Menkominfo Isyaratkan Pemilu 2024 Pakai E-Voting

Digitalisasi dalam pemilu sudah direncanakan sejak lama

23 Maret 2022

Menkominfo Isyaratkan Pemilu 2024 Pakai E-Voting
Pexels/Cottonbro

Isu pemilihan umum sudah mulai menyeruak meski baru akan digelar dua tahun lagi. Para pakar mulai menyebutkan nama-nama yang berpotensi maju pada gelaran Pemilu 2024 mendatang. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga angkat bicara mengenai gelaran Pemilu 2024. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengisyaratkan pemilu akan digelar menggunakan e-voting. 

Sebab, menurut Johnny, digitalisasi dalam pemilu telah dilakukan di berbagai negara. 

“Pengadopsian teknologi digital dalam giat pemilu memiliki manfaat untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi dalam proses kontestasi politik yang legitimate, baik dalam tahapan pemilih, verifikasi identitas pemilih, pemungutan suara, penghitungan suara, hingga transmisi dan tabulasi hasil pemilu,” kata Johnny dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022). 

Kali ini Popmama.com telah merangkum informasi dan fakta-fakta seputar Pemilu 2024 yang rencananya akan digelar menggunakan e-voting. 

1. Persiapan e-voting sudah dilakukan dalam waktu lama

1. Persiapan e-voting sudah dilakukan dalam waktu lama
Pexels/Element5

Johnny menjelaskan bahwa digitalisasi dalam pemilu sudah direncanakan sejak lama. Pasalnya, pemilu menggunakan sistem e-voting sudah dilakukan di berbagai negara seperti Uni Eropa hingga Eropa Utara. 

Dia memberikan contoh negara Estonia yang berhasil mengadopsi pemungutan suara digital sejak 2005. Sistem pemilihan umum digital di tingkat kota hingga negara bahkan sudah dilakukan oleh 46,7 persen penduduk di dunia. 

“Jadi bukan baru, termasuk KPU ini sudah lama menyiapkannya,” kata Johnny. 

2. Studi informasi dengan negara lain

2. Studi informasi negara lain
Pexels/Markus-winkler-1430818

Indonesia juga mempelajari pemilu digital yang dilakukan di berbagai negara, salah satunya India. Seperti diketahui, India dan Indonesia memiliki banyak persamaan, salah satunya populasi penduduk yang cukup besar. 

Menurut Johnny, India kini tengah mengembangkan teknologi blockchain untuk melakukan pemilu secara digital dengan populasi penduduk kedua terbesar di dunia. 

“Saat ini India is now using it. India sedang menggunakan blockchain untuk mendukung voting jarak jauh dalam pemilihan umum. Diharapkan dapat direalisasi dalam pemilihan umum India 2024 mendatang, sama seperti kita. Jadi, kita melakukan benchmark dan studi tukar informasi dan pengetahuan, serta pengalaman bisa dilakukan bersama mereka,” katanya. 

3. Perlu dilakukan verifikasi data

3. Perlu dilakukan verifikasi data
Pexels/Cottonbro

Pemilu digital tidak lepas dari pentingnya verifikasi data penduduk. Pasalnya, pelaksanaan e-voting itu melibatkan badan manajemen pemilu baik di skala nasional maupun sub-nasional. 

Oleh karena itu, Johnny berharap masyarakat bisa menjaga tingkat kepercayaan dalam setiap tahapan pemilu digital, baik saat verifikasi dan re-verifikasi data. 

Bagaimana pendapat Mama mengenai rencana pemilu dengan sistem e-voting tersebut?

Baca juga:

The Latest