Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

10 Deretan Bencana 2025 di Indonesia, Banjir Bandang hingga Longsor

bencana 3.jpg
REUTERS/Willy Kurniawan
Intinya sih...
  • Banjir bandang di Bali menyebabkan 18 orang meninggal dan banyak kerusakan fasilitas umum serta bangunan warga.
  • Insiden ledakan amunisi di Garut menewaskan 13 orang, memunculkan pertanyaan mengenai standar keselamatan.
  • Banjir besar di Sumatera menelan 631 korban jiwa, 472 orang hilang, dan memaksa lebih dari satu juta warga mengungsi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tahun 2025 menjadi salah satu periode penuh ujian bagi Indonesia. Sejumlah bencana alam terjadi di berbagai daerah, mulai dari gempa bumi, banjir bandang, hingga aktivitas gunung berapi yang kembali meningkat. 

Dampak yang ditimbulkan tak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis keluarga, terutama anak-anak. Berikut Popmama.com siap membahas deretan bencana 2025 di Indonesia. 

1. Banjir bandang di Bali

bencana 1.jpg
wikipedia.org

Bali sempat menghadapi situasi darurat setelah hujan deras tanpa henti pada 9–10 September 2025 yang memicu banjir bandang di berbagai wilayah.

Bencana ini menyebabkan sedikitnya 18 orang meninggal dunia. Banyak keluarga yang tidak sempat melakukan evakuasi mandiri karena arus air bergerak cepat dan menghantam wilayah padat penduduk.

Selain menyebabkan korban jiwa, banjir juga menimbulkan banyak kerusakan pada berbagai fasilitas umum maupun bangunan warga. Pemprov Bali mencatat adanya 521 titik banjir, dengan Kota Denpasar menjadi wilayah dengan kondisi paling parah.

Kawasan Pasar Badung dan sepanjang Sungai Badung mengalami luapan besar hingga membuat beberapa bangunan usaha roboh, termasuk dua toko kain di Jalan Sulawesi.

Kabupaten lain seperti Jembrana, Gianyar, Badung, Tabanan, Karangasem, dan Klungkung juga melaporkan genangan besar yang merusak rumah, infrastruktur, hingga akses jalan.

Tak hanya banjir, 95 titik longsor turut terjadi di beberapa kabupaten. Sementara itu, lebih dari 562 warga terpaksa mengungsi dan memanfaatkan sekolah, balai desa, musala, serta banjar sebagai tempat perlindungan sementara.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa Bali tak hanya rawan bencana gunung api, tetapi juga banjir dan longsor ketika intensitas hujan meningkat.

2. Ledakan amunisi di Garut

bencana 2.jpg
Dok. Istimewa

Sebuah insiden tragis terjadi di Garut pada 12 Mei 2025 ketika proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa berakhir dengan ledakan besar.

Lokasi yang digunakan oleh Puspalad sebenarnya rutin dipakai untuk kegiatan serupa, tetapi kali ini ledakan terjadi secara tiba-tiba saat petugas mulai menangani lubang sumur tambahan berisi detonator.

Situasi yang berlangsung cepat tidak memberi waktu bagi tim untuk menyelamatkan diri. Peristiwa tersebut menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota TNI AD dan sembilan warga sipil.

Kehadiran warga sipil di area terbatas ini memunculkan banyak pertanyaan mengenai standar keselamatan dan pengaturan jarak aman dalam proses pemusnahan amunisi. Banyak pihak menilai bahwa seharusnya area tersebut steril, sehingga risiko korban tambahan dapat diminimalkan.

Ledakan yang tidak terduga ini juga menimbulkan kepanikan warga sekitar. Suara dentuman terdengar hingga radius beberapa kilometer dan membuat masyarakat berhamburan keluar rumah.

Tidak hanya korban jiwa, ledakan tersebut turut merusak fasilitas di sekitar lokasi dan menyisakan puing-puing amunisi yang berserakan. Setelah kejadian, evaluasi besar-besaran dilakukan terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar insiden serupa tidak terulang.

TNI AD menegaskan akan memperketat pengamanan dan memastikan masyarakat tidak berada di sekitar area pemusnahan. Peristiwa ini menjadi catatan penting mengenai pentingnya standar keselamatan dalam aktivitas berisiko tinggi.

3. Banjir besar di wilayah Sumatera

bencana 3.jpg
REUTERS/Willy Kurniawan

Menjelang akhir November 2025, sejumlah wilayah di Sumatera menghadapi banjir besar yang disebut sebagai salah satu bencana hidrometeorologi paling mematikan dalam satu dekade terakhir.

