TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

IMGS 2022: Apa Arti Healing yang Sebenarnya?

Banyak dibicarakan oleh orang-orang, apa arti healing yang sebenarnya?

Pexels/Jill Wellington

Rangkaian acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit (IMGS) 2022 telah sukses dilaksanakan. Acara yang berlangsung selama dua hari di The Tribrata Jakarta tersebut menghadirkan berbagai sesi menarik yang pastinya punya insight yang sangat mendalam.

Di hari kedua pelaksanaan IMGS, pada Jumat (30/9/2022), healing menjadi salah satu topik menarik yang dibahas dalam sesi yang digelar.

Dilaksanakan di panggung 'Future is Female' by Popbela, Nina Moran, seorang praktisi kesehatan mental, dan Anastasia Satriyo selaku founder @RelasiDiri membagikan pandangan tentang arti healing yang sebenarnya.

Bagi yang ingin mengetahui arti dari healing, kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya secara lebih detail.

Yuk, disimak!

Apa Makna yang Sebenarnya dari Healing?

IDN Media/Herka Yanis Pangaribowo

Baik Nina maupun Anas, keduanya sama-sama memiliki pandangan tentang makna dari healing. Pandangan tersebut dijelaskan secara jelas oleh keduanya kepada para peserta yang hadir dalam IMGS.

Bagi Nina, healing adalah proses untuk mengingat kembali diri sendiri yang seutuhnya. Ia menyebut bahwa seseorang bisa lupa makna utuh setelah melewati berbagai kondisi diri sejak lahir hingga sekarang.

"Kalau buat saya sendiri, healing itu proses mengingat kembali diri kita yang seutuhnya. Jadi, karena kita sejak lahir dengan conditioning, dengan didikan, akhirnya kita lupa bahwa sebenarnya kita ini utuh. Jadi, proses healing adalah proses mengingat kembali bahwa kita itu sebenarnya sudah utuh," tutur Nina saat sesi “Healing sampai Hilang” and Other Misused Term That Hurts Mental Wellness. 

Sementara itu menurut Anas dalam bahasa yang sederhana, healing merupakan proses yang bergerak menuju keutuhan diri. Menurutnya, ada banyak jalan yang ditempuh untuk menuju keutuhan diri dalam proses tersebut.

Kesehatan Mental Bisa Dideteksi Tanpa Harus Menunggu Sakit

IDN Media/Herka Yanis Pangaribowo

Healing memang selama ini kerap dilakukan di saat sedang mengalami stres atau masalah kesehatan mental. Menurut Anas, untuk mengetahui seseorang sedang alami masalah kesehatan mental bisa dideteksi tanpa harus menunggu sampai sakit.

Ia menambahkan ciri masalah kesehatan mental dan kesehatan fisik hampir mirip, di mana ada frekuensi, intensitas dan durasi.

"Kalau di kesehatan fisik kan kita butuh buang air, tapi kalau frekuensi intensitas durasi buang airnya berlebihan, mungkin kita diare, dan kalau udah diare kita tidak bisa sendiri dan harus ke UGD. Mindset yang sama, logika yang sama, kita pakai untuk kesehatan mental dan emosi," ujar Anas.

Menurut Anas, seseorang boleh saja untuk menangis. Namun, jika frekuensinya sudah terlalu intens dan tanpa ada alasan, butuh bantuan profesional untuk atasi hal tersebut.

Untuk mengetahui hal ini, tentu dibutuhkan adanya kesadaran diri. Jika seseorang sudah aware, dia tentu akan menyadarinya sendiri dan tahu solusi yang diperlukan untuk atasi masalah tersebut.

Berdoa Saja Tak Cukup untuk Memproses Emosi dan Pemulihan Diri

Freepik/jcomp

Untuk memproses emosi dan pemulihan diri, seseorang tentu memerlukan berbagai usaha ekstra yang harus ditempuh.

Menurut Anas, berdoa saja tak cukup untuk hal tersebut. Ia menuturkan ada berbagai metode yang tentu harus dijalani dan ditempuh oleh seseorang untuk mengeluarkan emosi yang tersimpan dalam tubuh.

"Jadi, ini juga mindset yang bisa kita kenalkan ke orang-orang, kalau mereka bilang kenapa harus menggunakan beragam metode, pergi ke profesional untuk memproses emosi 'kan tinggal berdoa doang, tapi kita masih hidup di dunia manusia, bukan spirit doang," jelas Anas.

Itulah rangkuman informasi tentang arti healing yang sebenarnya. Hadirnya informasi ini tentu menjadi suatu wawasan baru bagi Mama yang belum mengetahui dengan jelas arti dari healing.

Semoga informasi kali ini bermanfaat, ya. 

Baca juga:

The Latest