Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga.jpg
Popmama.com/Shalsabhilla Putri
Intinya sih...
  • Pisahkan keuangan bisnis dan keluarga untuk mengontrol cash flow dengan lebih baik.
  • Hitung risiko secara tepat untuk menentukan langkah aman dan membangun kepercayaan investor.
  • Bagikan risiko dengan keluarga agar fokus pada pengembangan usaha sekaligus menjaga kesejahteraan keluarga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi perempuan yang menjalankan usaha sekaligus mengurus keluarga memang menantang. Dari keuangan, risiko bisnis, hingga tanggung jawab keluarga, semuanya harus berjalan seimbang.

“Kalau berdasarkan penelitian kami dan penelitian banyak lembaga, World Bank tahun 2016, dan bank lain tahun 2023 dan 2022 kemarin, perempuan pengampu usaha itu adalah pemegang risiko dari bukan hanya usahanya karena itulah definisi entrepreneurship tetapi juga dari rumah tangganya,” ujar Desy Widjaya selaku Direktur Utama FWD Insurance, dalam sesi talkshow acara Media Gathering & MoU Signing InnovateHer Academy 3.0. di Bale Nusa, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/11/2025). 

Itu sebabnya, perempuan perlu strategi yang tepat agar bisnis tetap jalan, tapi kehidupan keluarga juga tetap aman dan terlindungi. Mulai dari cara mengelola keuangan, membagi peran dalam rumah tangga, sampai menyiapkan proteksi saat hal tak terduga terjadi.

Nah, berikut Popmama.com sudah merangkum 7 cara yang bisa Mama terapkan untuk mengelola risiko bisnis dan keluarga sekaligus. Siap belajar bareng? Yuk, Simak! 

1. Pisahkan keuangan bisnis dan keluarga

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (1).jpg
Freepik

Perempuan sering mencampur antara modal usaha dan kebutuhan rumah tangga, sehingga cash flow jadi sulit terkontrol. Akhirnya, bisnis terasa jalan di tempat karena uang keluar tanpa tercatat jelas, sementara kebutuhan keluarga juga ikut terpengaruh.

“Makanya besar resikonya dipegang oleh kemampuan pengampu bisnis karena mereka juga mengampu wellbeing dari anggota keluarganya. Itu satu dan itu suka baur dengan capitalnya bisnis. Itulah yang membuat ciri-ciri usaha yang tidak growing kalau keuangannya masih nyampur antara bisnis dengan rumah tangga,” jelas Desy Widjaya. 

Selain itu, pemisahan keuangan juga melindungi keluarga saat bisnis sedang tidak stabil. Kalau usaha belum menghasilkan, kebutuhan rumah tetap bisa terpenuhi karena tidak ikut terseret masalah keuangan bisnis.

2. Hitung risiko secara tepat

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (2).jpg
Freepik/KamranAydinov

Setiap usaha pasti menghadapi risiko, terutama bagi female founders yang juga memikul tanggung jawab keluarga. Dwi Yuliawati selaku Head of Programme UN Women Indonesia, mengatakan bahwa pengusaha rintisan yang berorientasi dampak adalah mereka yang risikonya dikalkulasi. Bisnisnya itu the risk calculated.

Dengan mengukur risiko, Mama bisa menentukan langkah aman, misalnya menabung cadangan, menyiapkan proteksi, atau menunda pengeluaran besar hingga modal aman. Ini juga penting untuk membangun kepercayaan investor yang biasanya menginginkan risiko yang jelas dan terukur.

Selain itu, perhitungan risiko yang matang membantu Mama melihat peluang pertumbuhan bisnis. Mama bisa memanfaatkan peluang tanpa terlalu tertekan oleh ketidakpastian, sehingga bisnis tetap sehat dan keluarga tetap aman.

3. Bagikan risiko dengan keluarga

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (3).jpg
Freepik

Tidak semua tanggung jawab harus ditanggung sendiri. Saat menjalankan usaha sambil mengurus keluarga, berbagi peran dengan anggota keluarga lain atau pasangan bisa membantu meringankan beban. 

“Risiko pengasuhan dan menjaga wellbeing keluarga adalah tugas perempuan dan laki-laki. Jadi kita kemudian punya risiko yang di-share,” ucap Dwi Yuliawati. 

