Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Adu Gaya Cleopatra, Katy Perry di “Dark Horse” dan Tasya Farasya

Tasya farasya menjadi Cleopatra.png
Instagram.com/Tasya Farasya, Youtube/KatyPerry
Intinya sih...
  • Makeup mata, dua dunia yang sama-sama DramatisKaty Perry tampil bold dengan eyeliner Mesir yang ditarik hingga jauh ke pelipis dan bawah mata. Sementara Tasya Farasya memilih pendekatan dramatis namun lebih refined.
  • Pilihan lipstik: Pop eksperimental dan nude royaltyKaty Perry memadukan tampilan matanya yang intens dengan lipstik fuchsia cerah, sementara Tasya Farasya menggunakan lipstik nude kecokelatan dengan sedikit hint mauve.
  • Keduanya konsisten benturan pop-art dan nuansa kerajaanKaty Perry mengenakan beberapa kostum selama video musik yang menciptakan konsep Cleopatra versi masa depan. Sementara Tasya Farasya memilih gaun emas berpotongan longgar

Sosok Cleopatra selalu jadi inspirasi abadi dalam dunia fashion dan kecantikan. Dari penggambaran sinematik hingga makeup editorial, citra ratu Mesir ini sering diinterpretasikan ulang dengan sentuhan modern dan artistik.

Saat Tasya Farasya mengunggah hasil trasnformasinya menjadi Cleopatra menggunakan lagu Dark Hourse, membuat kita kembali mengingat bahwa Katy Perry pernah menjadi Cleopatra di video klip lagu tersebut.

Dua versi yang paling mencolok datang dari Katy Perry dalam video klip “Dark Horse” dan Tasya Farasya dalam makeup transformasinya menjadi Cleopatra. Keduanya menampilkan gaya yang megah, namun dengan pendekatan estetika yang berbeda.

Berikut Popmama.com ulas detail adu gaya Cleopatra, Katy Perry di “Dark Horse” dan Tasya Farasya. Yuk, simak adu gaya yang penuh kilau dan karakter ini.

1. Makeup mata, dua dunia yang sama-sama dramatis

Instagram.comTasya Farasya.jpg
Instagram.com/Tasya Farasya

Katy Perry tampil bold dengan eyeliner Mesir yang ditarik hingga jauh ke pelipis dan bawah mata. Gaya ini menciptakan bentuk eye cat yang ekstrim, ditambah eyeshadow metalik dalam gradasi biru, ungu, dan emas. Bentuk dan ukuran eyeliner-nya tidak sekadar mempertegas mata, tapi juga memberi kesan futuristik, hampir seperti karakter dewi fiksi dalam mitologi modern.

Sementara itu, Tasya Farasya memilih pendekatan yang tetap dramatis namun lebih refined. Ia menggunakan eyeliner bawah yang memanjang khas Mesir kuno, namun dengan gradasi eyeshadow keemasan yang membaur halus di kelopak mata.

Warna-warna yang dipilih memberi kesan elegan dan menyatu dengan warna kulit, menjadikan hasilnya lebih halus tapi tetap kuat secara visual.

Gaya riasan matanya mengedepankan simetri dan blending yang apik, memberi kesan Cleopatra yang glamor tapi tetap berakar pada unsur budaya.

2. Pilihan lipstik: Pop eksperimental dan nude royalty

Tasya vs. Katy-Popmama (6).jpg
Instagram.com/Tasya Farasya, Youtube/KatyPerry

Dalam video klip “Dark Horse”, Katy Perry memadukan tampilan matanya yang intens dengan lipstik fuchsia cerah. Warna ini kontras dengan tone kulit dan makeup matanya, menciptakan visual yang sangat pop dan teatrikal.

Warna bibirnya mencuri perhatian sekaligus menunjukkan bahwa karakter Cleopatra versinya bukan sekadar ratu Mesir, tapi juga seorang bintang pop dalam dunia fantasi.

Di sisi lain, Tasya Farasya menggunakan lipstik nude kecokelatan dengan sedikit hint mauve, yang menyatu sempurna dengan keseluruhan tampilan emas dan glamornya.

Pilihan warna bibir ini memberi ruang bagi sorotan utama tertuju ke mata dan aksesorinya. Gaya bibir Tasya menciptakan keseimbangan elegan yang cocok dengan karakter ratu yang lebih klasik dan berwibawa.

