29 November, Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina

- Deklarasi Balfour, awal mula konflik Palestina-Israel
- Resolusi PBB memicu penderitaan rakyat Palestina
- Lahirnya Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina
Setiap 29 November, dunia kembali menyalakan semangat kemanusiaan lewat Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina atau International Day of Solidarity with the Palestinian People.
Momen ini menjadi bentuk nyata kepedulian dunia terhadap perjuangan rakyat Palestina. Mereka terus berjuang mempertahankan hak dan tanah air yang masih dirampas hingga kini.
Sejak pertama kali ditetapkan pada tahun 1977 oleh PBB, tanggal tersebut menjadi pengingat bahwa isu kemerdekaan dan keadilan untuk Palestina belum berakhir.
Lewat peringatan ini, dunia diajak untuk tidak berpaling dari penderitaan yang masih berlangsung. Meski berbagai upaya perdamaian sudah ditempuh, kenyataan di lapangan menunjukkan jalan menuju keadilan masih terjal.
Lalu, bagaimana awal mula lahirnya Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina? Berikut Popmama.com sajikan informasinya di bawah!
1. Deklarasi Balfour, awal mula panjangnya konflik Palestina-Israel

Konflik panjang antara Palestina dan Israel tak lepas dari lahirnya Deklarasi Balfour pada 1917. Surat ini berisi dukungan Inggris terhadap pendirian “tanah air bagi orang Yahudi” di wilayah Palestina yang saat itu masih dihuni oleh mayoritas penduduk Arab.
Sejak kejadian tersebut, muncul gelombang imigrasi besar-besaran warga Yahudi ke Palestina. Lambat laun memicu ketegangan sosial dan politik di kawasan tersebut.
Dukungan penuh dari Inggris dan Amerika terhadap gerakan zionisme membuat situasi semakin rumit. Setelah kekuasaan Utsmaniyah berakhir, zionis mulai menegakkan kehadirannya di tanah Palestina.
Dalam waktu singkat, demografi berubah drastis, dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu warga Yahudi. Dari sinilah, akar konflik yang masih berlangsung hingga kini mulai tumbuh, meninggalkan luka sejarah yang belum sembuh sepenuhnya.
2. Resolusi PBB yang memicu awal penderitaan rakyat Palestina

Konflik perebutan wilayah antara Israel dan Palestina tak pernah benar-benar berhenti, terutama di kawasan Yerusalem yang dianggap suci oleh keduanya. Setelah Perang Dunia II berakhir, persoalan ini akhirnya sampai ke meja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui Resolusi 181 yang disahkan pada 29 November 1947, PBB memutuskan untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian.
Sebagian besar untuk bangsa Yahudi dan sisanya untuk rakyat Palestina, dengan Yerusalem ditempatkan di bawah pengawasan internasional.
Namun, keputusan ini justru menjadi titik awal penderitaan panjang bagi rakyat Palestina. Dukungan dari 33 negara terhadap rencana pembagian itu membuka jalan bagi berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.
Sejak saat itu, konflik kian membara. Tanah yang dulu mereka pijak perlahan terlepas dari genggaman, dan perjuangan untuk merebut kembali hak mereka pun dimulai.
3. Lahirnya Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina

Sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina, Majelis Umum PBB menetapkan 29 November sebagai Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina pada tahun 1977.
Penetapan ini tertuang dalam Resolusi 32/40 B, sebagai simbol kepedulian dunia terhadap rakyat Palestina yang hingga kini masih berjuang mendapatkan hak atas tanah dan kemerdekaannya.
Kemudian, melalui Resolusi 60/37 pada 1 Desember 2005, PBB memperkuat makna peringatan ini dengan melibatkan Komite Pelaksanaan Hak-Hak Rakyat Palestina dan Divisi Hak-Hak Palestina.
Tujuannya untuk mengingatkan dunia bahwa hak-hak rakyat Palestina tidak boleh diabaikan, sekaligus mengedukasi masyarakat global tentang pentingnya solidaritas dan kemanusiaan di tengah konflik yang masih berlangsung.
4. Dukungan dunia untuk Palestina

Setiap peringatan Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina jadi ajakan bagi seluruh negara anggota PBB maupun seluruh dunia untuk menunjukkan kepeduliannya.
Dukungan ini tak hanya dalam bentuk pernyataan atau peringatan, tapi juga upaya nyata untuk terus menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina yang masih berjuang di tanahnya sendiri.
Bagi rakyat Palestina, peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan pengingat bagi dunia bahwa masih ada hak-hak dasar mereka yang belum terpenuhi.
Mulai dari hak atas kemerdekaan dan kedaulatan nasional, hak untuk menentukan nasib sendiri tanpa intervensi asing, hingga hak untuk kembali ke rumah dan harta benda yang dirampas.
Semua itu menjadi simbol harapan bagi rakyat Palestina. Mereka terus menjaganya di tengah perjuangan panjang yang belum usai.
Itu dia informasi tentang Hari Solidaritas Internasional Bagi Rakyat Palestina. Momen ini mengingatkan kita bahwa perjuangan rakyat Palestina masih berlangsung dan dukungan dunia tetap dibutuhkan agar keadilan dan perdamaian bisa benar-benar terwujud.
FAQ Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina
| 1. Apa tujuan utama diperingatinya Hari Solidaritas bagi Rakyat Palestina? | Tujuannya untuk mengajak masyarakat dunia terus peduli terhadap hak-hak rakyat Palestina yang belum terpenuhi. |
| Apakah ada simbol khusus yang digunakan dalam peringatan ini? | Beberapa komunitas memakai bendera Palestina atau pita hitam sebagai simbol solidaritas. |
| Apakah konflik Palestina-Israel hanya soal wilayah? | Tidak, konflik ini juga menyangkut hak asasi, identitas, dan kemerdekaan. |



















