Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Anak Masih Batuk padahal Sudah Minum Obat dari Dokter?

Unsplash/Jackie Best
Unsplash/Jackie Best
Intinya sih...
  • Penyebab batuk pada anak-anak, termasuk virus, RSV, croup, dan pertusis.
  • Dampak batuk pada bayi, seperti kebutuhan tidur lebih banyak dan gejala lain yang perlu diperhatikan.
  • Cara mengobati batuk pada bayi tanpa menggunakan antibiotik dan obat-obatan tertentu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Batuk bisa membuat bayi stres, tetapi selama mereka menyusu dan bernapas dengan normal, biasanya mereka tidak perlu khawatir. Namun, menenangkan bayi yang batuk bisa jadi pekerjaan yang berat. Mama dan suami mungkin akan mengalami beberapa malam tanpa tidur hingga bayi membaik.

Tapi bila batuk bayi tidak kunjung sembuh, Mama tentu khawatir. Kenapa anak masih batuk padahal sudah minum obat dari dokter? Bila ini terjadi pada si Kecil, Popmama.com sudah merangkum informasinya khusus untuk Mama pada ulasan berikut ini.

Semoga bisa membantu, ya, Ma!

Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Apa Penyebab Batuk?

Sebagian besar batuk pada anak-anak disebabkan oleh virus, seperti salah satu dari banyak virus yang menyebabkan flu biasa. Bayi bisa terkena tujuh kali atau lebih pilek dalam tahun pertama mereka, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belajar cara melawan virus umum.

Bayi juga mungkin tertular virus corona, meskipun gejala virus corona jarang serius pada bayi dan anak-anak.

Selain virus, berikut ini adalah beberapa penyebab batuk yang paling umum pada bayi dan anak kecil:

  • Respiratory syncytial virus (RSV), virus umum yang menyebabkan infeksi dada. Dalam kebanyakan kasus, kondisinya tidak lebih parah daripada flu biasa. Namun, terkadang dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti bronkiolitis dan pneumonia.

  • Croup, infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada kotak suara dan saluran udara.

  • Batuk rejan (pertusis), infeksi bakteri pada tenggorokan dan saluran udara yang dapat sangat menular. Mendapatkan vaksinasi batuk rejan selama kehamilan dan mengikuti imunisasi bayi akan membantu melindunginya dari batuk rejan.

Batuk juga dapat disebabkan oleh hal-hal yang tidak menular, seperti asma.

Unsplash
Unsplash

Bagaimana Batuk akan Memengaruhi Bayi?

Mungkin sulit melihat si kecil batuk, dan suara yang dikeluarkannya mungkin membuat Mama khawatir, terutama saat pertama kali. Namun, batuk saja tidak akan membahayakan paru-paru bayi.

Mama mungkin memperhatikan bahwa si Kecil membutuhkan lebih banyak tidur daripada biasanya saat melawan virus, dan mereka tentu membutuhkan banyak cinta dan pelukan ekstra untuk membantu mereka merasa lebih baik.

Dalam beberapa kasus, bayi dapat batuk sangat keras hingga membuat diri mereka sakit. Meskipun ini mungkin sulit bagi Mama dan bayi, biasanya hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Meskipun demikian, ada baiknya membicarakannya dengan dokter, atau menemui dokter umum jika hal ini sering terjadi. Jika bayi terkena batuk pilek biasa, Mama mungkin juga memperhatikan gejala-gejala lain, seperti:

  • gelisah dan mudah tersinggung,
  • hidung berair atau tersumbat (kongesti),
  • bersin-bersin,
  • demam.
Pexels/Alisha Smith Watkins
Pexels/Alisha Smith Watkins

Bagaimana Cara Mengobati Batuk pada Bayi?

Kebanyakan batuk akan hilang dengan sendirinya, dan tidak memerlukan perawatan khusus. Batuk biasanya disebabkan oleh virus, yang berarti antibiotik tidak akan membantu. Sebaliknya, buat bayi senyaman mungkin sampai mereka membaik.

