Istirahat yang cukup membantu tubuh bayi melawan virus dan bakteri penyebab batuk pilek. Saat tidur, sistem imun bekerja lebih optimal, jadi pastikan bayi memiliki waktu tidur yang cukup agar proses pemulihannya lebih cepat.
Cara pertama mengatasi batuk pilek pada bayi adalah dengan meningkatkan frekuensi pemberian ASI eksklusif. ASI mengandung nutrisi yang dapat memperkuat sistem imun bayi sehingga tubuhnya lebih mampu melawan infeksi, termasuk flu dan batuk.
Selain itu, menyusui juga membantu mengencerkan lendir dan meredakan rasa gatal di tenggorokan si Kecil.
Apabila si Kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan, air hangat dapat membantu meredakan gejala pilek dan nyeri tenggorokan. Namun, hindari mencampur madu dalam minuman jika anak belum berusia 1 tahun, karena berisiko menyebabkan botulisme.
Menghirup uap hangat bisa menjadi solusi meredakan batuk pilek pada bayi. Uap hangat membantu membuka saluran pernapasan dan mempermudah lendir keluar dari hidung.
Pastikan suhu uap tidak terlalu panas, agar tidak membuat kulit bayi iritasi. Selain itu, mandi dengan air hangat juga bisa membantu melegakan napas bayi.
Semprotan hidung (nasal spray) yang mengandung larutan garam steril (saline) bisa membantu mengencerkan lendir yang menyumbat hidung bayi.
Cukup teteskan 2–3 tetes saline ke dalam hidung bayi yang sedang telentang, diamkan selama 30 detik, dan lendir biasanya akan keluar ketika bayi bersin atau batuk. Setelah itu, bersihkan hidung bayi dengan lembut.
Batuk dan pilek pada anak umumnya membaik dalam beberapa hari hingga satu minggu. Namun, jika gejala tak kunjung mereda setelah lebih dari tujuh hari, atau justru semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma!