Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Penyakit Jantung Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia

Penyakit Jantung Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia.jpg
Freepik/Lifestylememory

Penyakit jantung masih jadi penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Tragisnya, penyakit ini sering kali terlambat disadari.

Bahkan, dalam data WHO pada tahun 2021, kematian akibat penyakit jantung tembus angka 17,8 juta. Maka itu, peran deteksi dini sangat krusial. Salah satu teknologi yang digunakan adalah ekokardiografi.

Lalu, apa saja faktor resiko serta peran ekokardiografi dalam pencegahan, agar ancaman penyakit jantung yang mematikan bisa dikendalikan. Nah, Popmama.com akan bahas itu secara mendalam. Scroll ke bawah, yuk!

1. Ironisnya gejala penyakit jantung sering diabaikan

Ironisnya gejala penyakit jantung sering diabaikan.jpg
Popmama.com/Renaldi Saputra

Gejala penyakit jantung sering kali diabaikan karena tandanya dianggap biasa, seperti nyeri ringan di dada, kelelahan, atau sesak napas saat beraktivitas. Padahal, gejala tersebut bisa menjadi tanda peringatan awal.

Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. JP. Subsp. Eko. (K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Ekokardiografi, menjelaskan bahwa nyeri dada atau sesak napas setelah aktivitas sebaiknya jangan diabaikan, karena bisa jadi indikasi awal gangguan jantung.

Itulah sebabnya, deteksi dini mempunyai peran krusial untuk mencegah kondisi jantung berkembang menjadi lebih parah. Pemeriksaan rutin bisa membantu mengenali risiko sejak awal dan mencegah komplikasi.

2. Faktor risiko penyebab penyakit jantung

Faktor risiko penyebab penyakit jantung.jpg
Freepik/jcomp

Terdapat beberapa faktor risiko penyakit jantung yang memang tidak bisa kita ubah, seperti usia, jenis kelamin (laki-laki lebih berisiko), dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung. 

Namun, kabar baiknya, menurut Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. JP. Subsp. Eko., banyak faktor lain yang sebenarnya bisa kita kendalikan lewat gaya hidup sehat.

"Pencegahan penyakit jantung bergantung pada pengendalian faktor risiko yang bisa diubah, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol naik, kebiasaan merokok, obesitas, dan kurang olahraga. Dengan perubahan gaya hidup, kita bisa menurunkan risiko penyakit jantung."

Artinya, pencegahan ini dimulai dari langkah sederhana, seperti perbaiki pola makan, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan menjaga berat badan tetap ideal.

3. Peran ekokardiografi dalam cegah penyakit jantung sejak dini

Peran ekokardiografi dalam cegah penyakit jantung sejak dini.jpg
Freepik

Kemajuan teknologi di dunia medis makin mempermudah proses diagnosis berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Salah satu pemeriksaan penunjang yang kini banyak dimanfaatkan dokter adalah ekokardiografi.

Lewat ekokardiografi, dokter bisa memantau berbagai aspek penting dari organ vital ini, mulai dari ukuran dan bentuk jantung, fungsi katup, kekuatan otot jantung, hingga kondisi aliran darah di dalamnya. 

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Dr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. JP. Subsp. Eko., menyatakan bahwa kehadiran ekokardiografi sangat membantu dalam pengambilan keputusan klinis.

"Dengan ekokardiografi, dokter bisa mengetahui aspek penting yang berpengaruh terhadap keputusan klinis. Pemeriksaan ini memungkinkan pencegahan dilakukan lebih awal sebelum penyakit berkembang menjadi lebih parah." 

Maka itu, untuk mengurangi potensi penyakit jantung yang mematikan, segera cek kondisi jantungmu jika punya gejala yang mencurigakan, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us