TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menalak Istri saat sedang Nifas dan Haid, Bagaimana Hukumnya?

Ini dia hukum menalak instri saat nifas dan haid

Pexels/cottonbro

Dalam islam semua yang dilakukan harus ada dasarnya. Seperti ketika talak atau menceraikan istri, tidak boleh serampangan.

Ada kondisi tertentu dimana suami dilarang dan haram menceraikan istrinya, seperti yang akan Popmama.com bahas, yakni saat istri dalam keadaan haid dan nifas.

Begitu juga menceraikan istri ketika ia sedang nifas atau keluar darah usai melahirkan selama hampir puluh hari lamanya.

Penasaran, bagaimana hukumnya? Simak terus artikel berikut!

Haram Hukumnya Menalak Istri saat sesang Nifas

Freepik

Dilansir dari Bincang Syariah, Menurut banyak ulama, menceraikan istri dalam keadaan sedang nifas, hukumnya adalah haram. Oleh karena itu, jika suami menjatuhkan talak kepada istrinya yang masih dalam kondisi nifas, maka ia berdosa. 

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut;

فإذا أوقع الزوج الطلاق في حال الحيض أو النفاس، أو في طهر جامعها فيه، كان الطلاق عند الجمهور حراماَ شرعاً وعند الحنفية مكروهاً تحريمياً، وهو المسمى طلاقاً بدعيا   واقتصر المالكية على القول بتحريم الطلاق في الحيض اوالنفاس ويكره في غيرهما

Jika seorang suami menjatuhkan talak kepada istrinya yang sedang dalam keadaan haid, nifas, atau suci tetapi ia telah menyetubuhinya, maka menurut kebanyakan ulama talaknya haram secara syariat

Menurut ulama Hanafiyah hukumnya adalah makruh tahrim atau merupakan perbuatan terlarang yang ditetapkan oleh dalil yang mengandung multitafsir, dan ini yang juga disebut sebagai talak bid’ah. 

Ulama Malikiyah hanya mencukupkan keharaman talak pada saat istri dalam keadaan haid dan nifas saja, sementara selain dua keadaan tersebut dihukumkan makruh.

Pertentangan Sah dan Tidak Sah Menalak Istri saat Dirinya sedang Nifas

Freepik/master1305

Meski haram menalak istri ketika dalam keadaan sedang nifas, namun menurut kebanyakan ulama, talaknya tersebut sah. 

Sementara menurut Ibnu Taimiyah, Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah, ulama Dzahiriyah dan ulama Syiah Imamiyah, menceraikan istri ketika dalam keadaan nifas hukumnya haram sekaligus talaknya tidak sah.

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut;

يقع الطلاق باتفاق المذاهب الاربعة في حال الحيض او في حال الطهر الذي جامع الرجل امراته فيه….وقال الشيعة الامامية والظاهرة وابن تيمية وابن القيم: يحرم الطلاق في اثناء الحيض والنفاس او في طهر وطئ الرجل زوجته فيه ولا ينفذ هذا الطلاق البدعي

Talak jatuh dengan kesepakatan ulama empat madzhab ketika istri sedang haid, atau dalam keadaan suci tetapi suami telah menyetubuhinya. Ulama Syiah Imamiyah, ulama Dzahiriyah, Ibnu Taimiyah, dan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa haram talak saat haid, nifas dan suci namun suaminya telah menyetubuhinya, dan talak semacam ini (talak bid’i) tidak jatuh talak.

Jadi sudah jelaskah kah mengenai hukum ditalak dalam keadaan nifas. Semoga penjelasan ini dapat mencerahkanmu dalam berumah tangga secara islam ya Ma. 

Baca juga:

The Latest