PINTU Incubator Buka Program Residensi Desainer Indonesia dan Prancis

- Program residensi desainer Indonesia dan Prancis mempertemukan budaya dan teknik kreatif
- Enam brand lokal akan tampil di fashion show "Echoes of the Future" dengan koleksi hasil kolaborasi
- Kolaborasi membuka peluang pendidikan, pertukaran pelajar, riset desain, dan pelatihan bagi desainer muda Indonesia
Memasuki tahun keempat penyelenggaraannya, PINTU Incubator 2025 hadir dengan semangat yang lebih segar dan cakupan yang makin luas.
Program hasil kolaborasi antara Indonesia dan Prancis ini kembali menjadi wadah penting bagi desainer muda untuk bertumbuh, sekaligus menjembatani pertukaran budaya melalui pendekatan kreatif di dunia mode.
Tahun ini, PINTU memperkenalkan program residensi yang memungkinkan desainer muda dari Prancis untuk tinggal dan belajar langsung dari para pengrajin di Indonesia.
Inisiatif ini menjadi langkah baru yang memperdalam proses kolaborasi dua arah, bukan hanya membawa karya lokal ke ranah internasional, tetapi juga menghadirkan perspektif global ke dalam proses kreatif lokal.
Kali ini Popmama.com akan membahas informasi seputar PINTU Incubator buka program residensi desainer Indonesia dan Prancis. Disimak ya!
1. Mempertemukan desainer muda Prancis dengan budaya Indonesia

Tahun ini, PINTU menghadirkan program residensi kreatif pertamanya, dengan mengundang dua desainer muda asal Prancis, yaitu Kozue Sullerot dan Priscille Berthaud yang tinggal di Indonesia selama bulan.
Selama masa tinggalnya, mereka tidak hanya mengenal budaya dari permukaan, tetapi terlibat langsung dalam proses pembuatan batik di Jawa dan teknik tenun tradisional di wilayah timur Indonesia.
Program ini memberi pengalaman menyeluruh, dari proses kreatif bersama pengrajin lokal, hingga memahami filosofi yang hidup dalam setiap motif dan bahan.
Tujuan utama dari program ini bukan hanya memperkenalkan kekayaan budaya di Indonesia kepada desainer internasional, tetapi juga menciptakan dialog lintas budaya yang setara.
"Program ini bukan hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tapi juga punya dampak jangka panjang. Kami percaya bahwa setiap individu yang ikut, akan terus kami dukung. Mereka yang memiliki peluang atau kesempatan, bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik." Ungkap Soegianto Nagaria, Chairman JF3 dan Co-initiator PINTU Incubator dalam konferensi pers PINTU Incubator di Summarecon Mall Kelapa Gading, pada hari Kamis (10/07/2025).
2. Enam brand lokal tampil di fashion show

Puncak dari proses inkubasi tahun ini akan ditampilkan dalam peragaan busana bertajuk "Echoes of the Future" pada 27 Juli 2025, yang menjadi bagian dari JF3 Fashion Festival di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.
Dalam acara ini, enam brand lokal, seperti CLV, Dya Sejiwa, Lil Public, Nona Rona, Rizkya Batik, dan Denim It Up akan menampilkan koleksi hasil kolaborasi mereka dengan mahasiswa dari École Duperré Paris, salah satu institusi desain ternama di Prancis.
Karya yang dihadirkan bukan hanya sekadar visualisasi mode, tapi juga hasil dari pertemuan antara teknik tradisional Indonesia dan pendekatan kontemporer khas Eropa.
Melalui fashion show ini, para desainer muda Indonesia diberi panggung untuk berbicara di ranah global, sekaligus memperkuat identitas budaya mereka dalam konteks internasional.
3. Membuka peluang pendidikan dan pengembangan jangka panjang bagi desainer muda

Kerja sama antara PINTU Incubator dan École Duperré Paris tidak berhenti di program residensi atau fashion show saja.
Kolaborasi ini membuka jalur baru dalam bentuk pertukaran pelajar, kolaborasi riset desain, hingga pelatihan mendalam untuk talenta muda Indonesia.
Lewat kemitraan ini, generasi kreatif Tanah Air bisa memiliki peluang untuk belajar langsung dari institusi desain ternama di Prancis, memperluas koneksi profesional, serta mengembangkan karya dengan standar dan wawasan internasional.
“Residency Program ini adalah langkah nyata kami untuk memperdalam kolaborasi lintas budaya. Melalui program ini mereka langsung bekerja dengan para artisan dan melakukan proses kreatif bersama. Mereka bukan hanya mendapat pelatihan teknis, tapi juga mendapatkan pengalaman profesional" Ungkap Thresia Mareta, Co-initiator PINTU Incubator dan Founder LAKON Indonesia.