Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Risiko Neuropati pada Kesehatan, Kesemutan Jadi Gejala Paling Umum

Pixabay.com

Neuropati adalah istilah yang digunakan untuk gejala gangguan maupun penyakit saraf di tubuh. Beberapa gejalanya pun juga dirasakan oleh penderitanya, mulai dari nyeri, kesemutan, kram otot, dan susah buang air kecil.

Hanya saja, penyakit neuropati banyak dialami oleh pasien dalam tahap lanjut. Data tersebut diungkap oleh Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K).

"Banyak pasien neuropati baru akan datang dan terdata di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan pada tahapan lanjut. Kita bisa lihat, ternyata 55 persen pasien neuropati dalam keadaan yang berat, dan 19 persen dan 26 persen hanya sampai tahap ringan dan sedang," ungkapnya dalam acara Press Conference 'Neuropathy Awareness Week – Feel Life Campaign', Senin (20/6/2022) lalu.

Ada risiko neuropati pada kesehatan yang perlu Mama dan Papa ketahui lebih lanjut. Berikut selengkapnya yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini.

1. Menurut studi beberapa negara, neuropati menjadi masalah kesehatan yang besar

pixabay.com

Menurut dr. Manfaluthy, penyakit neuropati terjadi di beberapa negara asia. Tentu penyakit tersebut menjadi masalah kesehatan yang cukup besar, di mana ada beberapa negara yang populasinya terkena neuropati.

Bahkan, daftar negara ini dikatakan belum ada yang melakukan screening sejak dini. Yaitu Hong Kong sebesar 88 persen, Malaysia 57 persen, Filipna 35 persen, Taiwan 88 persen, dan Thailand 65 persen.

"Ini yang menyebabkan neuropati seperti gunung es, karena tidak dilakukan screening yang tidak rutin," ungkap dr. Manfaluthy lebih lanjut.

2. Masalah dan risiko yang terjadi pada pasien neuropati

pixabay.com

Masalah dan risiko yang terjadi pada pasien neuropati, kebanyakan pasien tidak melakukan penapisan terhadap penyakit tersebut.

Tidak cuma itu, diagnosis yang dilakukan dibuat berdasarkan keluhan, tanda, dan gejala neuropati, serta jarang menggunakan pemeriksaan yang lengkap.

Selain itu, masalah pada pasien juga meliputi tidak adanya diagnosis yang cukup akurat, dan terapi yang terlambat. Meski demikian, pasien yang melakukan terapi hanya mendapatkan hasil kurang dari 50 persen.

3. Benarkah semua orang dan segala usia bisa berisiko terkena neuropati?

istockphoto.com

Dr. Manfaluthy menegaskan bahwa penyakit neuropati bisa terjadi pada semua orang dan segala usia. Siapa saja pasien yang paling berisiko terkena penyakit tersebut? Berikut daftar yang diungkap oleh dr. Manfaluthy.

  • Orang dengan usia tua.
  • Orang dengan menderita diabetes.
  • Ada riwayat penyakit keluarga (seperti neuropati).
  • Hipertensi.
  • Merokok.
  • Orang yang mengonsumsi alkohol.
  • Orang yang menderita penyakit-penyakit pembuluh darah, seperti penyakit jantung.
  • Kanker.
  • Terpapar dengan bahan kimia.
  • Terinfeksi penyakit tertentu.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan neuropati.

4. Ciri-ciri orang yang terkena gangguan saraf akibat neuropati

Freepik/yanalya

Menurut dr. Manfaluthy, ciri-ciri orang yang terkena neuropati juga memiliki masalah pada gangguan sarafnya.

Salah satunya merasa kesemutan, kebas atau mati rasa, sulit bergerak, kaki atau tangan terasa nyeri, kehilangan keseimbangan, sering sakit kepala berat, respons otak melambat, sering buang air kecil, dan mengeluarkan keringat berlebihan.

Berikut risiko neuropati pada kesehatan. Semoga informasi ini bermanfaat dan bagi orang terdekat kamu yang punya penyakit ini, segera deteksi dini ke dokter dan jangan sampai terlambat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Onic Metheany
Denisa Permataningtias
Onic Metheany
EditorOnic Metheany
Follow Us