TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER) pada Ibu Menyusui, Apa Itu?

Ini merupakan kondisi munculnya perasaan negatif sebelum reflek let-down keluar

Pexels/ALINA MATVEYCHEVA

Selama menjadi ibu baru, Mama pasti akan merasa senang dengan kehadiran buah hati. Perjalanan selama sembilan bulan mengandung akhirnya terlewati dan si Kecil telah terlahir ke dunia.

Proses mengASIhi bayi baru lahir pun seringkali dianggap sebagai momen menenangkan sekaligus penuh tantangan. Salah satunya ketika Mama mengalami Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER).

Ini merupakan perasaan negatif yang dirasakan seorang ibu selama menyusui bayinya. Jadi, momen menyusui yang terasa hangat dan bahagia justru dirasa sebagai pengalaman penuh tekanan sebelum ASI keluar.

Ketika Mama merasakan hal ini, tidak perlu panik karena beberapa ibu menyusui memang bisa mengalami Dysohoric Milk Ejection Reflex (D-MER).

Lebih lanjut, berikut penjelasan seputar D-MER yang telah Popmama.comrangkum dari berbagai sumber.

Apa Itu Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER)?

Pexels/Sarah Chai

Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER) merupakan suatu kondisi ibu menyusui yang mengalami perasaan negatif selama beberapa detik sebelum refleks let-down mereka. Hal ini bisa terjadi saat Mama menyusui atau memerah ASI, dan juga bisa terjadi jika payudara mengecil saat sedang tidak menyusui.

D-MER adalah kondisi yang berbeda dengan Postnatal Depression (PND) atau gangguan kecemasan setelah melahirkan. D-MER hanya berkaitkan dengan emosi negatif yang terjadi dengan refleks let-down.

Hingga saat ini, penyebab Dysphoric Milk Ejection Reflex belum diketahui pasti. Namun, ada teori yang menyebutkan bahwa (D-MER) mungkin terjadi sebagai akibat dari aktivitas hormon dopamin yang tidak tepat, ketika refleks let-down dipicu untuk mengeluarkan ASI.

Gejala Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER)

Unsplash/Alexander Grey

Seorang ibu yang mengalami D-MER menggambarkan bahwa gejalanya datang tiba-tiba, seperti gelombang, tepatnya beberapa detik setelah mereka memulai sesi menyusui atau memompa ASI.

Dalam hal ini, Mama mungkin mengalami perasaan negatif mirip roller coaster seperti kesedihan, kegelisahan, kemarahan, panik dan, dalam beberapa kasus, depresi berat atau kecemasan.

Perasaan tersebut bisa muncul dan hilang dengan cepat, misalnya hanya berlangsung selama 10 menit. Gejalanya pun beragam pada setiap ibu menyusui. Bisa hanya berupa gejala ringan, dapat juga meliputi perasaan negatif yang sangat parah.

Cara Mengatasi Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER)

Pexels/Sarah Chai

Ketika ibu menyusui mengalami hal ini, atau bahkan Mama sendiri yang merasakannya, jangan berusaha untuk melawannya. Perasaan negatif selama menyusui yang muncul dan hilang tiba-tiba ini cukup umum pada beberapa ibu menyusui lainnya.

Sayangnya, belum ada pengobatan pasti untuk mengatasi D-MER. Meski begitu, biasanya kondisi ini tidak berlangsung terlalu lama pada ibu menyusui.

Bagi Mama yang sedang merasakannya, mungkin bisa mencoba beberapa cara mudah agar gejalanya bisa berkurang.

Misalnya dengan melakukan skin-to-skin contact lebih lama dengan si Kecil sehingga Mama dapat merasakan perasaan positif lebih banyak saat proses menyusui. Jadi, detak jantung dan kadar kortisol lebih stabil sehingga gejolak emosi negatif dapat berkurang/dicegah.

Selama proses menyusui, Mama juga bisa meminta pasangan untuk memijat bagian pundak. Dengan adanya kontak fisik yang terasa nyaman, Mama bisa melewati proses menyusui secara lebih tenang.

Selain itu, cobalah kurangi pemicu stres dengan melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh jadi lebih rileks. Contohnya dengan latihan pernapasan dalam, teknik meditasi, dan merendam kaki dengan air hangat.

Jangan lupa untuk minta dukungan dari orang-orang terdekat agar Mama bisa melewati masa menyusui dengan lebih nyaman. Jika ada hal lain yang terasa menganggu dan tidak bisa diatasi sendiri, jangan ragu juga untuk meminta bantuan profesional, ya.

Baca juga:

The Latest