Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik/shurkin_son
Freepik/shurkin_son

Saat anak jatuh sakit, wajar jika orangtua merasa cemas dan ingin memberikan perawatan yang terbaik agar anak cepat sembuh. Salah satu penyakit yang paling sering dialami anak-anak adalah batuk dan pilek.

Kondisi ini sering membuat anak jadi rewel dan kehilangan nafsu makan. Tak sedikit orangtua yang percaya bahwa anak yang sedang batuk pilek tidak boleh diberikan susu, khususnya saat malam hari.

Lantas, benarkah anak batuk pilek tidak boleh diberi susu di malam hari? Berikut Popmama.com sudah siapkan informasinya. Yuk, disimak!

Benarkah Anak Batuk Pilek Tidak Boleh Diberi Susu di Malam Hari?

Freepik/jcomp

Saat anak sedang sakit dan nafsu makannya menurun, mereka cenderung hanya ingin minum susu. Namun, ada anggapan bahwa memberikan susu di malam hari saat anak batuk pilek bisa memperburuk kondisinya.

Menanggapi hal ini, dr. Miza Afrizal Sp.A melalui akun Instagram @mizaafrizal menjelaskan bahwa susu tidak memperburuk batuk pilek, kecuali jika anak memiliki alergi terhadap susu.

"Campuran susu dengan saliva bisa menimbulkan sensasi lendir, namun ini bukan berarti batuk anak makin parah," jelas Dokter Mirza.

Jika anak yang sedang batuk tetap perlu minum susu sebelum tidur, Mama bisa memberikan air putih setelahnya agar sisa susu terbilas dan tenggorokan terasa lebih lega.

Jadi, selama si Kecil tidak punya alergi, memberikan susu di malam hari saat ia batuk tetap diperbolehkan, Ma.

Apa Penyebab Batuk Pilek pada Anak?

Freepik

Batuk adalah cara alami tubuh untuk membersihkan saluran napas dari kotoran atau kuman yang bisa menyebabkan infeksi. Sementara itu, pilek biasanya muncul akibat infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. 

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh virus, seperti rhinovirus, yang menyerang bagian hidung dan tenggorokan. Selain rhinovirus, virus lain seperti coronavirus, adenovirus, dan influenza juga bisa memicu batuk pilek. Penularannya terjadi melalui percikan air liur saat orang batuk atau bersin, maupun lewat sentuhan dengan benda yang sudah terkontaminasi.

Cara Meredakan Batuk Pilek pada Anak

Freepik

  • Pastikan Anak Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup membantu tubuh bayi melawan virus dan bakteri penyebab batuk pilek. Saat tidur, sistem imun bekerja lebih optimal, jadi pastikan bayi memiliki waktu tidur yang cukup agar proses pemulihannya lebih cepat.

  • Beri ASI secara Rutin

Cara pertama mengatasi batuk pilek pada bayi adalah dengan meningkatkan frekuensi pemberian ASI eksklusif. ASI mengandung nutrisi yang dapat memperkuat sistem imun bayi sehingga tubuhnya lebih mampu melawan infeksi, termasuk flu dan batuk. 

Selain itu, menyusui juga membantu mengencerkan lendir dan meredakan rasa gatal di tenggorokan si Kecil.

  • Berikan Minum Air Hangat

Apabila si Kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan, air hangat dapat membantu meredakan gejala pilek dan nyeri tenggorokan. Namun, hindari mencampur madu dalam minuman jika anak belum berusia 1 tahun, karena berisiko menyebabkan botulisme.

  • Uap Hangat untuk Melegakan Pernapasan

Menghirup uap hangat bisa menjadi solusi meredakan batuk pilek pada bayi. Uap hangat membantu membuka saluran pernapasan dan mempermudah lendir keluar dari hidung. 

Pastikan suhu uap tidak terlalu panas, agar tidak membuat kulit bayi iritasi. Selain itu, mandi dengan air hangat juga bisa membantu melegakan napas bayi.

  • Gunakan Semprotan Hidung

Semprotan hidung (nasal spray) yang mengandung larutan garam steril (saline) bisa membantu mengencerkan lendir yang menyumbat hidung bayi. 

Cukup teteskan 2–3 tetes saline ke dalam hidung bayi yang sedang telentang, diamkan selama 30 detik, dan lendir biasanya akan keluar ketika bayi bersin atau batuk. Setelah itu, bersihkan hidung bayi dengan lembut.

Batuk dan pilek pada anak umumnya membaik dalam beberapa hari hingga satu minggu. Namun, jika gejala tak kunjung mereda setelah lebih dari tujuh hari, atau justru semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma!

Editorial Team