Prosedur Penanganan Pasien Omicron Berdasarkan Gejala

Ketika bergejala, lakukan pemeriksaan dan gunakan fasilitas telemedicine untuk isoman

10 Januari 2022

Prosedur Penanganan Pasien Omicron Berdasarkan Gejala
Pexels/enginakyurt

Pasien positif Covid-19 karena adanya mutasi virus Omicron di Indonesia makin banyak. Data dari website Satuan Tugas (Satgas) Covid-19  Indonesia per Senin (10/1/2022) menyebutkan ada 4.266.649 orang terkonfirmasi dengan penambahan jumlah kasus sebanyak 454 orang.

Di beberapa negara, varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus. Dikutip dari penjelasan dr. Adam Prabata per 28 Desember 2021, Omicron dinilai menular lebih cepat.

"(Dimana) 2,9 kali lebih risiko tertular varian Omicron dibandingkan varian Delta. (Di negara lain) setiap 2-3 hari kasus varian Omicron bertambah dua kali lipat," kutip penjelasan dokter Adam, 30 Desember 2021.

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 karena varian Omicron, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membagikan prosedur penanganan pasien Omicron berdasarkan gejala.

Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. WHO ungkap beberapa faktor seseorang bisa tertular varian Omicron

1. WHO ungkap beberapa faktor seseorang bisa tertular varian Omicron
Pixabay/Alexandra_koch
Omicron

WHO (Badan Kesehatan Dunia) sebelumnya menetapkan Omicron sebagai salah satu mutasi pemantauan menuju penghujung tahun 2021 lalu. 

Melansir dari NDTV, pimpinan teknis Covid-19 di WHO Maria Van Kerkhove menjelaskan bagaiman varian Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta.

Disebutkannya kalau mutasi ini membuat virus jadi lebih mudah menempel pada sel manusia. Tak hanya itu, varian Omicron juga disebut seolah 'bisa menghindari imun tubuh'.

Artinya orang bisa terinfeksi kembali baik mereka yang pernah positif sebelumnya atau sudah divaksinasi.

"Alasan lain adalah kita melihat replikasi Omicron pada saluran pernapasan atas. Ini berbeda dengan Delta dan varian lain, termasuk strain asli yang direplikasi di saluran pernapasan bagian bawah, paru-paru," tambahnya, Senin (10/1/2022) dalam Diskusi Internal Forum Pemred secara virtual.

Editors' Pick

2. Mobilisasi lebih bebas bisa menjadi jalur penularan varian Omicron lebih cepat

2. Mobilisasi lebih bebas bisa menjadi jalur penularan varian Omicron lebih cepat
Freepik/Prostooleh

Disinggung oleh dokter Adam Parabata kalau Omicron menular lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta. 

Maria Van Kerkhove menyebutkan kalau longgarnya protokol kesehatan bisa menjadi sebab virus ini makin luas menyebar. Mobilitas masyarakat sudah lebih tinggi dibandingkan dulu, di mana orang lebih banyak berkumpul juga jadi alasan penularan.

Minggu lalu, Amerika Serikat melaporkan 662.000 kasus Covid-19 baru. Di mana sebelumnya tercatat hampir 1 juta kasus harian yang melanda AS.

Kasus Covid-19 di Amerika Serikat terus melonjak dengan tingkat rawat inap meningkat sejak akhir Desember 2021 saat varian ini mulai menyebar. Kini infeksi akibat varian Omicron disebutkan paling dominan di Amerika Serikat.

3. Prosedur penanganan kasus Omicron di Indonesia dari Kemenkes

3. Prosedur penanganan kasus Omicron Indonesia dari Kemenkes
Pixabay/Alexandra_koch

Data dari Kemenkes mengungkapkan kalau lebih dari 90% kasus varian Omicron yang teridentifikasi tidak memiliki gejala atau bergejala ringan. Oleh karenanya, strategi perawatan difokuskan pada isolaso mandiri dan isolasi terpusat.

Pasien varian Omicron tanpa gejala dengan saturasi oksigen di atas 95% dan napas 12-20x/menit akan diarahkan untuk isolasi mandiri (telemedicine) atau isolasi terpusat. Pasien juga akan diberikan multivitamin dan obat untuk meringankan gejala Covid-19.

Lalu pasien dengan gejala ringan yaitu saturasi oksigen di atas 95% dengan napas 12-20x/menit, memiliki gejala demam, batuk, lemas dan nyeri otot. Pasien ini akan diarahkan untuk isolasi mandiri (telemedicine) atau isolasi terpusat. Pasien akan diberikan multivitamin (C dan D), obat untuk meringankan gejala, hingga antivirus.

Sementara pasien dengan gejala sedang yakni dengan saturasi oksigen 93-95% dan napas cepat (dewasa lebih dari 30x/menit) akan disiolasi di rumah sakit. Untuk terapi pasien gejala sedang, pasien akan diberikan multivitamin (C, D, B1), obat untuk meringankan gejala, komplikasi komorbid, antivirus, dan antikoagulan oksigenasi. 

Terakhir pasien varian Omicron dengan gejala berat yaitu saturasi oksigen kurang dari 93% dan napas cepat (dewasa lebih dari 30x/menit) akan dirujuk ke ICU/HCU rumah sakit. 

4. Ada 17 telemedicine yang bisa dimanfaatkan saat isolasi mandiri

4. Ada 17 telemedicine bisa dimanfaatkan saat isolasi mandiri
Freepik

Untuk mendukung kesembuhan pasien Covid-19 terutama yang positif varian Omicron, ada 17 platform telemedicine yang disediakan. Di mana distribusi obatnya sudah bekerja sama dengan Kimia Farma dan salah satu ekspedisi swasta.

Daftar telemedicine dan pelayanan obat yang ada di isoman.kemkes.go.id, diantaranya GrabHealth, Halodoc, Milvik, Link Medis Sehat, Sehat Q, Get Well, Trust Medis, Klinik Go, Good Doctor, Klik Dokter, Yes Dok, Pro Sehat, Alodokter, Homecare 24, Leka Sehat, mDoc, Trust Medis, dan Vascular. 

Lalu untuk isolasi terpusat ada wisma/rusun/hotel yang ditunjuk pemerintah (biaya pemerintah) atau hotel rekomendasi Satgas (biaya mandiri). Untuk dirawat di isolasi terpusat bisa melapor atau dirujuk langsung dari Satgas atau Dinas Kesehatan pasien tinggal.

Sementara untuk pasien Covid-19 yang bergejala berat melalui hasil rujukan dari puskesmas, klinik, lab atau Dinas Kesehatan. Bisa juga mendatangi langsung IGD/ poli demam rumah sakit. Untuk pasien gejala berat ada 3114 rumah sakit yang melayani di Indonesia.

Itulah tadi informasi mengenai prosedur penanganan pasien Omicron berdasarkan gejala. Semoga pandemi Covid-19 ini bisa segera hilang dari Indonesia ya, Ma. Jangan lupa protokol kesehatan!

Baca juga:

The Latest