7 Cara Jepang dalam Mengatasi Overthinking

- Zazen (meditasi duduk) - Fokus pada pernapasan dan kesadaran penuh - Meredakan kebisingan mental yang memicu overthinking
- Kaizen (perbaikan kecil bertahap) - Perubahan kecil dan konsisten setiap hari - Membantu fokus pada langkah nyata daripada larut dalam pikiran yang berlebihan
- Ikigai (Alasan untuk hidup) - Menemukan "alasan untuk bangun setiap pagi" - Dapat menjadi penangkal overthinking dengan memiliki tujuan hidup yang jelas
Overthingking seringkali membuat keseharian menjadi terganggu, jika tidak diatasi akan berakibat lebih parah. Meskipun hanya mengkhawatirkan hal-hal kecil, kejadian ini cukup serius jika dibiarkan terus menerus.
Melansir dari sheisghtmag. com,, lebih dari 73% orang dewasa muda bergulat dengan pikiran yang berleihan atau biasa dikenal sebaagai overthinking. Hal ini menunjukan overthingking bukanlah hal yang sepele.
Namun, jika kamu mengalami hal tersebut tidak perlu khawatir, masyarakat Jepang mempunyai beberapa metode unik dalam mengatasi overthinking.
Hal tersebut tentunya bukan sembarang metode, melainkan sebuah tradisi berdasarkan pada kekayaan tradisi budaya Jepang yang memadukan kearifan tradisioal dengan praktik Buddhisme Zen dan Shintoisme.
Di artikel ini Popmama.com akan memberikan informasi terkait 7 cara jepang dalam mengatasi overthinking berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
1. Zazen (meditasi duduk)

Zazen adalah bentuk meditasi dalam tradisi Zen yang berfokus pada pernapasan dan kesadaran penuh. Praktiknya sederhana duduk dengan tenang, memperhatikan tarikan dan hembusan napas, serta membiarkan pikiran lewat tanpa perlu dihakimi.
Bagi orang Jepang, Zazen membantu meredakan kebisingan mental yang sering kali memicu overthinking. Dengan melatih diri untuk fokus pada momen saat ini, pikiran akan lebih jernih dan tidak mudah terjebak dalam kekhawatiran masa depan atau penyesalan masa lalu.
2. Kaizen (perbaikan kecil bertahap)

Kaizen adalah filosofi yang menekankan pada perubahan kecil dan konsisten setiap hari untuk mencapai perbaikan besar dalam jangka panjang. Dalam konteks overthinking, kaizen membantu seseorang untuk fokus pada langkah nyata daripada larut dalam pikiran yang berlebihan.
Misalnya, jika kamu cemas soal pekerjaan, mulailah dengan langkah sederhana seperti membuat daftar prioritas atau menyelesaikan satu tugas kecil. Perlahan, kebiasaan ini bisa mengurangi rasa kewalahan dan memberi rasa kendali yang lebih baik atas hidup.
3. Ikigai (Alasan untuk hidup)

Ikigai adalah konsep menemukan "alasan untuk bangun setiap pagi". Bagi orang Jepang, memiliki tujuan hidup yang jelas dapat menjadi penangkal overthinking.
Dengan menemukan ikigai, kamu bisa lebih terarah dan tidak mudah terombang-ambing oleh pikiran yang berlebihan. Rasa gelisah karena ketidakpastian akan berkurang karena kamu tahu apa yang penting untuk dikejar dalam hidup.
Contoh sederhana ikigai bisa berupa pekerjaan yang bermakna, hobi yang memberi kebahagiaan, atau waktu berkualitas bersama keluarga.
4. Wabi-Sabi (menerima ketidaksempurnaan)

Wabi-sabi adalah filosofi Jepang yang mengajarkan untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan. Konsep ini mendorong seseorang untuk menerima bahwa hidup tidak selalu berjalan sempurna.
Bagi yang sering overthinking, wabi-sabi dapat menjadi pengingat bahwa tidak apa-apa jika sesuatu tidak sesuai harapan. Kesalahan, kegagalan, atau kekurangan adalah bagian alami dari hidup. Dengan menerima hal ini, beban pikiran bisa lebih ringan dan rasa cemas berkurang.
5. Shoshin

Shoshin berarti "pikiran pemula". Dalam budaya Zen, shoshin mengajarkan untuk selalu melihat sesuatu dengan rasa ingin tahu dan terbuka, layaknya pemula yang baru belajar.
Ketika kita overthinking, biasanya kita terjebak dalam asumsi atau analisis berlebihan. Dengan menerapkan shoshin, kita belajar untuk tidak menghakimi situasi terlalu cepat.
Sebaliknya, kita mencoba memahami sesuatu dengan sudut pandang baru. Hal ini bisa membantu menenangkan pikiran dan mencegah perasaan kewalahan.
6. Hara Hachi Bu

Hara hachi bu adalah kebiasaan makan orang Okinawa, Jepang, yang berarti makan sampai 80% kenyang. Walaupun terdengar sederhana, filosofi ini juga bisa diterapkan dalam mengelola kehidupan sehari-hari.
Ketika seseorang terbiasa dengan moderasi, termasuk dalam hal makan, ia juga melatih diri untuk lebih mindful. Pikiran menjadi lebih tenang karena tubuh tidak dibebani berlebihan.
Prinsip ini juga bisa diterapkan dalam aktivitas lain, lakukan secukupnya, jangan berlebihan. Dengan begitu, risiko overthinking akibat kelelahan fisik maupun mental bisa berkurang.
7. Shinrin-yoku (Mandi di alam)

Shinrin-yoku atau “forest bathing” adalah praktik berjalan santai di hutan untuk menyerap suasana alam. Jepang percaya bahwa berhubungan langsung dengan alam bisa memberikan efek penyembuhan alami bagi tubuh dan pikiran.
Penelitian modern pun membuktikan bahwa shinrin-yoku dapat menurunkan hormon stres kortisol, menstabilkan detak jantung, dan memperbaiki suasana hati.
Saat pikiran terasa penuh oleh overthinking, menghabiskan waktu di alam dapat menjadi cara sederhana namun efektif untuk menenangkan diri.
Nah, itu tadi merupakan 7 cara Jepang mengatasi overthingking. Semoga bermanfaat ya, Ma.



