Banjir terjadi akibat hujan ekstrem berkepanjangan, gangguan atmosfer menjelang puncak musim hujan, serta deforestasi di hulu sungai yang mempercepat aliran air menuju pemukiman.

Di Sumatera Utara, situasinya sangat memprihatinkan. 293 orang meninggal, 154 orang hilang, dan lebih dari setengah juta warga mengungsi. Banjir bandang memperparah kondisi karena membawa lumpur dan material kayu dari hulu, membuat proses evakuasi semakin sulit. BNPB mencatat total warga terdampak mencapai 1,7 juta jiwa.

Aceh juga mengalami dampak besar. Wilayah dataran rendah dan sekitar aliran sungai melaporkan genangan yang meluas cepat. 173 orang meninggal, ratusan lainnya hilang, dan lebih dari 1,4 juta penduduk terdampak secara langsung.

Kerusakan infrastruktur semakin memperburuk mobilitas warga karena banyak jembatan dan fasilitas umum rusak berat. Di Sumatera Barat, kombinasi banjir dan longsor melanda kawasan dataran tinggi. Banyak desa terisolasi akibat akses jalan terputus.

Sebanyak 165 orang meninggal dan puluhan lainnya hilang. Jika dijumlahkan dari seluruh provinsi, banjir besar Sumatera 2025 menelan 631 korban jiwa, 472 orang hilang, dan memaksa lebih dari satu juta warga mengungsi.

Total warga terdampak bahkan mencapai 3,32 juta orang, menjadikannya salah satu bencana terbesar di Indonesia tahun ini.

4. Banjir dan longsor di Pekalongan

bencana 4.jpg
Dok. Istimewa

Awal tahun 2025, Pekalongan mengalami kombinasi bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi secara bersamaan. Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Petungkriyono membuat tebing-tebing tidak dapat menahan volume air, hingga akhirnya longsor terjadi dan menimpa beberapa rumah warga.

Kondisi malam hari membuat banyak warga tidak menyadari bahaya yang sedang mengancam. Longsoran besar menimpa sebuah kafe dan dua rumah, sementara banjir mendadak menyeret kelompok pemancing di tepi sungai.

Total 20 orang meninggal dunia dan puluhan mengalami luka. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dalam waktu singkat karena struktur bangunan tidak mampu menahan tekanan material longsor.

Peristiwa ini menunjukkan kerentanan kawasan lereng di Jawa Tengah ketika hujan ekstrem berlangsung terus-menerus. Edukasi mitigasi kembali ditekankan agar warga lebih waspada ketika cuaca buruk datang.

5. Banjir Bandang di Demak

bencana 5.jpg
Pexels/Jeffry S.S.

Pada 8 Februari 2025, banjir bandang menerjang wilayah Demak setelah hujan deras, membuat sungai meluap dan memengaruhi permukiman padat penduduk.

Air naik dengan cepat hingga membuat warga tidak sempat menyelamatkan harta benda, dan beberapa desa terendam hingga lebih dari satu meter.

BPBD Demak mencatat 547 jiwa mengungsi ke berbagai lokasi aman seperti balai desa, musala, pondok pesantren, hingga rumah warga yang tidak terdampak.

Banyak keluarga membawa barang seadanya karena banjir datang secara tiba-tiba. Para lansia dan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan selama masa tanggap darurat.

Secara keseluruhan, 21 desa di tiga kecamatan masih terendam air pada hari pertama banjir. Total warga terdampak mencapai 56.785 jiwa, sementara lebih dari 4.500 rumah tergenang air.

Kondisi ini membuat aktivitas harian lumpuh dan akses logistik terhambat. Di Desa Prampelan, ketinggian air mencapai 30 cm hingga lebih dari satu meter.

Warga harus menggunakan perahu untuk berpindah lokasi. Bencana ini menunjukkan bahwa wilayah pesisir Demak semakin rentan banjir, terutama ketika hujan ekstrem terjadi bersamaan dengan pasang laut.

6. Banjir besar di wilayah Jabodetabek

bencana 6.jpg
Dok. Istimewa

Awal Maret 2025, hujan deras yang berlangsung semalaman membuat sejumlah wilayah Jabodetabek kembali dilanda banjir besar.

Mayoritas genangan terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, sementara beberapa ruas jalan utama ikut lumpuh akibat tingginya air.

Aktivitas warga terganggu total karena kendaraan tidak dapat melewati jalanan yang berubah menjadi seperti sungai. Banyak pekerja terpaksa bekerja dari rumah atau menunda aktivitas penting.

Penyebab utama banjir berasal dari kombinasi hujan ekstrem dan luapan tiga sungai besar, yakni Kali Ciliwung, Pesanggrahan, dan Krukut. Debit air meningkat cepat, sementara saluran drainase kota tidak mampu menampung volume air yang masuk.

