“Ini sebenarnya temanya legenda bawang merah bawang putih, mengungkap kisah persaudaraan. Jadi waktu kecil Mirah dan Puti ini sangat dekat karena Puti ini menerima banget kehadiran Mirah, tapi pas besar dia menjauh karena alasan tertentu, salah satunya kesalahan-kesalahan di masa lalu,” kata Clara Bernadeth yang berperan sebagai Puti, Rabu (20/8/25).
8 Mitos dan Simbol di Film Perempuan Pembawa Sial, Kental Tradisi

- Film Perempuan Pembawa Sial diangkat dari mitos Jawa kuno bahu laweyan, mengisahkan Mirah yang selalu ditimpa kesialan dan membawa petaka bagi siapapun yang menikahinya.
- Fajar Nugros hadirkan karakter dukun manten yang lumrah dalam pernikahan Jawa kuno, hingga sisipkan buah pisang yang sarat makna dalam acara pernikahan.
- Berbagai unsur tradisi hingga mistis juga ditambahkan, mulai dari tari tradisional Jawa, properti syuting pakai topeng tua, lakukan adegan di pendopo Makam Raja-Raja Imogiri, hingga gunakan tembang asmarandana dari Jawa kuno.
Rumah produksi IDN Pictures kembali hadir dengan film horor yang siap menguji nyali penonton lewat film Perempuan Pembawa Sial. Film yang berlatar cerita tentang seorang perempuan yang selalu dianggap sial dan pembawa petaka ini kental akan mitos dan simbol dari budaya Jawa.
Bukan hanya menyajikan cerita yang menegangkan, film ini juga menampilkan bagaimana eratnya kaitan budaya dan mitos yang tidak bisa disepelekan. Berbagai unsur dalam tradisi yang menambah kesan mistis juga jadi pelengkap yang membuat film ini semakin penasaran untuk ditonton.
Dari mitos bahu laweyan yang menjadi latar utama cerita, penonton akan diajak mengetahui lebih jauh berbagai unsur mistis di film ini. Dalam sebuah wawancara eksklusif di Kantor IDN Jakarta, Rabu (20/8/25), para pemeran dan kru produksi film garapan Fajar Nugros ini menjelaskan lebih dalam bagaimana kisah yang disajikan.
Yuk simak lebih lanjut soal 8 mitos dan simbol di film Perempuan Pembawa Sial yang mistis dan kental tradisi telah Popmama.com rangkum berikut ini!
1. Mitos Jawa kuno bahu laweyan

Film Perempuan Pembawa Sial memiliki latar kisah yang diangkat dari mitos Jawa kuno, yakni bahu laweyan. Kisah ini memang belum banyak didengar dan diangkat di layar lebar sehingga cukup fresh untuk ditonton.
Dikisahkan seorang perempuan bernama Mirah yang diperankan oleh Raihaanun selalu mengalami kesialan dan dianggap pembawa petaka. Ia dihantui kesialan masa lalu karena setiap laki-laki yang menikah dengan Mirah akan meninggal dunia dengan menggenaskan.
Dalam mitos Jawa kuno, perempuan yang memiliki bahu laweyan akan selalu mengalami petaka karena teror laweyan yang ada di dalam dirinya. Dalam film, Mirah akhirnya diasingkan dan diusir oleh masyarakat karena dianggap pembawa petaka.
2. Hadirkan legenda bawang merah bawang putih

Selain memiliki latar belakang tentang bahu laweyan, film ini juga dikemas dengan latar cerita dari legenda klasik Nusantara. Perempuan Pembawa Sial juga akan mengisahkan cerita bawang merah dan bawang putih yang dikemas dan disajikan dengan lebih modern.
Tentu kisah ini akan diceritakan dengan cara dan konsep yang sedikit berbeda dari cerita klasiknya, sehingga menarik untuk ditonton secara lengkap di bioskop.
3. Hadirnya sosok dukun manten yang ada di adat Jawa

Mengisahkan seorang perempuan yang pernikahannya selalu berujung dengan tragis, tentu film ini akan menghadirkan berbagai tradisi dan mitos yang biasa dilakukan dalam pernikahan adat Jawa. Salah satu unsur yang menarik di film ini adalah kehadiran sosok dukun manten yang diperankan oleh Didik Nini Thowok.
“Jadi salah satu yang menarik disini adalah dukun manten. Mungkin siapapun aktor bisa jadi dukun manten. Tapi untuk memberikan experience baru ke penonton horor kita, tampilnya Eyang Didik dalam film itu yang mungkin secara presensi dan aura mistik terhadap beliau membuat karakter ini jadi lebih menarik,” kata Fajar Nugros selaku Sutradara dan Penulis film Perempuan Pembawa Sial, Rabu (20/8/25).
4. Representasi buah pisang dalam acara pernikahan

