TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Ada 18 Kasus Hepatitis Akut di Indonesia, Tujuh Orang Meninggal

Kasus hepatitis akut yang bertambah kian mengkhawatirkan masyarakat

Freepik/kjpargeter

Jumlah kasus kematian pasien hepatitis kembali bertambah. Kementerian Kesehatan memaparkan, tujuh dari 18 pasien yang terduga mengidap hepatitis akut meninggal. Sementara sebelas lainnya masih dalam perawatan.

“Sebanyak tujuh dari 18 pasien diduga hepatitis akut dinyatakan meninggal, namun saat ini masih belum dipastikan apakah meninggal karena penyakit hepatitis akut atau ada faktor lainnya,” ucap Mohammad Syahril, juru bicara Kementerian Kesehatan sekaligus Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta.

Syahril mengatakan, dari tujuh pasien yang meninggal, sebagian merupakan anak-anak dan datang dalam kondisi yang terlambat. Ketujuh korban tersebut negatif Covid-19.

"Sehingga ditingkat rumah sakit sudah tidak bisa memberikan pertolongan lanjut untuk kasus yang lanjut ini," ujarnya.

Situasi penyakit misterius hepatitis yang berkembang membuat tim kesehatan bekerja ekstra keras, ditambah dengan masih adanya sebagian kasus Covid-19. Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi lainnya.

1. Gejala parah pasien hepatitis akut

Pexels/Cdc-library

Syahril mengungkapkan bahwa gejala pada pasien hepatitis akut yaitu demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.

Apabila masyarakat memiliki gejala tersebut, ia menyarankan untuk mengunjungi rumah sakit terdekat agar mendapat penanganan lebih lanjut.

"Kita mengingatkan agar masyarakat lebih peduli terhadap kejadian ini karena kejadiannya cepat sekali, maka kita tidak boleh menunda sampai ada gejala-gejala yang berat, jangan menunggu sampai mata atau kulit kuning, sampai tidak sadar dan kejang-kejang, tapi mulai dari gejala awal seperti mual, muntah atau diare harus segera ditangani agar tidak berlanjut ke gejala yang lebih berat,” ujar Syahril saat konferensi pers Update Perkembangan Hepatitis Akut di Indonesia, Sabtu (14/5/2022).

2. Kasus hepatitis akut tersebar di beberapa wilayah Indonesia

Freepik.com/pikisuperstar

Menurut data dari Kemenkes, 18 dugaan kasus hepatitis akut tersebar di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.

"Paling banyak di DKI Jakarta dengan 12 kasus," ucap Syahril.

Kementerian Kesehatan mengungkapkan, Dari 18 kasus tersebut sebanyak sembilan kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable.

Kemudian, tujuh kasus discarded ditemukan penyakit lainnya seperti Hepatitis A (satu orang), Hepatitis B (satu orang), Tifoid (satu orang), DBD (dua orang) dan dua lainnya berusia lebih dari 16 tahun.

"Dari 18 kasus, sembilan laki-laki, delapan perempuan dan satu masih proses verifikasi. Dengan usia yang paling banyak adalah lima sampai sembilan tahun ada enam orang. Kemudian diatas 15-20 tahun ada empat orang," kata Syahril.

3. Penanganan oleh Kemenkes

Freepik/jcomp

Agar kasus hepatitis akut tersebut dapat ditangani dengan cepat, Syahril mengatakan Kemenkes telah membentuk tim Satgas Penanganan Hepatitis Akut. Penanganan tersebut dibantuk oleh para ahli dan pakar sebagai langkah penanganan hepatitis akut.

"Sebagai contoh ada sudah ada pedoman pengobatan dan perawatan dari ikatan dokter anak Indonesia dan IDI, termasuk juga langkah pemeriksa laboratorium," tambahnya

Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait juga sedang berupaya untuk menyelidiki dengan menganalisis patogen dengan menggunakan Whole Genome Sequencing (WGS) agar memastikan keterkaitan dengan hepatitis akut.

Itulah beberapa informasi mengenai bertambahnya kasus hepatitis akut yang berjumlah 18 orang, dengan tujuh di antaranya meninggal.

Baca juga:

The Latest