Bedakan Self Love dan Selfish, Bisa Saja Kamu Melakukan Sebaliknya

Saat mengabaikan kesehatan dan keselamatan diri, itulah selfish

13 Desember 2021

Bedakan Self Love Selfish, Bisa Saja Kamu Melakukan Sebaliknya
Pexels/Pavel Danilyuk

Salah satu kampanye yang juga sedang digaungkan saat ini adalah self love atau rasa sayang kepada diri sendiri. Namun jika salah, kamu malah jadi selfish atau egois pada diri sendiri. 

Apakah itu karena standar ganda sebuah keadaan, framing kecantikan yang terlampau tidak nyata, dan body shaming yang masih banyak sekali dilakukan, banyak orang yang merasa dirinya tidak berharga. 

Dari sana, diangkatlah kampanye mengenai self love atau bagaimana menghargai dan mencintai diri sendiri. 

Jangan sampai salah, Popmama.com akan membedakan sebenarnya apa itu self love dan selfish. 

1. Mengetahui apa itu self love

1. Mengetahui apa itu self love
Pexels/Eriks Cistovs

Self love atau mencintai diri sendiri bisa diartikan sebagai konsep untuk menerima dirimu secara seutuhnya, memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan dan respek, demikian dilansir dari Psych Central

Sayangnya, hal ini sering disalahartikan. Hal ini diungkapkan oleh seorang mental health practitioner, Adjie Santosoputro.

"Seperti contoh, dalam rangka self love, saya ga usah merawat tubuh saya, karena saya mencintai diri saya apa adanya," ujarnya. 

Hal ini salah, karena bisa merugikan dan menyakiti diri sendiri. Dengan kata lain, itu bukanlah self love melainkan selfish. 

Editors' Pick

2. Self love yang salah kaprah

2. Self love salah kaprah
Freepik/lookstudio

Menurut Adjie, self love itu menyadari kelebihan dan kekurangan. 

"Pada self love, ada upaya untuk berbenah, ada niat untuk berbenah, dengan sikap yang lembut," lanjutnya.

Sedangkan jika tidak mau berbenah atas dasar mencintai apa adanya, itu bisa dikatakan selfish atau egois. 

"Kalau selfish itu cenderung aku selalu benar," lanjutnya. 

Merawat diri dan merubah diri menjadi ke arah yang lebih baik bukannya tidak self love. Lakukan dengan tepat, maka segalanya bisa lebih baik. 

"Merawat diri dengan bahan bakar love dan compassion, menerima positif dan negatifnya yang kita miliki," ujar Adjie. 

3. Good vibes only sebenarnya tidak terlalu tepat

3. Good vibes only sebenar tidak terlalu tepat
Pexels.com/TimDouglas

Dalam istilah yang sedang tren sekarang, sering diungkapkan "good vibes only". Dengan kata lain, seseorang tidak mau menerima bagian buruk dari orang lain atau diri sendiri, lantaran tidak mau merusak sisi positif yang dimilikinya. 

"Jika kita terus berusaha mengusir rasa negatif, atau positive vibes only, kita bisa agresif, insecure, overthinking terhadap perasaan negatif tersebut," lanjutnya.

Di titik tertentu, menurut Adjie, rasa sedih juga bisa jadi berkah buat kita. 

4. Cara ramah terhadap diri sendiri, tanpa jadi egois

4. Cara ramah terhadap diri sendiri, tanpa jadi egois
Pexels/Andrea Piacquadio

Kamu masih bisa tetap mencintai diri sendiri tanpa harus jadi egois. Caranya adalah dengan ramah terhadap diri sendiri, di mana ini merupakan elemen penting dari self love. 

"Wajar jika seseorang punya kecenderungan lari dari masalah. Tapi ingat, ketika kamu melakukan pelarian, sadari itu pelarian. Jangan menggunakan pelarian sebagai alasan untuk self love," tuturnya. 

Adjie mencontohkan, jika kamu masih dendam dengan seseorang, maka tak apa. Kamu tak harus menghilangkan rasa marah itu sekarang juga. 

"Caranya, latihan berkesadaran. Terima dirimu yang belum bisa memaafkan. Sadari saja pikiran ingin balas dendam, sadari dan terima," ujarnya.

Di akhir kata, tidak selamanya kamu harus tenang, dengan kata lain selalu namaste atau zen. Perasaan apapun yang kamu alami, perlu kamu terima dan disadari. 

"Di situlah ketenangan yang perlu kita sadari dan hal itu perlu dilatih sering-sering," tutupnya. 

Setelah mengetahui perbedaan antara self love dan selfish, jangan mengulanginya lagi, ya!

Baca juga:

The Latest