4 Fakta Menarik di Re-Run Musikal Lutung Kasarung

Pertunjukan kesenian sering kali identik dengan gaya penampilan yang kaku dan terkesan membosankan. Hal ini yang membuat pertunjukan seni budaya kerap menadapatkan atensi yang minim, terutama dari para penonton muda. 

Melihat kondisi ini, EKI Dance Company mewujudkan pertunjukan yang kental akan seni dan budaya namun tetap mengikuti tren dan bahasa yang kekinian. Bahasa yang digunakan dalam pementasan ini didominasi oleh bahasa sehari-hari.

“Bahasa dan pembawaannya kita lebih modern, lebih gen Z, lebih relevan, jadi bisa relate sama banyak orang karena kita bisa lihat dari keviralannya juga sih di TikTok,” jelas Ara Ajisiwi yang memerankan tokoh Purbararang, Rabu (21/5/25).

Bukan hanya itu, beberapa tren kekinian juga diselipkan dalam dialog di Musikal Lutung Kasarung ini. Pernah mendengar tren Dj Aisyah atau Tung Tung Tung Sahur? Tren lucu yang sempat viral ini juga diselipkan ke dalam dialog hingga berhasil mengundang tawa para penonton.

Bukan hanya menyelipkan unsur bahasa gaul saja, pertunjukan ini juga menyelipkan berbagai humor yang menggelitik. Mulai dari gerak-gerik para pemeran hingga candaan yang dilemparkan antar pemeran sukses membuat penonton terbahak-bahak.

Karakter yang diperankan dalam pementasan ini juga dibalut dengan unsur humor. Jika karakter dalam pertunjukan seni tradisional kerap dibuat serius, karakter yang ditampilkan dalam musikal ini cenderung lebih santai.

Tokoh raja yang ada dalam cerita rakyat umumnya juga diperankan dengan garang atau menyeramkan. Drama musikal ini memodifikasi karakter raja atau Papa dari Purbasari dan Purbararang menjadi lebih unik, flamboyan, dan penuh humor.

“Jadi karakter bapaknya itu memang cukup makan waktu dicarinya, tapi memang dibikin versi flamboyan karena sangat mengutamakan kecantikan sehingga dia ingin mengadu domba anak-anaknya. Untuk unsur komedi juga mudah didapatkan dengan karakter seperti itu,” kata Uli Herdi yang memerankan tokoh Rama Prabu atau Papa, Rabu (21/5/25).

Meski pertunjukan ini memadukan unsur modern dan tren kekinian, berbagai kesenian tradisional yang menjadi latar belakang utama cerita tetap dipertunjukkan. Banyak adegan yang disertai dengan tari-tarian khas Sunda di setiap segmen.

Kostum dan dekorasi yang mendukung suasana dalam pertunjukan ini juga tetap dengan unsur kesenian yang khas. Beberapa kesenian tradisional yang menjadi bagian dari latar belakang cerita juga ditampilkan.

Salah satu kesenian tradisional yakni Sisingaan asal Jawa Barat juga hadir menjadi pembuka yang mengantarkan cerita lebih dalam. Pertunjukan ini memadukan budaya tradisional dan unsur modern dengan seimbang.

Selain menggabungkan unsur tradisional dengan bahasa dan tren yang kekinian, Musikal Lutung Kasarung ini juga memadukan unsur teknologi dalam cerita yang dipentaskan. Hal ini ditampilkan di tengah-tengah cerita.

Menampilkan unsur teknologi yang dibalut dengan komedi, tokoh Purbasari dan Purbararang yang menjadi dua tokoh penting dalam cerita ini masuk ke panggung utama dengan mengendarai mobil listrik.

Hal ini mengundang reaksi positif dari penonton karena memberikan kesan yang unik namun juga menakjubkan mengingat hal seperti ini jarang atau bahkan tidak ada di drama musikal yang lain.

Drama Musikal Lutung Kasarung ini mengadaptasi cerita rakyat dari Jawa Barat yang menceritakan tentang kisah cinta, keluarga, pengkhianatan, dan juga proses penerimaan diri.

Drama klasik dengan tokoh Lutung Kasarung (Pangeran), Purbasari (Putri raja 1), dan Purbararang (Putri raja 2) ini berhasil menggaet para penonton usia muda agar tetap melestarikan budaya Nusantara.

Itu dia 4 fakta menarik di Re-Run Musikal Lutung Kasarung yang membuat drama musikal ini berbeda dari drama musikal lainnya dan berhasil menghibur penonton dengan pendekatan yang lebih fresh.

Drama musikal ini bisa menjadi hiburan keluarga, Ma!