Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi
Freepik/freepik
Intinya sih...
  • Belajar di Era Digital, dari Kreativitas ke EdukasiAnak muda belajar melalui pengalaman nyata dan membagikan pengetahuan lewat dunia digital. Mereka menjadi pencipta makna dan memahami dunia lewat pengalaman yang bisa dibagikan kembali.
  • Konten Positif Jadi Ruang Belajar BaruGenerasi digital tahu cara memilih inspirasi yang baik. Konten positif merespons otak manusia dengan peningkatan hormon dopamin dan oksitosin, meningkatkan semangat belajar dan empati sosial.
  • Anak Muda sebagai Inspirasi dan Teladan BaruKreator digital menjadi sumber inspirasi bagi remaja masa kini. Mereka membantu membentuk karakter audiensnya melalui social learning, di mana s
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia digital kini menjadi ruang baru untuk belajar, berekspresi, dan menyebarkan nilai. Generasi muda Indonesia hadir dengan semangat yang membara menjadikan media sosial bukan sekadar hiburan, tapi sarana membangun empati, kreativitas, dan literasi.

Generasi muda saat ini bukan hanya menciptakan hiburan, tapi juga nilai dan dampak nyata bagi banyak orang,” ujar Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operations, Southeast Asia. pada acara Konferensi Pers Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Pernyataannya mencerminkan bagaimana anak muda kini menjelma menjadi agen pembelajaran sosial mereka belajar sambil mengajar, dan berbagi sambil membangun komunitas yang positif.

Penelitian UNESCO Digital Literacy Framework (2023) juga menemukan bahwa anak muda di Asia Tenggara kini belajar lebih efektif lewat visual dan pengalaman langsung, bukan hanya teori.

Maka tak heran, media sosial menjadi ruang belajar yang paling dinamis di zaman ini. Namun, media sosial juga dapat berdampak pada anak muda.

Untuk mengetahui lebih lanjut, Popmama.com akan membahas tentang rayakan era baru kreativitas, generasi muda jadi sumber inspirasi. Yuk simak!

Belajar di Era Digital, dari Kreativitas ke Edukasi

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi
Freepik/freepik

Cara anak muda belajar kini benar-benar berubah. Kalau dulu mereka menunggu informasi dari guru atau buku, sekarang mereka aktif mencari, mempraktikkan, dan membagikan pengetahuan lewat dunia digital.

Fenomena ini sejalan dengan konsep constructivist learning, teori belajar yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh individu melalui pengalaman nyata.

Bima Nasution, kreator astronomi, menjadi contoh nyata bagaimana sains bisa dikemas ringan dan memikat.

Aku ingin anak muda bisa melihat langit bukan cuma indah, tapi juga penuh ilmu,” ujarnya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Dengan caranya, Bima menanamkan rasa ingin tahu ilmiah (scientific curiosity), hal yang menurut Harvard Child Development Study (2021) sangat penting dalam membangun kemampuan berpikir kritis anak muda.

Sementara Halimah membahas isu kesehatan mental dengan bahasa yang membumi.

“Banyak orang datang bukan cuma untuk belajar, tapi juga mencari penguatan diri,” kata Halimah dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Ia menerapkan prinsip empathetic learning yang dimana proses belajar yang melibatkan emosi dan empati.

Ketika edukasi dikaitkan dengan perasaan, anak muda tak hanya mengerti konsep, tapi juga belajar menjadi manusia yang lebih peka terhadap sekitarnya.

Novi Listiana (@novipetanihappy_) menambahkan sudut pandang yang lebih sederhana tapi hangat:

“Aku cuma ingin nunjukin kalau hidup sederhana pun bisa bahagia, asal dijalani dengan ikhlas.” ungkapnya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Ia mengajarkan bahwa pendidikan tak selalu akademik, namun terdapat nilai-nilai kehidupan seperti kerja keras, syukur, dan kesederhanaan pun adalah pelajaran yang penting bagi remaja dan keluarga.