Dengan berbagi tanggung jawab, Mama bisa lebih fokus pada pengembangan usaha sekaligus menjaga kesejahteraan keluarga. Suami, anak, atau anggota keluarga lain ikut terlibat dalam keputusan finansial maupun pengasuhan sehari-hari.

Ini juga mengurangi tekanan mental. Saat risiko dibagi, Mama bisa menabung atau menginvestasikan sebagian modal ke bisnis tanpa khawatir kebutuhan keluarga terganggu. Keseimbangan ini membuat usaha dan rumah tangga lebih berkelanjutan.

4. Gunakan proteksi atau asuransi yang tepat

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (4).jpg
Freepik/Drazen Zigic

Meskipun asuransi sering dianggap "susah", proteksi ini adalah alat vital yang memungkinkan perempuan menjalankan usaha dan mengurus keluarga dengan rasa aman. 

Dengan asuransi, perencanaan keuangan keluarga jadi lebih terarah. Tujuannya sederhana: supaya nanti saat usia menua atau tiba-tiba butuh biaya besar, Mama tidak baru panik dan bingung mencari dana.

“Nah, mungkin kita ingin mengajak kembali untuk yuk, kita gunakan untuk hal yang lebih baik. Jadi untuk memberikan proteksi kepada keluarga, supaya keluarganya bisa celebrate living dan enjoy everyone,” jelas Desy Widjaya. 

5. Ikuti program capacity building

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (5).jpg
Freepik/DC Studio

Pelatihan, mentoring, dan program inkubasi membantu perempuan mengembangkan keterampilan bisnis sekaligus mendapat dukungan yang tepat. Salah satunya lewat program InnovateHer Academy 3.0 agar usaha perempuan bisa tumbuh lebih terarah dan berkelanjutan.

Desy Widjaya juga menambahkan, bahwa Melalui InnovateHer Academy 3.0, FWD Insurance berupaya mendukung perempuan pendiri startup agar mampu mengembangkan bisnis yang berorientasi pada solusi nyata dan membawa perubahan positif di lingkungannya. 

Selain keterampilan, program ini juga membuka jaringan baru. Perempuan bisa belajar dari pengalaman mentor, alumni, dan sesama peserta, sehingga bisnis tidak berjalan sendirian tapi dalam ekosistem yang mendukung.

6. Bangun jaringan dengan perempuan lain

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (6).jpg
Freepik

Networking penting untuk membangun dukungan moral dan praktis. Dwi Yuliawati menekankan tentang bagaimana perempuan di dalam ekosistem ini juga mampu berjejaring dengan perempuan lainnya sehingga bisnisnya itu mengeluarkan ekosistem yang baik pula.

Berjejaring meu perempuan bertukar pengalaman, belajar strategi, dan mendapatkan peluang bisnis baru. Jaringan ini juga berfungsi sebagai safe space untuk berbagi tantangan dan solusi.

Selain itu, interaksi dengan perempuan lain yang memiliki pengalaman serupa memberi inspirasi dan motivasi. Mama jadi lebih percaya diri menghadapi risiko bisnis maupun keluarga.

7. Sesuaikan dukungan dengan kebutuhan (Equitable)

7 Cara Perempuan Mengelola Risiko Bisnis dan Keluarga (7).jpg
Freepik

Tidak semua bisnis bisa diperlakukan dengan cara yang sama. Setiap usaha punya kebutuhan, kapasitas, dan tantangan berbeda, jadi dukungan yang diberikan juga harus disesuaikan agar benar-benar efektif.

“Tadi ada mentor yang di-assign buat masing-masing bisnis ini salah satunya mendukung ekosistem yang bukan hanya equitable. Semua orang punya akses yang sama terhadap informasi, tapi bagaimana informasi yang diberikan sesuai dengan kemampuannya,” ungkap Dwi Yuliawati. 

Ini berarti mentor, sumber daya, dan program dukungan harus relevan dengan karakter usaha. Misalnya, usaha keripik tempe berbeda kebutuhan dengan usaha batik tulis, jadi pendekatan yang sama tidak efektif.

Dengan dukungan yang tepat, perempuan bisa lebih maksimal mengembangkan usaha tanpa merasa terbebani. Hal ini menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan peluang keberhasilan bisnis.

Nah, itu dia 7 cara yang bisa Mama terapkan untuk mengelola risiko bisnis dan keluarga. Ingat ya, Ma, perempuan bukan hanya bisa multitasking, tapi juga punya kemampuan strategis untuk mengatur masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife