“Saat stres atau cemas itu, area amigdala yang memang fungsinya adalah untuk mengontrol emosi jadi terpicu. Nah kalau terpicu, jadi lebih aktif, sementara prefrontal cortex itu yang ada di depan sini itu jadi melemah. Prefrontal cortex itu fungsinya untuk mengambil keputusan,” kata Olphi Disya Arinda, M.Psi, psikolog klinis Mayapada Health Center.
Kata Psikolog, Kondisi Kesehatan Mental Pengaruhi Keputusan Finansial

- Kesehatan mental memengaruhi keputusan finansial seseorang secara ilmiah.
- Emosi dan stres memicu impulsif dan pengambilan keputusan finansial yang tidak bijak.
- Kondisi mental yang baik meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan finansial yang lebih konsisten dan adaptif dalam jangka panjang.
Kondisi kesehatan mental seseorang ternyata sangat memengaruhi berbagai hal, termasuk pengambilan keputusan finansial. Saat merasa impulsif atau tidak bisa mengendalikan pengeluaran dengan bijak, bisa jadi kondisi mental Mama sedang tidak baik-baik saja.
Bukan berarti banyak uang otomatis membuat bahagia, ya, Ma. Jika tidak dibarengi dengan kesehatan mental yang stabil, tujuan keputusan finansial bisa menjadi kacau dan tidak terkontrol.
Hal ini juga dijelaskan lebih lanjut oleh Psikolog Klinis Olphi Disya Arinda, M.Psi dalam Workshop Kredicourse ‘Mind vs Money: Belajar Atur Mental Sebelum Atur Keuangan’ yang digelar di Jakarta (2/12/25).
Yuk simak penjelasan lebih lanjut kata psikolog, kondisi kesehatan mental pengaruhi keputusan finansial yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!
Pernah Belanja Impulsif saat sedang Emosi? Ada Penjelasan Ilmiahnya!

Kesehatan mental dan keputusan finansial merupakan dua hal yang saling berkaitan dan ada penjelasan secara ilmiahnya, Ma. Saat sedang emosi atau stres, area amigdala di otak yang berfungsi sebagai pengendali emosi menjadi lebih terpicu dan pengaruhi pengambilan keputusan.
Disya juga mengatakan bahwa saat fungsi prefrontal cortex untuk mengambil keputusan jadi melemah, otomatis otak tidak bisa bijak dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan finansial saat ingin mengeluarkan uang.
“Jadi otak logis kita itu redup atau shut down gitu ya, jadi kita nggak bisa melakukan perencanaan atau pengambilan keputusan yang bijak. Nah, inilah yang membuat seseorang itu cenderung impulsif, menghindar kalau misalnya ada yang bilang kita flight response atau mengambil keputusan jangka pendek,” tambahnya.
Uang Kerap Dijadikan Alat Tukar Emosi

Psikolog lulusan Universitas Indonesia tersebut juga mengatakan bahwa fenomena impulsif juga memperlihatkan orang-orang cenderung menggunakan uang sebagai alat tukar emosi. Hal ini bisa menjadi tanda kondisi mental atau emosinya tidak stabil karena akhirnya mengeluarkan uang untuk tujuan yang tidak tepat.
“Jadi banyak orang menggunakan belanja atau aktivitas mengeluarkan uang, mengambil pinjaman, atau menghamburkan uangnya sebagai cara tidak langsung untuk mengurangi stres, kesepian, atau rasa tidak berdaya,” tutur Disya.
Ia juga menambahkan bahwa saat seseorang merasa insecure, tidak berdaya, atau tidak punya kekuatan, mengeluarkan uang menjadi mekanisme yang memperlihatkan seolah–olah punya kontrol atau power.
Kesehatan Mental yang Baik akan Tingkatkan Keputusan Finansial

Emosi yang tidak stabil membuat banyak orang mengeluarkan uang untuk tujuan yang tidak tepat dan di luar kewajiban atau kebutuhan finansial mereka. Hal ini secara tidak langsung dapat menciptakan pola emotional spending, untuk itu Disya menegaskan bahwa kesehatan mental yang baik dapat tingkatkan kemampuan pengambilan keputusan finansial.
“Kalau kita punya banyak uang berarti nanti kita akan lebih bahagia, padahal sebenarnya terbalik. Kita perlu kondisi mental yang optimal dulu, baru bisa mengambil keputusan finansial yang baik pula,” tegas Disya.
Psikolog yang juga berpraktik di Mayapada Medical Center Kuningan tersebut juga mengatakan bahwa pengambilan keputusan finansial itu dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah kondisi kesehatan mental seseorang. Jika tidak menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas, bisa terjadi kendala atau masalah dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan finansialnya.
“Ini sama pentingnya dengan membuat anggaran atau menabung. Jadi mental yang sehat itu menciptakan pola pengeluaran pengelolaan uang yang lebih konsisten dan adaptif dalam jangka panjang,” jelasnya.
Itu dia penjelasan kata psikolog, kondisi kesehatan mental pengaruhi keputusan finansial. Jadi, punya banyak uang belum tentu bahagia jika tidak dibarengi dengan kondisi mental yang stabil.
Kondisi emosi dan mental yang stabil akan mencegah impulsif.
Jadi, kesehatan mental juga perlu menjadi prioritas utama, ya, Ma!
FAQ Seputar Kesehatan Mental
| Apa yang dimaksud kesehatan mental? | Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. |
| Mengapa kesehatan mental penting? | Kesehatan mental itu penting karena memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi, membuat keputusan, mengatasi tantangan hidup, dan membangun hubungan yang sehat. |
| Apa manfaat mengetahui kesehatan mental? | Mengetahui berbagai gejala gangguan mental health dapat membantu seseorang mengambil langkah dini untuk mengatasinya. |



