Perubahan pola belajar ini menunjukkan bahwa anak muda kini tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pencipta makna. Mereka belajar memahami dunia lewat pengalaman nyata yang bisa dibagikan kembali.

Bagi para orang tua, ini menjadi pengingat bahwa tugas utama bukan lagi mengajar, tetapi mendampingi anak menemukan cara belajar yang paling sesuai dengan zamannya.

Konten Positif Jadi Ruang Belajar Baru

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi
Freepik/Wiroj Sidhisoradej

Di era informasi cepat, banyak orang khawatir anak muda akan terjebak dalam konten negatif. Namun faktanya, generasi digital ini juga tahu cara memilih inspirasi yang baik.

Menurut Stanford Social Media Research Lab (2024), otak manusia merespons konten positif dengan peningkatan hormon dopamin dan oksitosin, dua zat kimia yang meningkatkan semangat belajar dan empati sosial. 

Irene Suwandi adalah contoh kreator yang menggunakan seni untuk menghidupkan ide-ide edukatif.

“Kreativitas itu bisa jadi bahasa universal. Kadang orang belajar bukan dari kata-kata, tapi dari apa yang mereka rasakan,” ujar Irene dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Konsep ini dikenal sebagai experiential learning  belajar dari pengalaman langsung dan kesan emosional.

Fiki Naki juga membuktikan bahwa konten ringan bisa berperan besar dalam membangun wawasan lintas budaya.

Aku senang kalau orang lain bisa belajar bahasa baru sambil tahu budaya lain. Jadi, apa yang mereka kurang dapatkan atau tidak sama sekali dapat dari sekolah, mereka bisa dapat di konten-konten aku sehingga kontenku ini berdampak untuk mereka, terutama generasi muda” ungkapnya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Menurut psikolog pendidikan, interaksi lintas budaya seperti ini membangun cultural empathy yang artinya kemampuan memahami perbedaan tanpa kehilangan identitas diri.

Pewe, musisi sekaligus kreator, melihat konten sebagai cara untuk menyalurkan energi baik.

“Musik itu terapi dan aku ingin orang merasa lebih tenang setelah nonton kontenku, jadi bisa imbang antara musik dan konten” katanya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Secara ilmiah, musik memang terbukti dapat menurunkan kadar stres dan memperkuat daya fokus (Frontiers in Psychology, 2022). Artinya, dunia digital bisa menjadi ruang belajar yang bukan hanya cerdas, tapi juga menyembuhkan.

Anak Muda sebagai Inspirasi dan Teladan Baru

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi
Freepik/freepik

Setiap generasi punya sosok yang dijadikan panutan. Dulu, mungkin anak-anak mengidolakan tokoh dari televisi atau buku. Kini, banyak remaja yang menjadikan kreator digital sebagai sumber inspirasi.

Tapi lebih dari sekadar hiburan, mereka menjadi cermin nilai dan karakter baru tentang kerja keras, kejujuran, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri.

Menurut penelitian Pew Research Center (2023), remaja masa kini tidak hanya menonton konten, tapi juga meniru sikap positif dari figur digital yang mereka percayai.

Proses ini disebut social learning, di mana seseorang belajar dengan mengamati perilaku orang lain dan menirunya secara alami.

Harbie Kurnia (@harbie16), misalnya, menyadari perannya sebagai contoh bagi ribuan anak muda.

“Setiap komentar positif dari orang-orang, itu kayak bahan bakar buat terus berkreasi,” ujarnya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025..

Sementara Serly (@onebigbite) lebih menekankan kejujuran dalam berbagi.

“Aku ingin review makanan terasa sampai pesannya ke audience, maka dari itu aku juga pengen kasih pesan yang pengen mereka ingat kayak kacangnya ngacang banget atau rasanya darderdor” tuturnya dalam acara Exclusive Media Interview Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Keaslian dan empati yang mereka tunjukkan inilah yang membuat audiens merasa terhubung. Bukan karena mereka sempurna, tapi karena mereka nyata dan itu yang membuat anak-anak kita merasa, “aku juga bisa seperti mereka.”