3. Keduanya konsisten benturan pop-art dan nuansa kerajaan

Tasya vs. Katy-Popmama (7).jpg
Instagram.com/Tasya Farasya, Youtube/KatyPerry

Katy Perry mengenakan beberapa kostum selama video musik, salah satunya adalah bodysuit dengan motif simetris warna-warni yang memadukan gaya Mesir kuno dengan nuansa teknologi dan pop culture.

Ada juga gaun emas dengan aksen armor yang membuatnya tampak seperti Cleopatra versi cyborg dewi. Bahan mengilap, ornamen tidak biasa, dan potongan kostum yang ketat menegaskan konsep Cleopatra versi masa depan.

Sebaliknya, Tasya Farasya memilih gaun emas berpotongan longgar khas busana kerajaan, dihiasi bordiran dan permata merah-biru di bagian dada dan kerah.

Kain brokat yang dipakai memberi kesan berat dan megah, lengkap dengan jubah yang menjuntai. Busananya tampak mewah sekaligus otentik, seolah berasal dari lukisan istana Mesir kuno. Tidak ada elemen eksperimental berlebihan, justru menekankan pada kemewahan klasik.

4. Aksesori kepala, sama-sama menggunakan headpiece yang menarik

Tasya vs. Katy-Popmama (8).jpg
Instagram.com/Tasya Farasya, Youtube/KatyPerry

Katy Perry tampil dengan berbagai headpiece yang sangat mencolok, mulai dari mahkota besar berbentuk kipas warna merah-biru keemasan, hingga hiasan kepala emas berbentuk geometris.

Aksesoris ini memberikan volume dan ketinggian pada look-nya, memperkuat kesan karakter superpower yang tak hanya manusia, tapi juga mistis dan dominan. Semua elemen ini didesain untuk menyatu dengan latar futuristik dan digital dalam video.

Tasya Farasya tampil dengan headpiece yang jauh lebih tradisional namun tak kalah rumit. Ia mengenakan penutup kepala emas berhiaskan rantai dan permata merah, menjuntai di dahi dan samping wajah.

Headpiece ini lebih mendekati replika dari aksesori Cleopatra di masa lalu lembut namun penuh detail, elegan tanpa kehilangan kemegahan. Warna emas dan detail kecilnya memberikan aksen glamor tanpa menjadi overpowering.

5. Perhiasan dan detail klasik yang menyempurnakan look

Tasya farasya Cleopatra popmama.jpg
Instagram.com/Tasya Farasya

Perhiasan yang dikenakan Katy Perry mencakup kalung besar, gelang emas, dan detail aksesori lengan serta jari yang terinspirasi teknologi. Ia juga memakai detail kuku logam di beberapa adegan. Pilihan desainnya memberi nuansa eksperimental dan out of the box, menjadikan look-nya lebih cocok untuk fantasi visual video musik.

Tasya Farasya hadir dengan gelang lebar khas Mesir kuno, kukunya dilapisi hiasan kuku berlapis emas menyerupai cakar panjang yang dulu identik dengan kekuasaan dan kemegahan ratu.

Kalung batu merah besar dan bordiran warna-warni di sekitar leher melengkapi gaunnya dengan apik. Semua detail ini merefleksikan riset yang dalam terhadap budaya dan sejarah Mesir.

Cleopatra yang asli sebagai sosok sejarah tidak memiliki dokumentasi visual yang pasti, tetapi berdasarkan patung dan lukisan kuno, ia digambarkan mengenakan linen putih atau emas, aksesori simbolik seperti ular, serta makeup mata khas Mesir dengan eyeliner hitam tebal dan perhiasan yang lebih simbolis dibanding dekoratif.

Katy Perry membawakan Cleopatra dalam versi fantasi modern lebih dekat ke dunia pop futuristik dibanding sejarah. Sedangkan Tasya Farasya memberi penghormatan visual yang lebih autentik, glamor namun tetap menghormati nilai budaya dan estetika Mesir kuno.

Dua pendekatan ini menunjukkan bagaimana satu sosok legendaris bisa diinterpretasi sangat berbeda: satu untuk panggung hiburan, satu untuk estetika fashion sejarah.

Itu dia adu gaya Cleopatra, Katy Perry di “Dark Horse” dan Tasya Farasya. Bagaimana menurut Mama?

Share
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us