Selanjutnya unsur mitos dan simbol yang juga hadir di film ini adalah representasi buah pisang dalam acara pernikahan. Dalam adegan di film, buah pisang hadir sebagai isyarat yang disampaikan secara tersirat dan memiliki interpretasi yang menarik untuk dibahas.
“Jadi makanya kalau kita kawinan itu kan biasanya di bambu tempat janur kuningnya itu pasti ujungnya ada buah pisang berenteng-renteng gitu kan. Sebenarnya kan simbol berharap doa untuk kemakmuran dan kesuburan gitu, tapi ternyata kan enggak disini. Pisangnya dibuang sama karakternya. Kemudian tidak sengaja diinjak dan berusaha dipungut sama si Mirah untuk mencoba menyelamatkan kemakmuran dan kesuburan hidupnya,” jelas Fajar secara eksklusif kepada Popmama.com.
Dalam upacara pernikahan tradisional, buah pisang biasanya diletakkan di janur kuning yang dipasang di pintu masuk acara pernikahan. Adanya buah pisang dalam film ini sendiri memiliki pesan tersirat yang menjadi representasi kehidupan sang tokoh utama, Mirah yang justru berbanding balik dengan makna kehadiran pisang di janur kuning pernikahan.
5. Sisipkan tari tradisional Jawa

Hadirnya maestro tari tradisional di film Perempuan Pembawa Sial ini bukan tanpa alasan. Selain memerankan karakter dukun manten, Didik juga akan menampilkan tarian tradisional yang sesuai dengan keahliannya.
Tarian memang tidak bisa lepas ikatannya dengan unsur tradisi dan budaya kuno yang memiliki kesan mistis sehingga tarian tradisional juga akan muncul di film ini. Seperti yang terlihat dalam trailer resmi, akan ada scene Didik Nini Thowok yang menari menggunakan topeng.
Sudah menjadi ciri khas, penari cross gender tersebut akan menampilkan tari dwimuka karya Didik Nini Thowok yang unik dalam film ini. Tari ini sendiri melambangkan sifat baik dan buruk dalam diri manusia.
6. Pakai topeng tua untuk properti syuting

Setiap unsur yang ada di film ini juga dihadirkan secara totalitas untuk menghadirkan kualitas, termasuk properti yang digunakan. Salah satu properti yang menarik perhatian adalah topeng yang digunakan untuk adegan menari.
Dalam wawancara, Didik mengungkapkan bahwa topeng yang digunakan dalam proyek ini merupakan topeng tua berusia ratusan tahun yang pertama kali dipakai olehnya pada tahun 1985. Berdasarkan penuturannya, topeng biasanya dibuat dari pohon kule yang memiliki energi negatif sehingga butuh ritual khusus.
“Membuat topeng kan ritualnya kuat banget. Jadi mulai menebang pohon, itu namanya biasanya pohon kule. Pohon kule itu kalau di Jawa memang energinya kan negatif sebenarnya, di Bali juga gitu, ada upacaranya,” tambah Didik Nini Thowok, Rabu (20/8/25)
7. Syuting di area pendopo Makan Raja Imogiri, tambah kesan mistis

Selain properti yang digunakan, Perempuan Pembawa Sial juga difilmkan di tempat yang sarat akan makna, salah satunya di area Makam Raja-Raja Imogiri, Yogyakarta. Area yang digunakan untuk beberapa adegan dalam film ini adalah pendopo yang terletak di kaki Bukit Imogiri, tempat persemayaman terakhir sebelum dimakamkan.
“Pendopo itu milik kerajaan, Keraton Solo, dimana dia tempat kalau misalnya Raja Solo meninggal, jenazahnya akan disemayamkan di pendopo itu dulu. Baru dibawa ke Makam Imogiri ke ata. Jadi betapa angkernya itu, sebenarnya,” tutur Fajar.
Ia menjelaskan bahwa beberapa adegan diambil di area pendopo tersebut. Bukan hanya kedengarannya saja yang mistis, suasana yang tercipta di tempat tersebut juga sempat membuat ngeri kru hingga pemeran yang melakukan adegan di sana.
8. Ada tembang asmarandana dari Jawa kuno

Didik Nini Thowok yang berperan sebagai dukun manten mengungkapkan bahwa dirinya mengucapkan mantra asli dalam film tersebut. Hasil berkonsultasi dengan guru spiritualnya, Didik menggunakan tembang Asmarandana sebagai mantra yang dilafalkan dalam film.
“Kalau untuk mantra mantranya benar, tembangnya benar. Jadi saya cuma ambil tembangnya saja, lantunan lagunya, kata-katanya saya ubah,” ungkap Didik.
Meskipun mantranya sedikit dimodifikasi, kekuatan yang muncul juga tidak bisa diremehkan. Ia tetap menghormati segala tradisi dan mitos yang ada, termasuk dalam pembuatan film ini karena tujuannya bukan hanya main-main.
Itu dia penjelasan mengenai 8 mitos dan simbol di film Perempuan Pembawa Sial yang mistis dan kental tradisi. Film yang dibintangi oleh Raihaanun, Clara Bernadeth, Morgan Oey, Ben Bening, Aurra Kharishma, Ben Bening, Didik Nini Thowok, dan Bendictus ini menghadirkan kisah dengan sajian yang totalitas lewat berbagai mitos dan simbol yang disisipkan.
Penasaran dengan kisah selengkapnya? Jangan lupa saksikan Perempuan Pembawa Sial yang tayang 18 September 2025 di bioskop seluruh Indonesia.



















