Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Begini Penggunaan Antibiotik yang Tepat untuk Mencegah Resistensi

Dok. Popmama/Nadhifa Fitrina
Dok. Popmama/Nadhifa Fitrina

Resistensi antibiotik atau Antimicrobial Resistance (AMR) kini menjadi salah satu ancaman kesehatan paling serius di dunia. Mengutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), AMR telah ditetapkan sebagai salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan terbesar abad ini. 

Kondisi ini terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi, dan parasit menjadi kebal terhadap antibiotik, membuat pengobatan menjadi tidak efektif. Akibatnya, penyakit yang sebelumnya dapat disembuhkan kini menjadi lebih sulitl untuk diatasi. 

Menyadari urgensi ini, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengadakan media briefing virtual pada Kamis, 28 November 2024, dengan tema 'Resistensi Antibiotik dan Ketahanan Kesehatan Bangsa'. Acara ini menyoroti pentingnya mengatasi AMR, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat.

Mari kita bahas lebih lanjut bersama Popmama.com tentang begini penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah resistensi

Apa itu Resistensi Antibiotik dan Mengapa Ini Berbahaya?

Freepik/Wayhomestudio
Freepik/Wayhomestudio

Resistensi antibiotik adalah kondisi ketika mikroba tidak lagi merespons pengobatan dengan antibiotik, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif. Fenomena ini ditandai dengan meluasnya ketidakpekaan terhadap antibiotik yang umumnya digunakan. 

Di negara maju maupun berkembang, resistensi antibiotik menjadi tantangan besar yang menembus batas kehidupan klinis dan komunitas. Multi-Drug Resistance (MDR) membuat banyak penyakit infeksi sulit disembuhkan, berdampak pada sektor sosial-ekonomi, dan mengancam ketahanan kesehatan bangsa.

"Adanya resistensi antibiotik merujuk pada penurunan kepekaan patogen terhadap antibiotik yang digunakan, baik sebagai terapi utama maupun antibiotik lain, ditandai dengan meluasnya tingkat ketidakpekaan patogen tersebut," ucap Brigjen TNI Purn DR Dr Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM, Ketua Departemen Hubungan Lembaga Pemerintah PB II & Spesialis Penyakit. 

Kapan Sebaiknya Antibiotik Digunakan?

Pexels/Antoni Shkraba
Pexels/Antoni Shkraba

Penggunaan antibiotik harus didasarkan pada pedoman medis yang ketat. Berdasarkan Panduan Penatagunaan Antibiotik dari Kementerian Kesehatan tahun 2021, antibiotik dikategorikan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu Access, Watch, dan Reserve (AWaRe).

  1. Access: Antibiotik dalam kategori ini digunakan untuk mengobati infeksi mikroba yang umum terjadi. Contohnya adalah amoksisilin.
  2. Watch: Antibiotik ini digunakan untuk infeksi yang memerlukan penanganan lebih spesifik atau ketika antibiotik kelompok Access tidak efektif.
  3. Reserve: Antibiotik cadangan ini hanya digunakan sebagai upaya terakhir untuk mengatasi infeksi berat yang mengancam jiwa.

Langkah-Langkah Mencegah Resistensi Antibiotik

1. Hindari swamedikasi

Pexels/Pietro Jeng
Pexels/Pietro Jeng

Swamedikasi, atau penggunaan obat-obatan tanpa panduan medis, menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya resistensi antibiotik. Saat seseorang mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter, seringkali dosis penggunaannya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. 

Akibatnya, bakteri yang tidak sepenuhnya mati dapat bermutasi dan menjadi kebal terhadap antibiotik. Menurut The Lancet Infectious Diseases mengungkapkan, bahwa negara-negara dengan tingkat swamedikasi antibiotik yang tinggi cenderung memiliki peningkatan angka resistensi bakteri yang lebih cepat dibandingkan negara lain. 

Misalnya, beberapa wilayah di Asia dan Afrika, di mana antibiotik mudah diakses tanpa resep, mengalami penyebaran bakteri resisten yang lebih luas, seperti Escherichia coli (E. coli) dan Klebsiella pneumoniae.

2. Ikuti petunjuk dokter

Freepik/Pressfoto
Freepik/Pressfoto

Mengonsumsi antibiotik sesuai dengan dosis dan durasi yang dianjurkan oleh dokter adalah kunci dalam mencegah resistensi antibiotik. Pengobatan yang tidak tuntas, seperti menghentikan konsumsi antibiotik sebelum waktunya karena merasa sudah sembuh, dapat memungkinkan bakteri yang tersisa untuk bertahan hidup. 

Ketika antibiotik dikonsumsi sesuai petunjuk dokter, pengobatan dapat secara efektif membunuh semua bakteri penyebab infeksi, mencegah bakteri bertahan dan beradaptasi. Selain itu, mematuhi aturan pengobatan juga membantu menjaga efektivitas antibiotik untuk penggunaan di masa depan. 

3. Tingkatkan sanitasi dan higiene

Freepik/Jcomp
Freepik/Jcomp

Kebersihan yang buruk, baik dalam skala pribadi maupun lingkungan, merupakan salah satu faktor utama penyebaran infeksi bakteri yang sering kali memerlukan pengobatan antibiotik. Ketika lingkungan tidak bersih, risiko penyebaran patogen meningkat, sehingga memperbesar kebutuhan penggunaan antibiotik. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, bahwa meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar dapat mengurangi angka infeksi bakteri hingga 60%. Contohnya adalah upaya penyediaan toilet yang higienis, manajemen limbah yang tepat, serta peningkatan ketersediaan air bersih di daerah pedesaan dan perkotaan.

4. Dukung program pengawasan antibiotik

Program pengawasan antibiotik, seperti Antimicrobial Stewardship Programs (ASPs), dirancang untuk memastikan penggunaan antibiotik yang tepat, baik dari segi dosis, jenis, maupun durasi. Program ini melibatkan tenaga medis, apoteker, dan ahli mikrobiologi untuk bekerja sama dalam memantau dan mengontrol penggunaan antibiotik.

Dukungan terhadap program semacam ini dapat dilakukan melalui pelatihan tenaga medis tentang penatagunaan antibiotik, pengawasan ketat terhadap resep obat, serta edukasi kepada pasien tentang pentingnya mematuhi panduan pengobatan. 

5. Edukasi masyarakat

Freepik
Freepik

Peningkatan pemahaman masyarakat tentang resistensi antibiotik adalah kunci untuk mengubah perilaku yang merugikan terkait penggunaan obat ini. Tanpa edukasi yang memadai, banyak orang masih beranggapan bahwa antibiotik adalah solusi cepat untuk berbagai penyakit.

Untuk mengatasi tantangan ini, penyuluhan yang masif sangat diperlukan. Salah satu inisiatif global yang telah sukses mengedukasi masyarakat adalah World Antimicrobial Awareness Week (WAAW), sebuah kampanye tahunan yang diinisiasi oleh WHO setiap bulan November. 

Demikianlah informasi begini penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah resistensi. Resistensi antibiotik (AMR) menjadi tantangan global yang mengancam kesehatan manusia, keberlanjutan produksi pangan, dan ekonomi dunia. 

Dari menghindari swamedikasi hingga mengikuti petunjuk dokter dan meningkatkan sanitasi, langkah-langkah preventif dapat membantu mengurangi risiko resistensi.

Share
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Mi Instan

18 Des 2025, 21:37 WIBLife