Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pesawat Pelita Air Pakai Bahan Bakar dari Minyak Jelantah

Pesawat Pelita Air Pakai Bahan Bakar dari Minyak Jelantah
dok. Pelita Air
Intinya sih...
  • Pelita Air menjalankan penerbangan komersial pertama dengan bioavtur berbahan dasar minyak jelantah.
  • Sustainable Aviation Fuel (SAF) digunakan dalam penerbangan debut Jakarta–Bali.
  • Pertamina dan ITB melakukan uji coba sejak 2021 dengan Garuda Indonesia juga ikut menguji SAF.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langkah baru dunia penerbangan Indonesia baru saja terjadi. Pelita Air berhasil mengoperasikan penerbangan dengan bahan bakar ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berasal dari minyak jelantah.

Inovasi ini mencerminkan komitmen maskapai yang di bawah naungan PT Pertamina (Persero) dalam hadirkan transportasi udara yang berkelanjutan. Momen tersebut juga menjadi babak baru menuju penggunaan energi hijau di sektor penerbangan.

Bagaimana prosesnya dan apa dampak besarnya bagi masa depan industri aviasi Tanah Air? Bareng Popmama.com, mari kita bahas tentang pesawat Pelita Air pakai bahan bakar dari minyak jelantah. Simak di bawah!

1. Debut penerbangan komersial di mulai Jakarta–Bali

Pesawat Pelita Air Pakai Bahan Bakar dari Minyak Jelantah
dok. Pertamina

Tepat pada 20 Agustus 2025, Pelita Air mencatat sejarah dengan menjalankan penerbangan komersial pertamanya menggunakan bioavtur berbahan dasar minyak jelantah. Rute Jakarta–Bali dipilih sebagai penerbangan debutnya.

Momen ini menunjukkan komitmen maskapai di bawah Pertamina untuk hadirkan transportasi udara yang lebih berkelanjutan, sekaligus menandai langkah serius Pelita Air dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

2. SAF jadi tonggak baru bagi Pertamina dan Pelita Air

Pesawat Pelita Air Pakai Bahan Bakar dari Minyak Jelantah
dok. Pertamina

Menurut Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, penerbangan perdana ini menjadi salah satu tonggak penting bagi Pertamina dan Pelita Air.

Pasalnya, bahan bakar Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang digunakan merupakan energi berkelanjutan dengan campuran 2,5 persen minyak jelantah (UCO).

Campuran ini membuat SAF mampu menekan emisi karbon. Selain itu, inovasi ini juga membuka peluang baru bagi penerbangan komersial yang lebih ramah lingkungan.

3. Rangkaian uji coba sebelum debut komersial

Pesawat Pelita Air Pakai Bahan Bakar dari Minyak Jelantah
Twitter/@aviatren

Pengembangan SAF oleh Pertamina bukanlah langkah instan. Sejak 2021, Pertamina berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghasilkan bioavtur dengan campuran hingga 2,4% (J2.4) melalui proses co-processing di fasilitas RU IV Cilacap.

Uji coba pertama dilakukan dengan pesawat CN235-200 FTB milik Dirgantara Indonesia. Saat itu, penerbangan dilakukan pada rute Bandung–Jakarta.

Dua tahun setelahnya, Garuda Indonesia ikut menguji SAF lewat penerbangan Boeing 737-800 di rute Jakarta–Solo–Jakarta. Hal ini menguatkan kesiapan penggunaan bahan bakar hijau pada penerbangan komersial selanjutnya.

Itu dia sekilas informasi tentang pesawat Pelita Air pakai bahan bakar dari minyak jelantah. Inovasi ini jadi bukti bahwa penerbangan komersial bisa mulai beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Langkah tersebut diharapkan membuka jalan untuk penggunaan bahan bakar hijau yang lebih luas di masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Tanda Pasangan yang Benar-Benar Mencintaimu

10 Des 2025, 10:08 WIBLife