Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

6 Penyebab Jutaan Rumah Kosong di Jepang, Pemicunya Krisis Kelahiran

Freepik
Freepik

Jepang adalah negara maju dengan teknologi canggih yang kini menghadapi fenomena unik dalam sektor properti. Jutaan rumah di seluruh negeri berdiri kosong, menciptakan tantangan sosial dan ekonomi yang kompleks bagi pemerintah dan masyarakat.

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena akiya atau rumah kosong telah menjadi cermin perubahan demografis dan sosial yang mendalam di Jepang. Hal ini mengungkapkan kisah transformasi masyarakat di Negeri Sakura.

Berikut Popmama.com merangkum beberapa fakta penyebab jutaan rumah kosong di Jepang secara lebih detail.

Yuk, disimak informasi menariknya!

Deretan Penyebab Jutaan Rumah Kosong di Jepang

1. Menurunnya angka kelahiran di Jepang yang memprihatinkan

Freepik
Freepik

Populasi Jepang mengalami penurunan drastis yang tak terbendung. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Japan Times pada tahun 2024, tingkat kelahiran di Jepang mencapai titik terendah pada tahun 2023. Data yang tercatat hanya 799.728 kelahiran pada tahun 2023. 

Generasi muda yang semakin sedikit pun tidak tertarik untuk menempati rumah-rumah warisan di pedesaan, bahkan membiarkan ratusan ribu hunian terbengkalai.

Fenomena penurunan penduduk ini bukan sekadar angka statistik, melainkan realitas sosial yang mengubah lanskap pemukiman di seluruh Jepang. Mulai dari desa terpencil hingga pinggiran kota metropolitan.

2. Ramainya arus urbanisasi ke kota besar

Freepik
Freepik

Arus migrasi generasi muda dari pedesaan menuju kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka telah menciptakan kekosongan demografis.

Kaum muda lebih memilih kesempatan kerja, gaya hidup modern, dan infrastruktur yang lebih maju di perkotaan. Mereka meninggalkan rumah-rumah tradisional milik orangtua dan kakek-nenek.

Perpindahan ini bukan sekadar pilihan individual, melainkan representasi transformasi struktural masyarakat Jepang yang semakin industrial dan global. Di mana ikatan tradisional dengan tanah leluhur mulai memudar.

3. Beban warisan dan kompleksitas administrasi properti

Freepik
Freepik

Sistem pewarisan properti di Jepang sangat rumit. Banyak pewaris muda menghadapi beban administratif dan biaya pemeliharaan yang mencekik.

Pencatatan kepemilikan yang buruk, ditambah pajak tanah yang rumit, sehingga membuat banyak ahli waris lebih memilih melepaskan atau membiarkan properti.

Setiap rumah kosong menyimpan cerita keluarga yang kompleks. Di mana warisan bukan lagi sekadar bangunan, melainkan beban ekonomi dan emosional yang berat.

4. Rumah tua dan mitos sosial

Freepik
Freepik

Dalam budaya Jepang, rumah yang berusia lebih dari 30 tahun sering dianggap tidak layak huni. Terdapat mitos sosial yang menganggap rumah tua membawa nasib buruk atau tidak beruntung. Biaya renovasi yang tinggi dan risiko kerusakan struktural semakin memperkuat stigma ini.

Pandangan ini mencerminkan preferensi masyarakat Jepang akan sesuatu yang baru, modern, dan efisien. Kondisi tersebut tentu kontras dengan warisan arsitektur tradisional.

5. Lansia memilih pindah ke fasilitas perawatan

Freepik
Freepik

Dengan tingginya usia harapan hidup, banyak lansia memilih pindah ke fasilitas perawatan khusus, meninggalkan rumah-rumah mereka. Ketiadaan ahli waris atau ketidakmampuan merawat properti menyebabkan rumah-rumah ini menjadi kosong dan telantar.

Fenomena ini menggambarkan pergeseran struktur keluarga Jepang, di mana perawatan institusional mulai menggantikan model keluarga tradisional yang multi-generasi.

6. Sistem pajak yang mendukung rumah kosong

Freepik
Freepik

Sistem pajak Jepang justru mendorong pemilik untuk mempertahankan rumah kosong daripada menjualnya. Pajak tanah kosong yang lebih rendah dibandingkan tanah berbangun menciptakan disinsentif untuk pengalihan properti.

Kebijakan ini secara tidak langsung berkontribusi pada bertahannya ribuan rumah kosong, sehingga menciptakan lingkungan properti yang stagnan dan tidak efisien.

Nah, seperti itulah rangkuman beberapa penyebab jutaan rumah kosong di Jepang yang kini menjadi fenomena.

Share
Topics
Editorial Team
Dimas Prasetyo
EditorDimas Prasetyo
Follow Us

Latest in Life

See More

9 Restoran All You Can Eat Terdekat di Kuningan, Cocok Bareng Keluarga

20 Des 2025, 08:23 WIBLife