TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

4 Jenis Diet Paling Populer, Mana yang Cocok untuk Orang Indonesia?

Sudah pernah coba keempatnya?

Freepik

Mengatur gaya hidup dan menjaga pola makan agar seimbang merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya sindrom metabolik di kemudian hari.

Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.

Kondisi ini membuat penderitanya berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, stroke, hingga diabetes.

Kini, sindrom metabolik tak hanya dirasakan oleh orang yang sudah berumur saja, remaja dan anak-anak yang gaya hidupnya tak terkontrol pun bisa mengalaminya.

Oleh karena itu, selain mengatur pola makan, olahraga pun perlu dilakukan. Olahraga kardio dengan intensitas sedang selama 30 menit setiap 5x seminggu, atau kardio dengan intensitas tinggi setiap 3x seminggu, hingga angkat beban dengan intensitas sedang-tinggi setiap 2x seminggu merupakan beberapa rekomendasi olahraga yang perlu dilakukan oleh orang dewasa.

Lantas bagaimana dengan pola makan sebagai aturan dietnya?

Ditemui secara langsung di acara talkshow NutriClass: Discovering the Trending Diet, berikut Popmama.com telah merangkum 4 jenis diet paling populer dan yang paling cocok untuk orang Indonesia menurut Moch. Adlis Ruslialdi, SKM, CNWC, Certified Nutrition & Wellness Consultant, Nutrifood.

1. MyPlate Diet

choosemyplate-prod.azureedge.net/

MyPlate Diet adalah jenis diet yang dianut oleh orang-orang Amerika. Dilansir dari choosemyplate.gov, MyPlate Diet berfokus pada variasi makanan, jumlah, dan nutrisi.

Selain itu, MyPlate diet juga merekomendasikan untuk selalu mengonsumsi makanan dan minuman dengan sedikit lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa jenis makanan yang harus dikonsumsi menurut MyPlate Diet:

  • Sayur-sayuran
  • Buah-buahan
  • Biji-bijian
  • Sumber protein
  • Susu

Perlu diketahui, MyPlate Diet merupakan salah satu jenis diet yang cocok untuk diterapkan oleh masyarakat Indonesia.

Pasalnya, segala jenis nutrisi dan vitamin sudah bisa didapatkan dalam sepiring makanan yang direkomendasikan oleh MyPlate Diet. 

2. Flexitarian Diet

i.pinimg.com

Menurut Moch. Adlis Ruslialdi, SKM, CNWC, Certified Nutrition & Wellness Consultant, Nutrifood, diet yang satu ini baru ditemukan di tahun 2017 oleh nutrisionis Eropa.

Flexitarian Diet ini kemudian dikembangkan seiring dengan isu global warming yang marak beberapa tahun terakhir.

Selain menyehatkan tubuh, diet yang satu ini juga bisa menyelamatkan bumi dari global warming akibat konsumsi daging-dagingan.

Jenis diet yang satu ini juga bisa dikatakan sebagai semi-vegetarian diet, karena makanan yang dikonsumsi harus didominasi oleh makanan berbahan dasar nabati.

Dilansir dari bbcgoodfood.com, Flexitarian Diet adalah pola makan yang didominasi oleh asupan makanan nabati tanpa sepenuhnya menghilangkan daging.

Makanan nabati ini termasuk lentil, kacang-kacangan, kacang polong, kacang-kacangan, biji-bijian, dan semua sumber protein yang sangat baik. 

3. Mediteranian Diet

unh.edu

Selanjutnya adalah Mediteranian Diet. Jenis diet yang satu ini pertama kali muncul di sekitaran Yunani dan Eropa.

Sebagai sumber protein utama, Mediteranian Diet lebih banyak mengonsumsi ikan dan makanan laut. Sedangkan karbohidrat yangn direkomendasikan adalah whole grain, gandum, dan oat.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa jenis makanan yang direkomendasikan oleh Mediteranian Diet:

  • Sayur-sayuran berupa tomat, brokoli, kangkung, bayam, bawang, kembang kol, wortel, kubis Brussel, dan mentimun.
  • Buah-buahan berupa apel, pisang, jeruk, pir, stroberi, anggur, kurma, ara, melon, dan persik.
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian berupa almond, kenari, kacang macadamia, hazelnut, kacang mede, biji bunga matahari, dan biji labu.
  • Kacang polong berupa kacang, kacang polong, lentil, kacang-kacangan, kacang, dan buncis.
  • Umbi-umbian berupa kentang, ubi, lobak, dan ubi.
  • Biji-bijian utuh berupa gandum utuh, beras merah, gandum hitam, gandum, jagung, gandum, gandum, roti gandum dan pasta.
  • Ikan dan makanan laut seperti salmon, sarden, trout, tuna, mackerel, udang, tiram, kerang, kepiting, dan kerang.
  • Ayam, bebek, dan kalkun.
  • Telur ayam, puyuh dan bebek.
  • Susu, keju, yogurt, dan yogurt Yunani.

4. Isi Piringku

p2ptmkemkes.go.id

Bila sebelumnya di Indonesia kita diwajibkan untuk menerapkan asupan makan Empat Sehat Lima Sempurna, namun saat ini konsep itu sudah berganti, menjadi Isi Piringku.

Isi Piringku adalah program untuk memahamai seperti apa porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Porsi Isi Piringku terdiri dari makanan pokok, yakni sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dan 1/2 piring.

Setelah itu, dilengkapi lauk pauk sebanyak 1/3 porsi dan 1/2 porsi. Lalu, setengah piring lainnya diisi dengan proporsi sayur-sayuran seukuran 2/3 porsi, dan buah-buahan 1/3 porsi.

Dari konsep prosi Isi Piringku ini, tidak hanya membuat perut terasa kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.

Hal ini tengah gencar dikomunikasikan oleh pemerintah terkait, termasuk dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Lembaga ini tengah sibuk mensosialisasikan konsep baru pola makan untuk menghindari stunting atau kurang gizi di tengah masyarakat.

Pemerintah berharap, dengan memperhatikan Isi Piringku, dapat mencegah terjadinya stunting.

Selain menerapkan Isi Piringku, pemerintah juga menggalakan aturan pemakaian Gula, Garam, dan Lemak (GGL). Untuk lebih jelas, berikut aturan penggunaannya:

  • Gula 50gr setara dengan 4 sdm
  • Gram 5gr setara dengan 1 sdt
  • Minyak 67gr setara dengan 5 sdm

Menurut Adlis, jenis diet inilah yang paling cocok dengan masyarakat Indonesia, karena jenis makanan dan gizinya sudah disesuaikan dengan selera serta kebutuhan masyarakat Indonesia.

Nah, itulah beberapa jenis diet terpopuler dan yang paling cocok untuk diterapkan oleh orang Indonesia.

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

The Latest