- "Tidak apa-apa, kamu tidak merasa siap sekarang. Kita bisa coba lagi nanti."
- “Tidak masalah kalau sekarang masih sulit. Mama tetap sayang sama kamu.”
- “Kamu sudah berusaha dengan baik. Kalau belum berhasil, kita bisa coba lagi besok.”
5 Hal yang Harus Dikatakan pada Anak saat Toilet Training
Toilet training merupakan salah satu langkah penting dalam perkembangan si Kecil. Selain tentang mengajarkan keterampilan baru, toilet training juga membangun kepercayaan diri dan kemandirian anak.
Sebagai Mama, cara berkomunikasi selama proses ini sangat menentukan pengalaman si Kecil dan kesuksesan toilet training secara keseluruhan.
Kata-kata yang Mama pilih dapat memengaruhi perasaan si Kecil tentang tubuhnya, proses belajar, dan harga dirinya.
Oleh karena itu, Mama sebaiknya melakukan pendekatan yang positif dan penuh kasih.
Agar si Kecil merasa nyaman dan termotivasi untuk terus belajar, bahkan ketika menghadapi tantangan atau kecelakaan kecil selama proses toilet training.
Di artikel ini, Popmama.com telah merangkum 5 hal yang harus dikatakan pada anak saat toilet training.
1. Berikan dukungan emosional saat anak merasa tidak nyaman
Saat si Kecil merasa ragu atau tidak nyaman dengan proses toilet training, penting bagi Mama untuk memberikan dukungan emosional yang tepat.
Beberapa pilihan kalimat yang dapat membantu si Kecil memahami bahwa perasaannya valid dan dihargai adalah:
Pendekatan ini mengajarkan bahwa belajar adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran.
Mama perlu memahami bahwa setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda.
Dengan memberikan ruang untuk si Kecil mengekspresikan perasaannya, Mama membangun komunikasi yang sehat dan kepercayaan.
Hindari memaksa atau membuat si Kecil merasa bersalah karena belum siap. Sebaliknya, berikan pujian untuk usaha yang telah dilakukan dan yakinkan bahwa Mama akan selalu mendukung prosesnya.
2. Rayakan pencapaian dan bangun rasa percaya diri anak
Memberikan apresiasi yang tulus ketika si Kecil berhasil melakukan toilet training adalah kunci membangun motivasi.
Beberapa ucapan yang dapat memberikan pengakuan atas usaha dan pencapaian si Kecil adalah:
- "Kamu melakukannya sendiri! Kamu pasti merasa bangga"
- "Kamu melakukan pekerjaan yang hebat!"
Pujian yang spesifik dan fokus pada proses, bukan hanya hasil, membantu si Kecil memahami bahwa usahanya dihargai oleh Mama.
Rayakan setiap pencapaian kecil, mulai dari duduk di potty chair hingga berhasil buang air di toilet.
Mama dapat menggunakan sistem reward sederhana seperti stiker atau pujian verbal yang antusias.
Ingat bahwa rasa bangga yang tumbuh dari dalam diri si Kecil akan bertahan lama.
Bangun kepercayaan dirinya dengan konsisten memberikan dukungan positif setiap kali ia menunjukkan kemajuan.
3. Menangani insiden kebocoran dengan sebagai pembelajaran
Kecelakaan selama toilet training adalah hal yang normal dan tidak bisa dihindari. Respons Mama terhadap situasi ini sangat penting dalam membentuk sikap si Kecil terhadap proses belajar.
Gunakan kata-kata seperti "kecelakaan terjadi saat kita sedang belajar" untuk membantu si Kecil memahami bahwa ini adalah bagian natural dari proses pembelajaran.
Hindari menunjukkan kekesalan atau kekecewaan yang dapat membuat si Kecil merasa bersalah.
Ubah momen kecelakaan menjadi kesempatan belajar dengan melibatkan si Kecil dalam proses pembersihan dengan penuh kasih.
Jelaskan bahwa semua orang pernah mengalami hal ini saat belajar hal baru. Mama dapat berkata, "tidak masalah, kita bersih-bersih sama-sama dan coba lagi nanti."
Sikap tenang dan positif Mama akan mengajarkan si Kecil bahwa kesalahan adalah bagian dari belajar, bukan sesuatu yang perlu ditakuti atau dipermalukan.
4. Ajarkan body awareness dengan kata-kata yang tepat
Membantu si Kecil mengenali sinyal tubuhnya merupakan aspek fundamental dalam toilet training.
Maksud dari body awareness adalah kemampuan si Kecil untuk merasakan sinyal kebelet buang air dan bertindak menuruti sinyal itu.
Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami seperti "kamu mendengarkan tubuhmu, keren!" ketika si Kecil mulai menunjukkan kesadaran akan kebutuhan toiletnya.
Ajarkan si Kecil untuk mengenali sensasi fisik yang mengindikasikan perlu ke toilet dan berikan pujian ketika ia mulai menunjukkan awareness ini.
Mama dapat membantu si Kecil membangun vocabulary yang berkaitan dengan body awareness dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
Buat rutinitas check-in sederhana di waktu-waktu rawan buang air (sebelum tidur, setelah makan, saat bangun pagi) seperti:
- "Apakah tubuhmu memberitahu sesuatu?"
- "Ayo kita dengarkan apa yang tubuh butuhkan."
Pendekatan ini tidak hanya membantu toilet training tetapi juga membangun foundation untuk healthy body awareness yang akan berguna sepanjang hidup si Kecil.
5. Ciptakan rasa kepemilikan dan kemandirian
Memberikan si Kecil rasa kontrol dan kepemilikan terhadap proses toilet training sangat penting untuk membangun kemandirian.
Kata-kata seperti "ini klosetmu, kamu bisa duduk di sini kapan pun kamu mau" memberikan rasa kepemilikan yang membuat si Kecil merasa lebih nyaman dan termotivasi.
Libatkan si Kecil dalam memilih potty chair, sehingga ia merasa menjadi bagian aktif dari proses ini.
Dorong si Kecil untuk mengambil inisiatif dengan memberikan pilihan-pilihan sederhana seperti, "mau coba ke toilet sekarang atau setelah bermain sebentar lagi?"
Pendekatan ini membantu si Kecil merasa bahwa ia memiliki kontrol atas prosesnya sendiri.
Mama juga dapat mengajarkan rutinitas toilet secara bertahap, mulai dari hal-hal kecil seperti menyiram atau mencuci tangan, sehingga si Kecil membangun kemandirian yang akan membantunya dalam berbagai aspek kehidupan lainnya.
Itulah 5 hal yang harus dikatakan pada anak saat toilet training. Pastikan Mama selalu menjaga komunikasi yang lembut dan penuh kasih dengan si Kecil saat mendampinginya toilet trainning.
