7 Tahun Kak Seto School, Berkomitmen Ciptakan Ruang Belajar Ramah Anak

Selama 7 tahun berdiri, Kak Seto School konsisten memperjuangkan pemenuhan hak anak untuk belajar. Kak Seto menekankan bahwa proses belajar yang ideal bukan tentang kewajiban, melainkan tentang memfasilitasi hak anak untuk berkembang. 

Ia menjelaskan bahwa proses belajar seharusnya tumbuh dari keinginan anak itu sendiri, sehingga motivasi dan semangat belajar muncul secara alami. Di sinilah peran pendidik dan lingkungan belajar menjadi sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.

“Melakukan pemenuhan hak anak untuk belajar. Jadi bukan wajib belajar, tapi hak belajar. Sehingga itu semua bermula dari keinginan anak sendiri dan akhirnya belajarnya semangat,” ungkap Kak Seto.

Kak Seto School menerapkan konsep pembelajaran ramah anak yang menempatkan keunikan setiap anak sebagai fokus utama. Menurut Kak Seto, setiap anak memiliki kecerdasan berbeda, mulai dari matematika, seni, olahraga, hingga musik.

Karena itu, tidak sepatutnya ada perbandingan antar siswa. Sebab, setiap anak berhak dihargai atas kelebihan dan minatnya masing-masing.

“Kami menerapkan konsep belajar yang ramah anak dan kecerdasan setiap anak iitu dihargai. Jadi tidak bisa dibandingkan. Semua anak cerdas pada bidang yang berbeda. Ada cerdas matematika, ada cerdas menyanyi, ada cerdas menari, ada cerdas menggambar, ada cerdas olahraga dan sebagainya,” jelas Kak Seto.

Selama 7 tahun berdiri, tantangan terbesar yang dihadapi Kak Seto School bukan berasal dari anak-anak, melainkan dari orangtua. 

Banyak orangtua masih berpikir bahwa semua anak harus unggul di semua bidang, terutama dalam pelajaran akademis seperti matematika. 

Padahal, memaksa anak untuk menguasai hal yang tidak sesuai minat atau kecerdasannya dapat membuat mereka kehilangan konsep diri yang positif.

“Tantangannya itu lebih kepada menyadarkan orangtua. Perlu diingat bahwa anak-anak tidak boleh dipaksakan jika memang hanya menguasai satu bidang saja. Misalnya semua anak harus pintar matematik. Semua anak perlu dihargai, semua anak punya konsep diri yang positif,” ungkap Kak Seto.

Kak Seto School menempatkan nilai etika sebagai fondasi paling penting. Etika menjadi prioritas utama dibandingkan kemampuan akademis.

Menurut Kak Seto, anak yang mungkin tidak terlalu unggul dalam bidang pelajaran tertentu tetap harus dihargai selama memiliki etika baik.

“Di sekolah ini  nilai etika yang paling penting. Nilai etika adalah suatu yang ingin dicapai, sehingga walaupun anak kurang pintar dalam suatu bidang, tapi selama etikanya baik, itu yang akan dihargai,” ucap Kak Seto.

Kak Seto berharap dunia pendidikan Indonesia semakin mengedepankan pendekatan ramah anak serta menegakkan hak-hak anak di lingkungan sekolah. Ia menekankan bahwa tidak boleh ada kekerasan, perundungan, maupun tekanan dari guru, orangtua, maupun teman sebaya. 

Lingkungan pendidikan harus menjadi tempat yang aman bagi anak untuk belajar dan tumbuh. Selain itu, Kak Seto menginginkan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan berani menyampaikan pendapat. 

Anak perlu diberi ruang untuk mengkritisi hal-hal yang tidak benar, bekerja sama, menghargai perbedaan, serta mengembangkan ide-ide baru. 

“Ya, harapan untuk dunia pendidikan Indonesia adalah pendidikan yang ramah anak dan pendidikan yang menjunjung tinggi hak anak,” jelas Kak Seto.

“Jadi oleh guru jangan ada kekerasan terhadap anak, oleh orang tua juga jangan ada, oleh sesama teman-temannya juga jangan ada. Jadi, semua anak punya etika yang bagus bisa bekerja sama, menghargai perbedaan, kemudian bisa bergotong royong, lalu mereka mandiri, mereka masing-masing juga kreatif, jadi penuh ide-ide yang baru. Biarkan anak berani mengkritisi hal yang salah,” pungkasnya.

Perayaan 7 tahun Kak Seto School menjadi pengingat bahwa pendidikan terbaik adalah yang menempatkan anak sebagai subjek utama. Caranya yakni dengan menjunjung hak anak, menghargai keunikannya, dan membangun lingkungan belajar yang aman.