Kenali 5 Teknik Mendisiplinkan Anak yang Bisa Orangtua Terapkan

Teknik disiplin apa yang Mama terapkan pada anak?

30 September 2021

Kenali 5 Teknik Mendisiplinkan Anak Bisa Orangtua Terapkan
Freepik/user18526052

Setiap orangtua tentu ingin memiliki anak yang sopan santun dan berperilaku positif. Namun tak sedikit anak yang berjuang untuk membangun sikap tersebut. Mendisiplinkan anak saat melakukan tindakan negatif sering menjadi pilihan orangtua dalam membentuk sikap positif pada anak.

Setiap waktunya gaya pengasuhan orangtua semakin berkembang, termasuk banyak ide pengasuhan baru tentang lima jenis dasar disiplin. Walau para ahli tidak selalu setuju pada satu jenis disiplin mana yang terbaik, tetapi ada manfaat untuk masing-masing jenis disiplin.

Menentukan jenis disiplin yang tepat untuk anak, harus menjadi pilihan pribadi berdasarkan temperamen orangtua, temperamen anak, dan filosofi disiplin di keluarga. Tak ada satu jenis disiplin yang akan bekerja untuk semua anak atau semua keluarga, dan dalam setiap situasi. 

Apa saja jenis-jenis disiplin yang bisa Mama coba terapkan dalam mendisiplinkan anak? Simak informasinya yang telah Popmama.com rangkum dari Very Well Family berikut ini!

1. Disiplin positif (Positive Discipline)

1. Disiplin positif (Positive Discipline)
Freepik/Wavebreakmedia-micro

Disiplin positif didasarkan pada pujian dan dorongan. Alih-alih berfokus pada hukuman, orangtua tetap menerapkan disiplin menjadi proses mengajar.

Dengan disiplin positif ini, orangtua mengajarkan keterampilan pemecahan masalah dan bekerja sama dengan anak untuk mengembangkan solusi. Disiplin positif ini bisa menggunakan diskusi keluarga dan pendekatan otoritatif untuk mengatasi masalah perilaku.

Berikut contohnya dari penerapan disiplin positif:

Seorang anak berusia enam tahun menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Orangtua yang menggunakan disiplin positif duduk bersama anak dan berkata,

"Mama tahu pak/bu guru ingin kamu menyelesaikan tugas matematikamu malam ini, namun kamu tidak mau melakukannya. Apa yang bisa kita lakukan agar kamu bisa menyelesaikan tugas dan menunjukkan kepada pak/bu guru kalau kamu menyelesaikan semua PR tepat waktu?”

Editors' Pick

2. Disiplin lembut (Gentle Discipline)

2. Disiplin lembut (Gentle Discipline)
Freepik/Pch.vector

Disiplin yang lembut berfokus pada pencegahan masalah. Pengalihan sering digunakan untuk menjauhkan anak dari perilaku buruk. Pada disiplin yang lembut ini, anak tetap diberi konsekuensi, tetapi bukan untuk menanamkan rasa malu.

Sebaliknya, orangtua sering menggunakan humor dan gangguan. Fokus dari disiplin yang lembut adalah tentang orangtua yang mengelola emosinya sendiri saat menangani perilaku buruk anak.

Berikut contohnya dari penerapan disiplin lembut:

Seorang anak berusia enam tahun menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Orangtua yang menggunakan disiplin lembut mungkin menanggapinya dengan humor dengan mengatakan,

"Apakah kamu lebih suka menulis esai dua halaman yang menjelaskan mengapa kamu tidak ingin mengerjakan PR matematika malam ini?"

Begitu situasinya mereda, orangtua akan melihat tugas matematika anak dan mendiskusikan bagaimana menyelesaikannya.

3. Disiplin berbasis batas (Boundary-Based Discipline)

3. Disiplin berbasis batas (Boundary-Based Discipline)
Freepik

Disiplin berbasis batas berfokus pada penetapan batas dan membuat aturan jelas. Anak kemudian diberi pilihan dan ada konsekuensi yang jelas untuk perilaku buruk, seperti konsekuensi logis atau konsekuensi alami.

Berikut contohnya dari penerapan disiplin berbasis batas:

Seorang anak berusia enam tahun menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Orangtua yang menggunakan disiplin berbasis batas akan menetapkan batas dan menjelaskan konsekuensinya dengan mengatakan,

"Kamu tidak akan dapat menggunakan barang elektronikmu malam ini hingga pekerjaanmu selesai."

atau konsekuensi alami seperti,

"Jika kamu tidak mengerjakan tugasmu malam ini, besok kamu akan mendapatkan nilai 0 dari pak/bu guru"

4. Modifikasi perilaku (Behavior Modification)

4. Modifikasi perilaku (Behavior Modification)
Freepik/Gpointstudio

Modifikasi perilaku berfokus pada konsekuensi positif dan negatif. Perilaku yang baik diperkuat dengan pujian atau penghargaan. Perilaku buruk diperkuat dengan pengabaian dan konsekuensi negatif, seperti hilangnya hak istimewa.

Berikut contohnya dari penerapan modifikasi perilaku:

Seorang anak berusia enam tahun menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Orangtua yang menggunakan modifikasi perilaku mungkin mengingatkan anak tentang hadiah yang sudah diatur sebelumnya dengan mengatakan,

"Ingat, setelah kamu menyelesaikan pekerjaan rumah, kamu dapat menggunakan komputer selama 30 menit."

Pujian akan diberikan jika anak memilih untuk menurut. Namun, jika anak menjadi protes, orangtua mengabaikannya.

5. Pelatihan emosi (Emotion Coaching)

5. Pelatihan emosi (Emotion Coaching)
Freepik

Pelatihan emosi adalah proses disiplin lima langkah yang berfokus pada mengajar anak-anak tentang perasaan.

Ketika anak memahami perasaannya, ia dapat mengungkapkannya secara verbal daripada bertindak berdasarkan perasaan. Anak diajari bahwa memiliki perasaan itu baik-baik saja, dan orangtua dapat membantu mengajarinya cara yang tepat untuk menangani emosi.

Berikut contohnya dari penerapan pelatihan emosi:

Seorang anak berusia enam tahun menolak untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dengan menggunakan pelatihan emosi, orangtua membantu anak mengidentifikasi perasaan dengan mengatakan,

“Mama tahu itu membuatmu sedih karena kamu jadi tidak bisa bermain dan harus mengerjakan PR. Matematika bisa menjadi sulit dan membuat frustrasi ketika kamu tidak tahu jawabannya atau membutuhkan waktu yang lama. Mari kita gambarkan perasaanmu saat mengerjakan PR matematika.”

Nah itulah 5 jenis mendisiplinkan anak yang dapat diterapkan oleh orangtua. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa tak ada satu jenis disiplin yang akan bekerja untuk semua anak atau semua keluarga, dan dalam setiap situasi.

Dalam hal ini, orangtua penting untuk akan mengambil pendekatan eklektik atau memilih yang terbaik berdasarkan situasi emosi orangtua dan anak. Pendekatan ini memberikan Mama kesempatan untuk menggunakan beberapa teknik berbeda dari setiap jenis disiplin.

Teknik disiplin mana yang Mama terapkan pada anak?

Baca juga:

The Latest