orang-orang yang salat dalam keadaan suci setelah dimandikan dan dikafani.

Berbeda dengan salat gaib, pada salat gaib tidak ada jenazah di depan orang yang salat. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti jauhnya lokasi tempat disemayamkannya jenazah, hingga kondisi jenazah yang belum ditemukan keberadaannya.

Selain itu, jika pada salat jenazah wajib dilakukan secara berjamaah, maka pada salat gaib dapat dilakukan secara berjamaah atau sendiri (munfarid). Dengan begitu, setiap orang bisa melakukan salat gaib di mana pun dan kapan pun tanpa adanya batasan.

Tata Cara Melakukan Salat Gaib

islamicarchitecturalheritage.com

Sama seperti salat jenazah, salat gaib dilakukan dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud. Untuk pelaksanaan salat gaib, berikut tata cara melaksanakannya:

  • Berdiri bila mampu

Jika salat lima waktu dilakukan mulai berdiri, rukuk, sujud, hingga duduk, salat jenazah dilakukan hanya dengan berdiri, tanpa rukuk dan sujud.

Namun demikian, Allah memudahkan siapa pun yang tak mampu berdiri (karena sakit, cacat, atau karena hal lain) agar bisa melaksanakan salat dengan posisi duduk, tidur, atau disesuaikan dengan cara yang mampu dilakukannya.

Jika melakukan salat gaib secara jamaah, maka imam disunahkan maju di depan para makmum. Akan tetapi, jika para makmum tidak mendapatkan tempat yang cukup, boleh bagi mereka untuk berbaris di sebelah kanan atau kiri imam.

  • Niat

Niat dilakukan sebaiknya diucapkan dalam hati dengan sepenuh hati. Bacaan niat sendiri juga ada yang memperbolehkan tidak dilafalkan karena pada dasarnya, niat itu datangnya dari dalam diri.

Niat disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah dan namanya. Untuk jenazah laki-laki, bacaan niat salat gaibnya sebagai berikut:

اُصَلِى عَلىَ المَيِّتِ اْلغَائِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى

Ushallî ‘alâ mayyiti (sebutkan nama jenazah) al-ghâ-ibi arba’a takbîrâtin fardhal kifayâti imâman / ma’mûman lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Saya berniat melakukan salat jenazah (sebutkan nama jenazah) yang ada di tempat lain, empat takbir dengan hukum fardhu kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

  • Takbir pertama, kemudian membaca surat Al-Fatihah

Setelah takbir pertama yang merupakan takbiratul ihram, selanjutnya adalah membaca surat Al-Fatihah yang didahului dengan bacaan Ta’awudz.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ َصِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّي

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lilla hi rabbil 'alamiin. Ar rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim waladh-dhaalliin.

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepadanya, bukan (jalan) mereka yang Engkau murkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

  • Takbir kedua, kemudian membaca selawat nabi

Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan lagi bacaan takbir dan kemudian membaca selawat nabi sebagaimana bacaan dalam Tasyahud dalam salat lima waktu.

.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama shallaita 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid. Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad kama barakta 'ala Ibrahim wa 'ala ali Ibrahim innaka hamid majid.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana yang Engkau limpahkan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana yang Engkau berikan kepada Ibrahim dan keluara Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Atau diperbolehkan juga untuk menyingkat bacaannya dengan sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

Allohumma solli 'alaa Muhammad.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah selawat kepada Muhammad.”

  • Takbir ketiga, kemudian mendoakan jenazah

Hal yang dilakukan selanjutnya setelah takbir ketiga adalah membaca doa untuk jenazah. Adapun doa ini mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW, disesuaikan dengan jenis kelaminnya. Doa untuk jenazah laki-laki adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمهُ وعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ، وَنَقِّهِ مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِنْ زَوْجِهِ ، وَ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allahummagfir lahû warhamhû wa’fu ‘anhû. Wa naqqihi minal khathâyâ kamâ yunaqqast tsaubul abyadhu minad danas. Wa abdilhu dâran khairan min dârihî. Wa ahlan khairan min ahlihî wa zaujan khairan min zaujihî. Wa adkhilhul jannata wa a’idh humin ‘adhabil qabri wamin ‘adha bin naar.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah ia, sayangilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran. Ganti rumahnya (di dunia) dengan rumah yang lebih baik (di akhirat) serta gantilah keluarganya di dunia dengan keluarga yang lebih baik, dan istri di dunia dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam jannah (surga) dan lindungilah ia dari siksa kubur.”

  • Takbir keempat, lalu salam

Setelah takbir keempat, hendaknya jemaah salat diam sejenak sebelum kemudian mengucapkan salam satu kali ke arah kanan berdasarkan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Diperbolehkan juga untuk menambah salam yang kedua ke arah kiri.

Itu dia perbedaan salat gaib dan salat jenazah. Semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat, ya. 

Baca juga:

The Latest