Youtube.com/Lembaran Dunia
Jika melihat penggalan video yang banyak beredar di media sosial, kehidupan di Syinqith sangat tidak mudah ya, Ma. Kota ini dikelilingi gurun pasir yang gersang dengan badai yang kerap menerjang.
Namun, cuaca ekstrem yang mereka lalui setiap hari bukan menjadi penghalang untuk menghafal setiap ayat Al-Quran, justru melahirkan keteguhan hati yang luar biasa.
Di tengah tenda-tenda atau bangunan sederhana, semangat belajar dan menghafal Al-Quran anak-anak serta orang dewasa di kota ini tak pernah padam.
Kota ini juga menyimpan khazanah ilmu Islam yang kaya dengan perpustakaan-perpustakaan keluarga yang berisi ribuan manuskrip kuno tentang Al-Quran, hukum, dan astronomi, menunjukkan betapa dalamnya akar ilmu di tempat ini.
Dari kisah Syinqith, kita bisa mengambil pelajaran berharga bahwa semangat dan lingkungan yang positif adalah kunci utama dalam menumbuhkan kecintaan anak pada Al-Quran.
Meski dengan kondisi yang serba terbatas, tekad dan konsistensi masyarakat di sini justru melahirkan tradisi menghafal yang mendunia dan disegani banyak pemuka agama.
Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita para orangtua, untuk menciptakan "Syinqith-Syinqith" kecil di rumah kita sendiri, dimulai dengan membiasakan mendengarkan dan membaca Al-Quran bersama anak sejak dini.
Dengan kebiasaan baik ini, bukan tak mungkin jika kelak anak bisa meneladani setiap makna dalam Al-Quran untuk kehidupannya yang lebih baik.
Semoga informasinya bermanfaat dan bisa menambah wawasan keagamaan anak-anak di rumah, ya!