Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Freepik
Freepik

Menjaga kesehatan anak merupakan tanggung jawab utama setiap orangtua. Ketika anak mengalami demam, tak jarang orangtua merasa khawatir dan cemas. Suhu tubuh yang meningkat sering kali membuat anak tampak lemas dan kehilangan energi. 

Rasa panik dan kurangnya pengetahuan sering kali membuat penanganan yang dilakukan justru kurang tepat. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan yang umum terjadi, Mama bisa menghadapi demam pada si Kecil dengan lebih tenang dan tepat. 

Untuk informasi lebih lengkap, berikut Popmama.com rangkum kesalahan yang masih sering dilakukan orangtua saat anak demam menurut dokter.

1. Kompres menggunakan air dingin

Freepik/freepic.diller

Banyak orangtua masih mengira bahwa mengompres anak dengan air dingin bisa membantu menurunkan demam. Padahal, menurut dr. Leonirma Tengguna, M.Sc, Sp.A, dalam unggahan di akun Instagram @dokteranak_leonirma, tindakan ini justru menyebabkan pembuluh darah mengecil sehingga panas tubuh malah terperangkap di dalam. Akibatnya, demam jadi sulit turun dan anak tetap merasa tidak nyaman. 

Solusinya, Mama bisa menggunakan air hangat untuk mengompres si Kecil. Selain itu, fokuskan pada area lipatan tubuh seperti ketiak dan selangkangan agar pembuluh darah melebar dan suhu tubuh lebih mudah turun.

2. Memakaikan selimut atau pakaian tebal

Freepik/senivpetro

Saat anak demam, menutupi tubuhnya dengan selimut atau pakaian tebal sering dianggap dapat membantu meredakan suhu tubuh. Menurut Dokter Leonirma, cara ini justru menghambat penguapan panas dari permukaan kulit. Akibatnya, suhu tubuh anak malah bisa meningkat dan membuatnya tidak nyaman. 

Cara yang lebih tepat adalah mengenakan pakaian tipis yang nyaman dan mudah menyerap keringat. Pastikan juga ruangan tetap sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang baik.

3. Memberikan obat saat suhu sudah tinggi

Freepik/pvproductions

Banyak orangtua baru memberikan obat penurun panas ketika suhu anak sudah sangat tinggi. Padahal, demam merupakan respons alami tubuh dalam melawan infeksi dan bisa ditangani sejak awal. 

Menurut Dokter Leonirma, obat seperti paracetamol atau ibuprofen sebenarnya aman diberikan sejak suhu mencapai 37,5°C. Memberikan obat lebih awal membantu mengurangi ketidaknyamanan pada anak. Tentu saja, pemberian obat penurun panas harus disesuaikan dengan dosis yang tepat sesuai anjuran, ya, Ma.

4. Tidak mengukur suhu secara berkala

Freepik

Banyak orangtua hanya mengandalkan sentuhan tangan untuk mengecek apakah anak demam. Padahal, cara ini tidak akurat dan bisa berbahaya dalam menilai kondisi anak. 

Mengukur suhu tubuh secara rutin sangat penting untuk mengetahui apakah demam anak membaik, memburuk, atau tetap tinggi. Dengan informasi ini, Mama bisa mengevaluasi apakah obat yang diberikan sudah bekerja efektif.

5. Tidak memberikan cairan yang cukup

Freepik/shurkin_son

Menurut penjelasan yang dikutip dari Ciputra Hospital, kekurangan cairan dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur suhu sehingga memicu peningkatan suhu tubuh pada bayi. Saat anak demam, tubuhnya cenderung kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan biasanya. 

Oleh karena itu, Mama perlu memastikan anak tetap terhidrasi dengan baik, dengan memberikan ASI, susu, maupun air putih. Memberikan cairan secara teratur membantu menurunkan demam dan mempercepat proses pemulihan.

6. Memberikan obat penurun panas secara berlebihan

Freepik/pch.vector

Memberikan obat dalam dosis yang tidak sesuai dapat membahayakan kesehatan anak. Obat penurun panas seperti paracetamol dan ibuprofen memang bisa membantu meredakan demam, tapi harus diberikan sesuai aturan. 

Dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan efek samping serius, termasuk risiko kerusakan pada organ tubuh, seperti hati dan otak. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk membaca petunjuk pemakaian yang tertera di kemasan.

7. Tidak mengamati tanda bahaya

Freepik/prostooleh

Demam pada anak merupakan kondisi yang cukup umum terjadi, terutama karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Sebagian besar kasus demam memang tergolong ringan dan dapat pulih dengan cepat. 

Namun, Mama tetap harus waspada jika muncul gejala serius seperti anak tampak sangat lemas, kejang, atau bernapas cepat. Jika demam berlangsung lama atau berulang hingga lima hari atau lebih, segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang tepat.

Nah, itu dia kesalahan yang masih sering dilakukan orangtua saat anak demam. Dengan memahami berbagai kesalahan umum ini, Mama bisa lebih tenang dan bijak dalam menangani demam pada si Kecil.

Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma!

Editorial Team