10 September, Ajakan Membuka Mata Mengenai Pencegahan Bunuh Diri

Yuk, mulai menjadi orang yang peduli terhadap pencegahan bunuh diri!

10 September 2018

10 September, Ajakan Membuka Mata Mengenai Pencegahan Bunuh Diri
Unsplash/Sydney Sims

Tepatnya setiap 10 September, dunia memperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Banyaknya kasus bunuh diri di dunia, termasuk di Indonesia masih sangat memprihatinkan karena semakin hari semaki bertambah. 

Di tahun 2018 ini, Hari Pencegahan Bunuh Diri mengusung sebuah tema tersendiri yakni “Berupaya Bersama untuk Pencegahan Bunuh Diri”.

Tema ini sangat bagus untuk dibagikan kepada masyarakat dunia karena perilaku bunuh diri harus bisa dicegah agar semakin mengurangi permasalahan yang ada. Setiap orang berhak peduli dan memperhatikan orang-orang tercinta yang memiliki masalah berat agar tidak berujung mengakhiri hidupnya. 

Perilaku bunuh diri sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan penyakit kejiwaan, namun ada kemungkinan kurang bisa mengelola emosinya sendiri. Tema ini Hari Pencegahan Bunuh Diri ini rencananya akan dipertahankan terus sampai tahun 2020. 

Di Indonesia sendiri, masalah bunuh diri dan kesehatan jiwa menjadi masalah yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian yang tepat. Untuk semakin lebih peduli terhadap pencegahan bunuh diri di Indonesia, termasuk orang-orang di sekitar.

Berikut beberapa informasi dari Popmama.com agar lebih membuka mata, hati dan telinga mengenai kasus bunuh diri.

1. Kenapa pemikiran bunuh diri bisa terjadi?

1. Kenapa pemikiran bunuh diri bisa terjadi
Unsplash/Paola Chaaya

Pemikiran bunuh diri bisa terjadi karena ingin mencari jalan pintas karena berusaha menghidar dari beragam masalah hidup. 

Tindakan untuk menghilangkan nyawa sendiri alias bunuh diri yang paling sering dilakukan seperti meminum racun atau obat agar berusaha mengalami overdosis, gantung diri, menggunakan beda tajam untuk menyakiti diri sendiri hingga berbagai cara lainnya. 

Perlu disadari kalau perilaku bunuh diri ini bisa terjadi pada siapa saja, baik itu orang dewasa maupun pada usia remaja.

Bahkan di beberapa kasus ada juga keluarga yang tega menghabisi seluruh anggota keluarganya, sebelum menghakhiri hidupnya sendiri. 

Meskipun terlalu sering mendengar berita mengenai bunuh diri, kita pasti tidak akan pernah terbiasa dengan topik-topik mengenai bunuh diri. Apalagi ada banyak sekali motif dan berbagai cara untuk bisa mengakhiri hidup. 

Miris sekali mendengar berita-berita semacam ini. 

2. Kenali tanda bahaya dari perilaku bunuh diri

2. Kenali tanda bahaya dari perilaku bunuh diri
Unsplash/Felix Russell-Saw

Menurut American Association of Suicidology ada tanda bahaya yang mudah dikenali dari perilaku bunuh diri. Peringatan ini bisa dijadikan acuan dalam melihat orang-orang yang disayangi dan mencegah mereka melakukan tindakan bunuh diri. 

Ingat selalu kata-kata “IS PATH WARM” dan mulai kenali tanda bahayanya.

  • I - Ideation (pembentukan ide awal saat berkeinginan untuk bunuh diri
  • S - Substance abuse (penyalahgunaan substansi, seperti minuman atau obat-obatan)
  • P - Purposelessness (kehilangan arah tujuan hidup)
  • A - Anxiety (kecemasan karena banyak pikiran, sehingga mudah sekali putuh asa)
  • T - Trapped (terperangkap dalam perasaan yang mengganggap setiap masalah tidak memiliki jalan keluar)
  • H - Hopelessness (mudah putus asa karena tidak melihat masa depan yang indah)
  • W - Withdrawal (kecenderungan menarik diri dan menjauh dari lingkungan sekitar)
  • A - Anger (seringkali menunjukkan kemarahannya terhadap situasi yang kurang menyenangkan)
  • R - Recklessness (sering melakukan kecerobohan dan aktivitas berbahaya lainnya tanpa memikirkan konsekuensi yang bisa terjadi)
  • M - Mood change (mudah mengalami perubahan suasana hati secara berlebihan)

Kata-kata “IS PATH WARM” perlu diingat sebagai acuan, sehingga lebih mudah memahami tanda bahaya dari orang-orang sekitar yang berniat melakukan tindakan bunuh diri.

3. Selalu ada pemicu untuk melakukan perilaku bunuh diri

3. Selalu ada pemicu melakukan perilaku bunuh diri
Unsplash/Ian Espinosa

Setiap tindakan yang dilakukan manusia pasti selalu ada tujuan dan faktor pemicunya. 

Dalam melakukan perilaku bunuh diri, masalah atau faktor-faktor inilah yang menyebabkan seseorang menjadi yakin untuk segera mengakhiri hidup. Padahal jalan pintas dengan melakukan bunuh diri seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru akan menimbulkan masalah baru dan memberi luka terhadap orang-orang yang ditinggalkan. 

Jika dijabarkan sebenarnya ada beragam faktor yang menyebabkan seseorang melakukan hal nekad ini, seperti:

  • Kehilangan pekerjaan
  • Menjadi korban bullying
  • Memiliki masalah dengan orientasi seksual
  • Mengalami kekerasan fisik maupun seksual
  • Ada masalah ekonomi atau finansial keluarga
  • Depresi karena tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada
  • Ketergantungan  alkohol, narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya
  • Terlibat konflik dengan keluarga, teman, pasangan atau bahkan rekan kerja
  • Adanya riwayat keluarga dengan gangguan mood, sehingga tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri
  • Terinspirasi dari berita, teman, keluarga atau orang terkenal yang pernah melakukan tindakan bunuh diri 
  • Memiliki masalah kesehatan, misalnya ketidaksuburan, kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit menular seksual

Beberapa faktor inilah yang menjadi pemicu seseorang melakukan perilaku bunuh diri. Apalagi jika tidak ada orang yang bisa diajak bercerita untuk bisa menyelesaikan permasalahannya, sehingga bunuh diri menjadi pilihan dan jalan terbaik. 

Semoga informasi dari Popmama.com mengenai perilaku bunuh diri ini semakin membukakan mata banyak orang dan lebih meminimalisir banyaknya korban

Baca juga: Bisa Bunuh Diri! Begini Dampak Cyberbullying pada Anak

The Latest