7 Jenis-Jenis Aritmia yang Perlu Mama Ketahui!

- Takikardia adalah detak jantung terlalu cepat, bisa dipicu stres, obat tertentu, dan masalah tiroid.
- Bradikardia adalah detak jantung terlalu lambat, bisa membutuhkan alat pacu jantung jika tidak ditangani.
- Fibrilasi Atrium adalah aritmia paling sering ditemukan pada orang dewasa, meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat bila tidak diobati.
Mama mungkin pernah mendengar apa itu Artimia? Aritmia adalah gangguan irama jantung yang bisa terjadi ketika detaknya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Menurut American Heart Association (AHA), aritmia muncul akibat gangguan pada sistem listrik jantung yang mengatur detak. Sebagian aritmia ringan dan tidak berbahaya, namun beberapa jenis bisa memicu komplikasi serius bila tidak ditangani.
Dua dekade terakhir, kasus aritmia meningkat seiring gaya hidup modern yang penuh stres, kurang tidur, dan konsumsi kafein berlebih. Itulah mengapa Mama perlu memahami jenis-jenisnya sejak dini.
Untuk lebih jelasnya, Popmama.com akan menjelaskan 7 jenis- jenis Aritmia yang perlu Mama ketahui. Simak penjelasannya dibawah ini.
1. Takikardia (Detak Jantung Terlalu Cepat)

Menurut American Heart Association, takikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit saat istirahat.
Detak yang terlalu cepat membuat jantung tidak memiliki cukup waktu untuk terisi darah, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh menjadi kurang optimal. Mama bisa merasakan gejalanya seperti jantung berdebar kencang, pusing, atau sesak.
Menurut Mayo Clinic, takikardia dapat dipicu stres, demam, obat tertentu, hingga masalah tiroid. Bila terjadi berulang, takikardia dapat menurunkan kualitas hidup karena membuat tubuh cepat lelah dan sulit berkonsentrasi.
2. Bradikardia (Detak Jantung Terlalu Lambat)

Mama sering merasakan detak jantung yang cepat? Menurut Cleveland Clinic, bradikardia terjadi ketika detak jantung berada di bawah 60 kali per menit.
Kondisi ini bisa normal pada atlet, tetapi bila disertai gejala seperti pusing, lemas, atau mudah pingsan, bradikardia dapat menandakan adanya gangguan pada sistem listrik jantung.
Detak yang terlalu lambat membuat aliran darah tidak optimal sehingga tubuh terasa lamban. Pada beberapa kasus, bradikardia yang tidak ditangani bisa membutuhkan alat pacu jantung untuk menjaga ritme tetap stabil.
Mama perlu memeriksakan diri bila gejalanya muncul tiba-tiba atau makin sering.
3. Fibrilasi Atrium (Atrial Fibrillation / AFib)

Menurut European Society of Cardiology, fibrilasi atrium adalah aritmia paling sering ditemukan pada orang dewasa. Atrium yang bergetar cepat membuat aliran darah tidak sempurna dan meningkatkan risiko gumpalan darah.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat bila tidak diobati. Mama mungkin merasakan jantung seperti “bergetar cepat”, napas pendek, atau cepat lelah.
AFib sering muncul akibat hipertensi, diabetes, hingga kebiasaan konsumsi alkohol, sehingga perubahan gaya hidup bisa membantu mengontrol gejalanya.
4. Fibrilasi Ventrikel (Ventricular Fibrillation / VFib)

VFib adalah kondisi gawat darurat. Menurut American Heart Association, jantung hanya bergetar tanpa memompa darah, membuat tubuh kehilangan suplai oksigen dalam hitungan detik.
Tanpa pertolongan segera, VFib bisa menyebabkan henti jantung. Kondisi ini sering terjadi setelah serangan jantung atau pada orang dengan penyakit jantung parah.
Karena sifatnya sangat cepat dan fatal, memiliki akses ke layanan medis darurat dan edukasi penggunaan AED sangat penting untuk meningkatkan tingkat keselamatan.
5. Takikardia Ventrikel (Ventricular Tachycardia / VT)

Menurut Mayo Clinic, VT terjadi ketika detak cepat berasal dari ventrikel dalam pola yang tidak normal. Jika berlangsung lama, ventrikel tidak dapat memompa darah dengan efektif.
Mama bisa merasakan jantung berdetak sangat cepat, pusing, atau hampir pingsan. VT dapat berubah menjadi fibrilasi ventrikel bila tidak segera tertangani.
Orang dengan riwayat penyakit jantung, seperti bekas serangan jantung, lebih rentan mengalami VT sehingga pemeriksaan rutin sangat dianjurkan.
6. Supraventricular Tachycardia (SVT)

Menurut Cleveland Clinic, SVT adalah detak cepat yang berasal dari bagian atas ventrikel. Irama jantung bisa melonjak tiba-tiba dan berhenti mendadak, sering kali membuat penderitanya panik.
Kondisi ini umum pada anak muda dan dapat muncul meski tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Beberapa orang merasakan rasa “panas di dada” saat serangan SVT terjadi.
Jika sering terjadi, dokter dapat memberikan terapi atau melakukan prosedur ablasi untuk menghentikan jalur listrik yang bermasalah.
7. Premature Beats (Detak Jantung Prematur)

Menurut Mayo Clinic, premature beats adalah “detak ekstra” yang datang lebih cepat dari seharusnya. Penderitanya sering merasakan seperti jantung tersentak atau jeda sesaat.
Kondisi ini umum dan biasanya tidak berbahaya, terutama bila terjadi sesekali. Namun stres, kurang tidur, dan konsumsi kafein berlebih bisa memperburuk frekuensinya.
Bila Mama merasakan detak ekstra hampir setiap hari, pemeriksaan lebih lanjut bisa membantu memastikan tidak ada masalah pada struktur atau listrik jantung.
Aritmia memiliki banyak jenis, mulai dari yang ringan sampai yang bisa membahayakan bila tidak ditangani dengan cepat. Deteksi dini adalah kunci mencegah komplikasi.
Jika Mama sering merasakan keluhan seperti jantung berdebar aneh, pusing, atau sesak tanpa penyebab jelas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Menjaga kesehatan jantung berarti menjaga kualitas hidup Mama sehari-hari.
Memahami 7 jenis- jenis Aritmia yang perlu Mama ketahui membantu Mama mengenali gejala lebih cepat sebelum kondisinya berkembang.
Semakin cepat aritmia terdiagnosis, semakin mudah dokter menentukan terapi terbaik untuk menjaga jantung tetap sehat dan bekerja optimal.


