7. Gempa bumi di Bengkulu

bencana 7.jpg
bengkulukota.go.id

Pada 23 Mei 2025 dini hari, gempa bermagnitudo 6,3 mengguncang Bengkulu dan membuat warga panik karena getaran berlangsung cukup lama.

Sebelum guncangan besar terjadi, warga juga mendengar dentuman keras yang membuat mereka berlari keluar rumah. Kondisi ini menyebabkan banyak keluarga terbangun dalam keadaan panik.

Gempa ini menyebabkan 1 orang meninggal dan lebih dari 100 bangunan mengalami kerusakan. Banyak rumah retak, sementara fasilitas umum seperti sekolah dan bangunan pelayanan publik juga turut terdampak.

BMKG menjelaskan bahwa gempa ini berasal dari aktivitas deformasi batuan dalam lempeng dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Pusat gempa berada di kedalaman 84 km, sehingga tidak berpotensi tsunami.

Pasca gempa, tim BPBD dan relawan melakukan pendataan kerusakan sambil memberikan bantuan darurat bagi warga terdampak.

8. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sulawesi Selatan

bencana 8.jpg
Dok. Istimewa

Pada pertengahan 2025, cuaca panas ekstrem dan kondisi lahan yang mengering memicu kebakaran hutan dan lahan di Sulawesi Selatan. Berdasarkan laporan resmi, totalnya ada 474,91 hektare lahan terbakar.

Kondisi ini diperparah oleh kebiasaan pembakaran sisa panen yang akhirnya menjalar ke lahan kering di sekitarnya. Kabupaten Pinrang menjadi wilayah paling terdampak dengan luas kebakaran mencapai 311,01 hektare.

Selain itu, titik api juga ditemukan di Sidrap, Wajo, Enrekang, Luwu Timur, dan Luwu. Tidak hanya merusak ekosistem, asap yang dihasilkan mulai mengganggu kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan lansia.

Curah hujan yang rendah membuat api cepat membesar dan sulit dikendalikan. Petugas pemadam kebakaran bekerja ekstra keras karena akses ke lahan yang terbakar sering kali sulit.

Banyak area APL (Areal Penggunaan Lain) yang tidak memiliki sumber air terdekat, sehingga proses pemadaman membutuhkan waktu lebih lama.

9. Tanah longsor di Banjarnegara

bencana 9.jpg
Dok. Istimewa

Pada 16 November 2025, tanah longsor kembali melanda Banjarnegara setelah hujan deras mengguyur selama tiga jam. Tanah di kawasan lereng menjadi rentan dan akhirnya bergerak, sehingga berujung menimbun rumah-rumah warga di Dusun Situkung.

Kondisi geografis wilayah ini memang rawan bencana, terutama saat curah hujan tinggi. Peristiwa ini menewaskan 10 orang. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal karena 48 rumah roboh atau hilang.

Selain itu, hampir 200 rumah lain mengalami kerusakan dari ringan hingga berat. Sebanyak 934 warga terpaksa mengungsi ke berbagai titik aman. Mereka membutuhkan bantuan darurat berupa makanan, pakaian, dan tempat tinggal sementara.

Tim SAR bekerja siang malam, namun medan yang labil dan curah hujan yang masih tinggi membuat proses pencarian dan evakuasi berlangsung sulit.

10. Erupsi Gunung Semeru

bencana 10.jpg
Dok. PVMBG

Pada 19 November 2025, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas signifikan dan statusnya naik dari Siaga level III menjadi Awas level IV hanya dalam hitungan jam.

Letusan besar memunculkan kolom abu setinggi 2.000 meter, disertai awan panas yang meluncur sejauh 13 kilometer ke arah Besuk Kobokan.

Erupsi ini membuat ribuan warga panik dan bergegas menyelamatkan diri. Setidaknya 950 orang mengungsi ke berbagai pos sementara seperti sekolah, balai desa, masjid, hingga kantor kecamatan.

Desa Supit Urang, Oro-Oro Ombo, dan Penanggal menjadi wilayah terdampak paling besar. Meski tidak ada korban meninggal, beberapa orang mengalami luka akibat awan panas. Akses beberapa jalur pendakian ditutup sementara untuk mencegah risiko tambahan.

Itu dia deretan bencana 2025 di Indonesia. Berbagai peristiwa ini menjadi pengingat bahwa sikap siap siaga dan solidaritas sangat dibutuhkan saat bencana datang tanpa diduga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

12 Idol K-Pop Terpopuler 2025, Menurut Power Celebrity Forbes Korea

05 Des 2025, 10:03 WIBLife