TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Apakah Normal Mengalami Post Holiday Blues? Merasa Lesu Pasca Liburan

Post holiday blues dapat menyebabkan kamu tidak semangat bekerja

Pexels/Andrea Piacquadio

Post holiday blues, sebagai ungkapan yang merujuk pada suasana hati yang kurang menggembirakan setelah berakhirnya masa liburan, memang seringkali menjadi tantangan psikologis bagi banyak orang.

Setelah menikmati momen-momen yang menyenangkan selama liburan, kembali ke rutinitas sehari-hari seringkali diiringi oleh perasaan tidak menyenangkan dan kurang semangat.

Kondisi ini dapat memicu ketidakfokusan dalam menjalani aktivitas seperti biasanya, sehingga membuat penyesuaian kembali ke kehidupan sehari-hari terasa lebih sulit.

Terlebih lagi, perasaan ini bisa semakin diperparah oleh adanya perbandingan antara pengalaman liburan yang penuh keceriaan dengan rutinitas harian yang mungkin dirasa monoton.

Berikut Popmama.com akan membahas tentang apakah normal mengalami post holiday blues?

1. Kelesuan pasca liburan yang menyenangkan

Pexels/Andrea Piacquadio

Dalam pandangan Melissa Weinberg, seorang ahli psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Deakin, post holiday blues atau kelesuan pasca liburan dapat diartikan sebagai suatu fenomena yang mencerminkan dinamika emosional setelah kita melalui beberapa minggu penuh kebahagiaan dan kesenangan selama liburan.

Dalam esensinya, setelah periode yang penuh dengan momen menyenangkan, seseorang seringkali mengalami peralihan emosional yang melibatkan rasa kelesuan atau ketidakberdayaan.

Fenomena ini dapat terkait dengan kembalinya ke rutinitas sehari-hari setelah masa liburan yang menggembirakan, yang seringkali menimbulkan perasaan kontras dan penyesuaian emosional.

Melalui perspektif psikologis ini, Weinberg membantu kita memahami bahwa kelesuan pasca liburan bukanlah sekadar rasa malas, melainkan respons alami dari psikologi kita terhadap perubahan suasana hidup yang intens.

2. Timbulnya perasaan negatif setelah liburan

Pexels/Andrew Neel

Timbulnya perasaan negatif dan kurang menyenangkan setelah liburan dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari rasa sepi, sedih, kecewa, hingga kelelahan dan kurang semangat saat harus kembali ke rutinitas harian yang ada sebelum masa liburan.

Fenomena ini dapat dirasakan oleh siapa pun dan umumnya bersifat sementara, hanya berlangsung selama beberapa hari setelah berakhirnya liburan.

Perasaan ini dipicu oleh kegiatan yang dilakukan selama liburan yang melibatkan emosi menyenangkan. Namun, ketika liburan berakhir, dapat memicu munculnya emosi negatif.

Dengan demikian, pemahaman mendalam ini memberikan wawasan baru tentang dinamika psikologis yang terlibat dalam pasca liburan dan bagaimana pengaruh hormon dapat memainkan peran kunci dalam perubahan suasana hati.

3. Gejala post holiday blues

Pexels/Andrea Piacquadio

Gejala post holiday blues, seperti yang dilaporkan oleh Medical News Today, mencakup beberapa tanda yang mungkin muncul, seperti merasakan kecemasan yang samar-samar, mudah merasa marah, merindukan momen liburan, mengalami kesulitan tidur, serta merasa tidak nyaman atau cemas.

Meskipun gejala ini umumnya akan mengalami perbaikan dalam beberapa hari, penting untuk dicatat bahwa jika gejala tersebut semakin memburuk atau berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dapat mengganggu performa dalam pekerjaan atau pembelajaran, serta berinteraksi dengan orang lain.

Sehingga, pemahaman terhadap gejala ini menjadi kunci dalam mengelola dampak pasca liburan secara efektif.

4. Cara mengatasi post holiday blues

Pexels/Marcus Aurelius

Untuk mengatasi post holiday blues, ada beberapa cara yang bisa dicoba. Pertama, mulailah dengan melakukan aktivitas ringan dan tingkatkan intensitas secara bertahap untuk menghindari kelelahan.

Pastikan untuk mendapatkan cukup tidur di malam hari dan mengonsumsi makanan yang sehat. Rutin melakukan olahraga juga dapat membantu menjaga keseimbangan emosional. Tetap berkomunikasi dengan orang-orang yang ditemui selama liburan dapat meningkatkan perasaan nyaman dan terhubung kembali dengan rutinitas sehari-hari.

Mengatur jadwal atau merencanakan liburan selanjutnya, termasuk mencoba hal-hal baru, dapat membantu memandang masa depan dengan antusiasme. Mengetahui apa itu post holiday blues penting karena kondisi ini dapat memicu depresi, dan jika gejalanya tidak membaik, disarankan untuk mencari bantuan medis. Selalu penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan mencari dukungan jika diperlukan.

Dalam menangani post holiday blues, perlu diingat bahwa perubahan suasana dari liburan kembali ke rutinitas harian bisa menimbulkan tantangan emosional.

Namun, dengan memahami gejala dan menerapkan strategi mengatasi, seperti menjaga kesehatan fisik dan mental, tetap terhubung sosial, dan merencanakan aktivitas positif, kita dapat melangkah maju dengan lebih mantap.

Bagi yang merasa kesulitan mengatasi dampak post holiday blues, penting untuk mencari dukungan dan bantuan profesional. Semakin kita terbuka terhadap perasaan dan mengambil langkah-langkah proaktif, semakin mungkin kita dapat menghadapi transisi dari liburan ke kehidupan sehari-hari dengan keseimbangan dan kesejahteraan.

Ingatlah, kesadaran terhadap kesejahteraan mental adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih positif dan produktif.

Itulah apakah normal mengalami post holiday blues? Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest