Popmama.com/Michael Andrew
Tiap generasi memiliki pola asuh yang berbeda. Termasuk generasi milenial yang kini memiliki pola asuh yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Para orangtua pada generasi pendahulu milenial dinilai cenderung fokus berlebihan terhadap anak dan punya peran besar dalam menentukan masa depan atau hal-hal yang dikonsumsi keturunan mereka.
Namun kini, gaya mendikte para orangtua terdahulu telah ditinggalkan. Kolaborasi dengan anak justru menjadi tren dalam mengasuh anak bagi kaum milenial.
Hal tersebut juga sejalan dengan apa yang diterapkan oleh Marco dan sang Istri, Indah.
"Pola asuh kita lebih ke eksperimen sendiri sih, karena anak saya sendiri jadi lebih ke eksperimen sendiri saja. Toh, saya nggak mungkin menyakiti anak saya, jadi saya nggak mungkin eksperimen yang melebihi atau menyakiti anak saya juga. Sebisa mungkin saya mencari celah yang nyaman untuk dia juga, bukan memaksakan kehendak saya," ungkap Marco.
Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya dan Indah tidak memiliki perbedaan dalam mengasuh anak, mereka lebih banyak bertukar pikiran dan berbagi pendapat dalam mengurus Chanda.
"Kita nggak ada perbedaan dalam mengasuh anak. Ya coba untuk bisa satu visi aja sih, karena kita mikirnya punya dua guru yang berbeda aja bingung kan jadi mendingan satu visi saja. Kalau ada perbedaan, paling ya diobrolin dulu, istri saya juga suka baca buku tentang parenting," tambahnya lagi.
Meski begitu, masalah perbedaan pola asuh masih tetap mereka rasakan. Bukan antara mereka, tapi lebih kepada orangtua mereka atau nenek dan kakek Chanda.
"Saya mengizinkan Chanda untuk nonton YouTube karena nanti pada zamannya teknologi akan lebih canggih, kalau kita nggak ngebolehin mau gimana nanti dia. Tapi memang nggak boleh terlalu sering, semuanya ada porsinya. Cuma beda lagi kalau lagi sama neneknya, hampir semua dibolehin sampai nonton YouTube terlalu lama. Itu sih paling permasalahannya," ungkap Marco.
"Untuk mengatasinya, paling kalau masalahnya ada di Mama dari istri saya, tugas istri sayalah yang menegurnya. Begitupun sebaliknya, kalau masalahnya ada di Mama saya, maka sayalah yang harus ngomong sama Mama saya," ujarnya lagi.
Seperti karakter milenial pada umumnya, kehidupan rumah tangga dan pola asuh Marco bersama sang Istri juga tidak 100% teratur dan terjadwal. Mereka lebih condong mengikuti kemana arah air mengalir.
"Nggak tahu ini baik atau nggak, tapi kehidupan saya dan istri saya itu sangat tidak terjadwal. Jadi tidurnya Chanda pun kita nggak tahu kapan, sangat random, sekarang ini lagi tidur jam 1 malam tapi dua sampai tiga bulan yang lalu dia itu tidur jam 9 malam sampai pagi baru bangun. Tapi dia nggak rewel, karena saya memang kan hidup dari musik jadi jadwalnya juga random, anak dan istri saya juga sudah terbiasa dengan hal itu," ungkap Marco.
"Jadwal makan Chanda juga nggak teratur, misalnya dia baru bangun jam 11 pagi, sarapannya kan kelewat ya sudah nggak apa-apa makan siang aja. Toh, anak juga kalau lapar minta makan. Sejauh ini pertumbuhannya juga nggak mengganggu dia sih, jadi kita nggak gimana-gimana sih," tambahnya lagi.
"Jangankan itu, belanja bulanan pun kita nggak setiap awal bulan karena kita juga sudah biasa nggak teratur, jadi kita punya cara sendiri untuk bisa tertata rapi walaupun kita nggak teratur," tambahnya lagi.
Meskipun terkesan tak terarah, namun gaya parenting a la milenial ini memiliki manfaat tersendiri. Diantaranya adalah lebih berkembangnya kreativitas anak, membuat anak lebih percaya diri, membuat anak lebih nyaman berada dekat dengan orangtua, dan pastinya meminimalisir stres pada orangtua karena sikap luwes dalam mengasuh anak-anaknya.