Saat bayi terkena batuk pilek, Mama dapat membantu membuatnya merasa lebih nyaman dengan:

  • Memastikan mereka cukup istirahat.
  • Menjaga asupan cairan mereka dengan menawarkan ASI tambahan. Jika mereka diberi susu formula, tawarkan lebih banyak air minum. Jika bayi berusia di bawah 6 bulan, rebus air dan biarkan dingin sebelum memberikannya kepada mereka.
  • Jika bayi demam dan tampak kesakitan, berikan mereka dosis parasetamol bayi atau ibuprofen bayi yang tepat. Bayi dapat mengonsumsi parasetamol bayi sejak usia 2 bulan jika ia lahir setelah 37 minggu dan beratnya lebih dari 4 kg. Bayi dapat mengonsumsi ibuprofen bayi jika ia berusia 3 bulan atau lebih, dan beratnya minimal 5 kg. diskusikan dulu dengan dokter, ya, Ma.
  • Jangan berikan obat batuk dan pilek yang dijual bebas, termasuk dekongestan, kepada bayi. Obat-obatan ini tidak cocok untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun karena berisiko menimbulkan efek samping, dan tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa obat-obatan ini dapat membantu meredakan gejala.
  • Hindari penggunaan bantal, bed cover, atau ganjalan untuk menyangga bayi di tempat tidurnya. Meskipun obat-obatan ini dapat sedikit meredakan gejalanya, obat-obatan ini juga meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Bayi akan lebih aman tidur di kasur yang keras dan datar.
Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Kenapa Anak Masih Batuk, Padahal Sudah Minum Obat dari Dokter?

Batuk pilek sering terjadi pada anak, Ma. Sebagian besar dari batuk pilek yang dialami oleh si Kecil berupa selesma atau common cold.

Selesma ditandai dengan batuk, bersin, hidung tersumbat, pilek, demam, dan nyeri kepala. Gejala selesma ini semakin meningkat di hari ke-2 hingga ke-3, Ma.

Dikutip dari unggahan dr. Galih Linggar Astu, M.Sc., Sp.A., di laman Instagram pribadinya @dokter_galih, gejala ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10-14 hari. Maka, bila si Kecil masih batuk padahal sudah minum obat, ini normal, menurut dr. Galih. Selama batuk atau gejala selesma masih dirasakan bayi dalam kurun waktu 10-14 hari, Ma. Pada beberapa anak, gejala selesma menetap sampai 3 atau 4 minggu.

Pexels/CDC
Pexels/CDC

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Jika batuk bayi mulai membuatnya sulit bernapas, segera bawa mereka ke unit gawat darurat terdekat.

Bawa bayi ke dokter umum jika:

  • Usianya di bawah 3 bulan dengan suhu 38 derajat C atau lebih, atau usianya tiga hingga enam bulan dengan suhu 39 derajat C atau lebih.

  • Mereka merasa kesulitan menelan - Mama mungkin melihat lebih banyak air liur atau kesulitan menyusu.

  • Mereka mengalami gejala lain, seperti ruam, nyeri dada, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit telinga, atau pembengkakan kelenjar.

  • Batuknya berlangsung lebih dari 10 hari dan mereka memiliki gejala lain, termasuk lendir berwarna hijau, cokelat, atau kuning.

  • Batuknya tidak akan hilang setelah 3 atau 4 minggu, terutama jika bertambah parah di malam hari.

Wajar jika bayi membutuhkan lebih banyak tidur saat melawan virus. Namun, jika mereka terus-menerus mengantuk, sebaiknya Mama juga menemui dokter umum.

Secara umum, jika Mama merasa khawatir tentang kesehatan bayi, sebaiknya Mama segera memberitahukan hal tersebut kepada petugas kesehatan, menemui dokter umum, atau membawa bayi ke IGD untuk mendapatkan kepastian.

Jika Mama khawatir tentang batuk bayi, periksa apakah batuknya sesuai dengan gejala-gejala berikut:

  • batuk rejan,

  • bronkiolitis,

  • asma,

  • virus corona.

Itu penjelasan tentang kenapa anak masih batuk padahal sudah minum obat dari dokter. Jangan ragu untuk membawa bayi ke dokter bila Mama menemukan gejala yang mengkhawatirkan, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Anak GTM? Ini Peran Papa agar si Kecil Tidak Menolak Makan

05 Des 2025, 10:07 WIBBaby