7 Alasan Rambut Uban Tidak Boleh Dicabut, Menurut Dokter!

- Mencabut uban bisa merusak folikel rambut permanen
- Infeksi dan iritasi kulit kepala dapat dipicu oleh mencabut uban
- Mencabut uban tidak akan mengubah warna rambut baru
Rambut yang beruban terkadang membuat penampilan kita menjadi tidak percaya diri. Menemukan uban pertama sering bikin kaget, apalagi kalau munculnya di usia muda.
Banyak orang langsung refleks mencabutnya, tapi menurut para ahli kulit dan penelitian medis, kebiasaan ini bisa membawa lebih banyak masalah daripada manfaat.
Untuk memastikannya, Popmama.com telah merangkum 7 alasan rambut uban tidak boleh dicabut, menurut dokter. Simak penjelasannya yuk!
1. Akar rambut bisa rusak permanen

Menurut Dr.Francesca Fusco, dermatolog asal New York, mencabut uban berulang kali dapat merusak folikel rambut secara permanen. Folikel yang rusak tidak selalu bisa menumbuhkan rambut baru, dan bila tumbuh, teksturnya bisa lebih tipis atau lemah.
Dalam jangka panjang, mencabut uban terus-menerus dapat menimbulkan area kecil tanpa rambut (mirip kebotakan mikro) di kulit kepala. Maka dari itu, Mama jangan sembarangan mencabut uban ya.
2. Bisa memicu infeksi dan iritasi kulit kepala

Setiap helai rambut melekat pada folikel yang terhubung dengan pembuluh darah dan saraf halus. Ketika uban dicabut paksa, pori terbuka dan bisa menjadi pintu masuk bakteri atau jamur.
Akibatnya, muncul folikulitis menjadi peradangan yang menimbulkan benjolan kecil mirip jerawat di kulit kepala. Menurut Cleveland Clinic kondisi ini bisa menimbulkan rasa gatal, nyeri, bahkan bernanah jika tidak dirawat dengan benar.
3. Warna rambut baru tetap uban

Mitos yang bilang “mencabut satu uban, tumbuh tiga” tidak benar, Ma. Warna rambut ditentukan oleh sel pigmen bernama melanocytes yang menghasilkan melanin.
Jika sel ini berhenti memproduksi pigmen, rambut baru akan tetap berwarna abu-abu atau putih. Menurut Cleveland Clinic, proses ini bersifat biologis dan tidak bisa diubah hanya dengan mencabut rambutnya.
4. Luka mikro bisa mengganggu pertumbuhan rambut baru

Mencabut uban dapat menyebabkan luka kecil di kulit kepala yang sulit terlihat. Luka mikro ini bisa menimbulkan rasa perih atau gatal dan berisiko menyebabkan peradangan ringan.
Menurut American Academy of Dermatology, trauma berulang pada folikel rambut dapat membuat rambut di area tersebut sulit tumbuh kembali. Sehingga, mencabut uban bukan solusi yang baik.
Penelitian juga menunjukkan bahwa trauma fisik yang terus-menerus pada folikel rambut (misalnya mencabut atau menarik rambut) bisa mempengaruhi siklus pertumbuhan rambut, meskipun bukti klinis manusia masih terbatas dan memerlukan penelitian lanjutan.
5. Uban bukan tanda penuaan semata

Menurut NIH (National Institute of Health), munculnya uban tidak selalu berkaitan dengan usia tua. Faktor genetik, stres oksidatif, dan kekurangan nutrisi seperti vitamin B12 atau tembaga juga bisa mempercepat rambut beruban.
Namun, para peneliti menegaskan bahwa hubungan ini bersifat korelasi, bukan penyebab langsung. Artinya, mencabut uban tidak menyelesaikan masalah utamanya, tubuh mungkin sedang kekurangan nutrisi atau mengalami stres kronis yang perlu diatasi dari dalam.
6. Pewarna lembut lebih aman daripada mencabut

Kalau uban membuat tidak percaya diri, pilihan yang lebih aman adalah pewarnaan lembut atau toning sementara, bukan mencabutnya. Dengan perawatan tepat, rambut bisa terlihat lebih sehat tanpa harus dicabut.
Menurut Harvard Health Publishing, produk pewarna rambut bebas amonia cenderung lebih lembut untuk kulit kepala dibanding produk dengan bahan kimia keras.
Namun, tetap disarankan melakukan tes alergi dan konsultasi ke dokter kulit sebelum mengecat rambut, karena sensitivitas tiap orang berbeda. Kemudian, Mama harus pastikan kembali kandungan pada pewarna rambutnya ya.
7. Uban dini bisa jadi tanda tubuh butuh perhatian

Beberapa studi menemukan hubungan antara uban dini dan kadar nutrisi tertentu di tubuh. Penelitian di Pubmed (2019), menemukan bahwa orang dengan uban prematur cenderung memiliki kadar zat besi, tembaga, dan kalsium yang lebih rendah.
Meski begitu, peneliti menekankan bahwa ini belum bukti sebab-akibat, melainkan indikator kesehatan yang patut dipantau. Kalau uban muncul banyak di usia 20–30-an, sebaiknya periksa ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah nutrisi atau hormonal.
Mencabut uban memang terlihat cepat dan mudah, tapi efeknya bisa panjang seperti folikel rusak, kulit kepala teriritasi, dan rambut sulit tumbuh kembali. Ingat, uban bukan tanda kelemahan, Ma. Kadang, itu cuma cara tubuh bilang kalau waktunya kita lebih peduli pada diri sendiri.
Nah itulah informasi tentang 7 alasan rambut uban tidak boleh dicabut, menurut dokter. Lebih baik rawat uban dengan cara lembut, pakai sampo antioksidan, konsumsi makanan bergizi, dan kelola stres.



















