Didikan Orangtua Gen Halilintar, Serba Kekurangan Kini Anaknya Sukses

Dalam unggahan TikTok-nya, Saaih nampak sedang berbincang dengan sang Mama mengenai perjuangan keluarga mereka sebelum berada di titik kesuksesan.

Sebelum berada di titik saat ini, mereka berbagi cerita bahwa untuk makan saja, mereka sempat harus mengambil makanan sisa dari tempat sampah restoran.

Meski berada di kondisi miskin, Saaih mengatakan bahwa hidupnya pada saat itu tidak terasa menderita.

Hal ini karena saat itu sang Papa selalu berpesan, "Jangan malu karena miskin, tapi malu lah kalau berbuat dosa".

Kekurangan ekonomi yang dialami oleh keluarga Gen Halilintar di zaman dulu, memaksa mereka untuk mengerjakan berbagai hal demi mendapatkan sesuap nasi.

Mulai dari menjual SIM card, menjual majalah di lampu merah, sampai menjadi tukang parkir rupanya pernah mereka geluti.

"Apapun stage hidup yang kita lalui, kita tidak boleh mager, tidak boleh bermalas-malasan. Kita mesti gigih agar jadi canggih", inilah mindset yang selalu ditanamkan oleh Papa dari Gen Halilintar kepada anak-anaknya hingga kini mereka menjadi canggih dan mencapai kesuksesannya. 

Menggeluti berbagai profesi bukanlah perkara yang mudah, sebab kita harus belajar kembali dari nol dan keluar dari zona nyaman.

Meski tak mudah, mindset ini juga yang ditanamkan oleh Papa dari keluarga Gen Halilintar kepada anak-anaknya agar diterapkan demi bisa mencapai kesuksesan.

Dalam unggahan lain, Saaih mengatakan bahwa banyak orang yang meremehkan perjuangannya menuju kesuksesan.

Melihat kesuksesannya saat ini di usia yang masih sangat muda, tak sedikit netizen menyebutkan bahwa perjuangannya tak seberapa karena memiliki orangtua yang sudah kaya raya sejak ia lahir.

Padahal, perjuangan Saaih tidak main-main lho, Ma

Di saat anak-anak seusianya sering kali menghabiskan waktu ktu nongkrong bersama teman-teman, tapi tidak dengan dirinya. Adik dari Atta Halilintar ini lebih memilih untuk menghabiskan waktu melakukan hal-hal yang menunjang kesuksesannya di usia muda.

Namun, bukan berarti bergaul dengan teman tidak diperkenkan ya, Ma. Hal ini bisa tetap dilakukan dengan frekuensi yang tidak sering, agar lebih fokus pada pengembangan diri.

Instagram.com/genhalilintar

Kata Saaih, ada satu mentalitas juara yang selalu ditanamkan oleh sang Papa sejak ia kecil, yaitu mentalitas untuk tidak pernah menyalahkan takdir.

Saat melihat kesuksesan orang lain, bekerjalah untuk bisa mencapainya juga, alih-alih merasa iri dan menyalahkan takdir.

Orang yang tidak menyalahkan takdir akan mencapai kesuksesan, sementara orang yang selalu menyalahkan takdir hanya bisa iri terhadap orang lain yang lebih sukses darinya.

Masih berkaitan dengan mentalitas juara yang disebutkan di atas, anak ke-enam keluarga Gem Halilintar itu menambahkan bahwa saat melihat orang yang dikagumi, cobalah untuk berusaha 10 kali lipat lebih keras darinya.

Memiliki idola yang dijadikan role model kita sebagai motivasi kesuksesan sangatlah baik, tapi bukan sebagai orang yang kita iri dengan kehidupannya, ya.

Popularitas dik ipar Aurel Hermansyah itu juga kini mulai dikenal sebagai salah satu public figure yang mengikuti beberapa jenis cabor, termasuk golf dan panahan.

Bahkan, ia beberapa kali memerlihatkan medali yang pernah diraihnya dalam mengikuti berbagai kejuaraan olahraga. Perjuangan yang tidak main-main, ya!

Instagram.com/genhalilintar

Yang terakhir dan yang tak kalah penting, selalu dekatkan diri dengan Tuhan.

Libatkan Tuhan di setiap perjuangan kita. Bagaimanapun kerasnya perjuangan dan usaha kita, Tuhan-lah yang mengatur alam semesta bekerja, termasuk takdir dan nasib kita.

Bahkan, tak sedikit netizen ramai berkomentar bahwa cara orangtua Gen Halilintar dalam mendidik anak-anaknya dengan ilmu agama sangatlah patut dicontoh.

Dengan melibatkan Tuhan dalam setiap langkah yang dilalui, serta adanya doa restu dari orangtua, anak-anak dari Gen Halilintar mulai perlihatkan kesuskesan mereka satu-persatu di usia muda.

Itu dia beberapa mindset yang mengantarkan keluarga Gen Halilintar menuju kesuksesan.

Saaih dalam unggahannya menambahkan, bahwa dengan menanamkan mindset di atas, kini ia bisa mendengar Mama berkata "Ibu bangga dengan kamu".

Mengharukan sekali, ya. Semoga menginspirasi untuk diajarkan pada anak-anak kita ya, Ma.