Menurut psikolog perkembangan Dr. Laurence Steinberg, anak muda cenderung membangun nilai moral dengan meniru figur sebaya yang mereka kagumi.

Karena itu, peran kreator digital sebenarnya mirip seperti “kakak panutan” yang tanpa disadari membantu membentuk karakter audiensnya.

Luqman “Kak Kev” Hakim, pemenang penghargaan tahun sebelumnya, menegaskan pentingnya pesan moral dalam setiap karya.

Kalau orang bisa tertawa sekaligus belajar sesuatu, artinya konten kita berhasil,” ujarnya pada acara Konferensi Pers Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Bagi para orang tua, fenomena ini mengajarkan bahwa pengaruh anak muda tidak bisa diremehkan. Setiap anak memiliki potensi dan kreativitas yang tinggi.

Mereka adalah bagian dari ekosistem belajar anak-anak kita, tempat di mana nilai, empati, dan keberanian disampaikan lewat bahasa yang lebih dekat dengan generasi sekarang.

Daripada menjauhkan anak dari figur digital, lebih baik bantu mereka memahami mengapa mereka mengidolakan seseorang.

Dari situ, Mama bisa ikut menanamkan nilai bahwa idola sejati bukan yang paling viral, tapi yang paling memberi inspirasi. Papa juga dapat memberikan motivasi dalam segi mental untuk anak.

Peran Keluarga dalam Mendampingi Dunia Digital

Rayakan Era Baru Kreativitas, Generasi Muda Jadi Sumber Inspirasi
Freepik/pressfoto

Peran keluarga sangat penting untuk anak. Namun, semua nilai positif itu hanya bisa tumbuh jika ada pendampingan keluarga.

Menurut Harvard Family Digital Research (2023), anak-anak yang berdiskusi dengan orang tuanya tentang dunia digital memiliki kemampuan kritis dua kali lebih tinggi dibanding yang dibiarkan tanpa arahan.

Desy Bachir, Head of Strategic Partnerships and Corporate Communications Emtek Media, menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua.

Kolaborasi seperti ini penting agar pesan positif dari anak muda bisa menjangkau lebih banyak keluarga Indonesia,” ujarnya pada acara Konferensi Pers Tiktok Awards 2025 di Jakarta, tanggal 11 November 2025.

Kehadiran orang tua tak harus selalu mengontrol, tapi cukup hadir dengan rasa ingin tahu dan dukungan. Mulailah dengan bertanya, “Hari ini kamu belajar apa dari internet?” bukan “Kamu main apa di HP?”

Dengan begitu, dunia digital tak lagi terasa jauh dari ruang keluarga, tapi menjadi bagian dari perjalanan belajar bersama.

Generasi muda hari ini membuktikan bahwa dunia digital bukan sekadar tempat bermain, tapi juga ruang belajar yang hidup. Mereka mengajarkan bahwa kreativitas, empati, dan rasa ingin tahu adalah bentuk pendidikan sejati.

Bagi keluarga, ini saatnya ikut tumbuh bersama. Karena setiap karya yang lahir dari niat baik, setiap tawa yang membawa makna, dan setiap interaksi yang berisi nilai semuanya adalah pelajaran berharga bagi masa depan anak-anak kita.

“Anak muda mengajarkan kita satu hal penting,” tutup Angga. “Bahwa belajar bisa datang dari mana saja, bahkan dari keberanian untuk berbagi.”

Demikianlah informasi tentang rayakan era baru kreativitas, generasi muda jadi sumber inspirasi. Semoga menginspirasi ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Denisa Permataningtias
EditorDenisa Permataningtias
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Foto Dekorasi Pohon Natal Marsha Aruan Tahun 2025, Tema Gingerbread Man

14 Des 2025, 19:48 WIBLife