Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Kisah Orangtua yang Salah Strategi dalam Mengatur Biaya Pendidikan Anak, Jadi Pelajaran Bersama

Ilustrasi pasangan menghitung keuangan
freepik/pressfoto
Intinya sih...
  • Kurang tepatnya perencanaan biaya pendidikan anak mengakibatkan perbedaan pemilihan sekolah antara anak pertama dan kedua. Ini memengaruhi kualitas lingkungan belajar anak.
  • Mulai cek biaya sekolah sejak anak kecil untuk menyusun target tabungan sesuai estimasi kebutuhan.
  • Dana pendidikan, idealnya dipersiapkan sejak anak belum lahir.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Biaya pendidikan anak terus meningkat setiap tahunnya. Bukan hanya sekolah dasar, bahkan jenjang TK pun kini menuntut persiapan finansial yang tak sedikit.

Hal inilah yang membuat banyak orangtua mulai memikirkan perencanaan keuangan sejak dini. 

Salah satu kisah datang dari akun Instagram @evanitasiahaan yang mengingatkan para pengikutnya untuk mempersiapkan tabungan pendidikan anak sejak awal.

Pada dasarnya, menabung sejak awal bukan hanya soal kesiapan dana, tapi juga bentuk tanggung jawab dan cinta untuk masa depan sang buah hati.

Berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut kisah orangtua soal persiapan biaya pendidikan anak. 

1. Terlalu fokus memberi yang terbaik sampai lupa hitung biaya jangka panjang

Akibat kurangnya perencanaan biaya pendidikan anak, anak pertama dan anak kedua Evanita memiliki sekolah yang berbeda. Anak pertama bersekolah di sekolah swasta premium, sedangkan anak kedua berada di sekolah swasta biasa. 

Saat menyekolahkan anak pertama, mereka lupa memperhitungkan biaya tambahan seperti SPP bulanan, les, fieldtrip, hingga kebutuhan rekreasi keluarga yang ternyata menggerus tabungan lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal tersebut yang membuat adanya perbedaan sekolah dengan anak kedua. 

“Kami dulu karena ambisius ingin kasih segala versi terbaik buat anak kami yang saat itu masih 1, kami memilihkan sekolah yang biayanya masih masuk budget tapi ternyata cara budgeting kami salah besar,” ceritanya. 

“Selain biaya uang pangkal yang ternyata nggak murah, ada biaya SPP, les ini itu, kegiatan field trip, belum lagi rekreasi dengan keluarga, dihitung-hitung ternyata semakin meleset setelah lahir anak ke-2 yang selisihnya 5 tahun,” lanjutnya.

Menurutnya, akan lebih nyaman jika anak belajar di ruangan bersih, nyaman, luas, dengan guru yang menyenangkan. 

2. Pentingnya survei sekolah sejak dini dan menyiapkan tabungan pendidikan anak

pexels/Annushka Ahuja
pexels/Annushka Ahuja

Perlu disadari para orangtua bahwa biaya pendidikan anak di sekolah berkualitas bisa sangat mahal dan sering kali ada biaya tidak terduga. Jadi, tak ada salahnya mulai cek biaya sekolah sejak anak masih kecil. 

Dari sana, orangtua bisa mulai menyusun target tabungan sesuai estimasi kebutuhan, mulai dari uang pangkal hingga perkiraan durasi pendidikan anak ke depannya. Hitung dengan teliti, apalagi jika berencana punya lebih dari satu anak.

“Penyesalan berhenti disitu, kami putuskan SD SMP nanti adiknya harus sama dengan abangnya, sekolah swasta yang budgetnya cukup buat berdua, jadi emang BEDA CARA hitung anak 1 dan 2, apalagi 3. Jangan asal nambah anak ya teman-teman, kecuali sudah ada tabungan dana darurat. Jangan lupa sekolah itu durasinya nggak cuma 2-3 tahun, tapi sampai kuliah ada 13 tahun ” ungkapnya. 

3. Dana pendidikan anak perlu dipersiapkan sejak kapan?

Ilustrasi mulai nabung bersama
pexels/Mikhail Nilov

Dana pendidikan anak idealnya dipersiapkan sejak anak belum lahir, atau sedini mungkin setelah mengetahui akan menjadi orangtua. 

Semakin cepat persiapan dilakukan, semakin ringan beban keuangan yang harus ditanggung karena ada waktu lebih panjang untuk menabung atau berinvestasi.

Berikut beberapa alasannya:

  1. Biaya pendidikan terus naik setiap tahun. Rata-rata kenaikan bisa mencapai 10–15% per tahun, tergantung jenjang dan jenis sekolah (negeri/swasta/internasional).

  2. Semakin dini memulai, semakin ringan cicilan tabungannya. Misalnya, jika mulai menabung saat anak masih bayi, orangtua punya waktu 5–6 tahun untuk menyiapkan dana masuk SD. Bandingkan dengan orangtua yang baru menabung saat anak usia 4 tahun—bebannya akan jauh lebih berat.

  3. Memberi ruang untuk memilih sekolah terbaik. Dengan dana yang cukup, orangtua punya lebih banyak pilihan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak, tanpa terpaksa memilih yang hanya terjangkau secara finansial.

  4. Mengurangi stres keuangan saat tiba waktunya. Tanpa persiapan, orangtua bisa kewalahan saat dihadapkan pada biaya masuk sekolah yang besar, ditambah biaya lain seperti seragam, perlengkapan, hingga kegiatan ekstrakurikuler.

Jadi, intinya adalah semakin cepat mempersiapkan dana, maka semakin baik. Pendidikan anak bukan hanya untuk 2-3 tahun saja, tapi untuk 13–20 tahun ke depan hingga anak berkuliah. 

Demikian kisah orangtua soal persiapan biaya pendidikan anak. Jadi, apakah Mama sudah mempersiapkan biaya pendidikan untuk si Kecil? 

Share
Editorial Team