Sejak diberlakukannya social distancing dan physical distancing di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana melaporkan adanya penurunan angka pemasangan alat kontrasepsi. Angka penurunan mencapai setidaknya hampir 50%.
Hal itu membuat kekhawatiran terhadap potensi angka kehamilan yang tinggi pasca pandemi corona akan menjadi fenomena baby boomers.
Penurunan bukan hanya terjadi pada jumlah peserta KB tapi juga aktivitas kelompok kegiatan dan mekanisme operasional.
Ditambah juga saat ini pemerintah dengan melakukan perampingan anggaran di sejumlah kementerian untuk fokus pada penanganan Covid-19.
Hal itu tentu berimbas pada pemangkasan anggaran BKKBN mencapai Rp408,6 miliyar.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengatakan pemangkasan anggaran tersebut berdampak pada pelayanan program KB yang berpotensi pada meningkatnya angka kematian ibu dan bayi serta jumlah stunting pada anak.
Angka penurunan pemasangan alat kontransepsi disebabkan pelayanan metode pemasangan alat kontrasepsi sangat intens berkontakan langsung dengan pengguna.
Sedangkan pemerintah saat ini sedang memberlakukan peraturan social distancing dan physical distancing untuk menekan jumlah penyebaran virus corona.
Para peserta KB pun khawatir untuk berkonsultasi apalagi berkontakan dengan petugas.
Menurut Sekretaris Jenderal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Budi Wiweko, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Beberapa di antaranya:
