Cara Ahli Mikrobiologi Bersihkan Rumah Sehari-hari yang Bisa Ditiru

Ternyata begini cara ahli mikrobiologi membersihkan rumah untuk mencegah penyebaran bakteri

10 Juli 2020

Cara Ahli Mikrobiologi Bersihkan Rumah Sehari-hari Bisa Ditiru
Freepik

Mungkin Mama sudah banyak membaca tips membersihkan rumah untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus saat pandemi Covid-19.

Nah, untuk tips kali ini akan dibagikan langsung oleh seorang ahli mikrobiologi (ilmu yang terkait bakteri, virus, protozoa, dan sebagainya). Tidak hanya saat pandemi, tapi juga berlaku untuk seterusnya.

Dilansir dari goodhousekeeping, Dr. Charles Gerba, seorang ahli mikrobiologi di University of Arizona, memberi tahu beberapa cara membersihkan rumah sehari-hari yang bisa Mama tiru.

Gerba telah mengabdikan hidupnya untuk menerbitkan banyak penelitian tentang kuman yang menyusup ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, Mama bisa menyimak hasil rangkuman Popmama.com di bawah ini.

1. Lebih prioritas membersihkan dapur daripada kamar mandi

1. Lebih prioritas membersihkan dapur daripada kamar mandi
Freepik/yanalya

Gerba lebih khawatir dengan kondisi dapur daripada kamar mandi. Hal itu, karena kita telah dikondisikan untuk membersihkan kamar mandi secara teratur seolah itu adalah tempat paling kotor di rumah.

Perlu diketahui, bak mandi, bathtub, keran, dan lantai kamar mandi, biasanya lebih bersih daripada dapur.

Namun, sering kali kita melewatkan untuk membersihkan dapur. Padahal, ruangan ini menjadi tempat anak-anak biasanya masuk setelah bermain untuk sekadar mengambil minum.

Spons termasuk benda jahat yang ada di dapur, disarankan untuk mengganti setidaknya sebulan sekali. Talenan juga menjadi daftar teratas yang biasanya diabaikan hampir setiap orang. Sebaiknya, bedakan talenan untuk sayuran dan daging.

Selain itu, gagang pintu lemari es bisa menjadi sangat buruk terutama yang dilapisi dengan handuk. Begitu pula dengan keran dapur.

Tak kalah buruknya adalah dompet belanja yang diletakkan di meja atau counter dapur. Seperempat bagian dompet mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) dan itu diletakkan di tempat kita membuat makanan. Jadi, jauhkan dompet dari area tersebut.

Ini merupakan salah satu cara ahli mikrobiologi membersihkan rumah sehari-hari.

Editors' Pick

2. Mencuci secara teratur tas belanja yang dapat digunakan kembali

2. Mencuci secara teratur tas belanja dapat digunakan kembali
Freepik

Cara ahli mikrobiologi membersihkan rumah, lainnya adalah mencuci secara teratur kantog belanjaan yang dapat digunakan kembali. Gerba menyarankan bahwa seharusnya ada peringatan yang menyertai penggunaan tas belanja.

Dari hasil penelitiannya, 50 persen orang tidak pernah mencucinya sehingga memiliki bakteri lebih banyak daripada pakaian dalam mereka.

Mungkin karena orang-orang menganggap tas ini ramah lingkungan, jadi lupa bahwa benda tersebut juga bisa menjadi kotor dan mengandung bakteri.

Ini sangat buruk karena tas tersebut menyimpan makanan, meski hanya dari swalayan ke rumah.

Jadi, pilih tas belanja yang mudah dicuci, lalu sediakan beberapa tas untuk membatasi kontaminasi silang antara makanan. Misal, warna merah untuk daging, warna hijau untuk sayuran, dan warna kuning untuk makanan kemasan.

3. Cuci handuk seminggu sekali dan pilih handuk kertas sebagai pengering

3. Cuci handuk seminggu sekali pilih handuk kertas sebagai pengering
Freepik

Mencuci handuk seminggu sekali dan memilih handuk kertas sebagai pengering, termasuk cara ahli mokrobiologi membersihkan rumah.

Sejak mengetahui ada E. coli pada handuk muka dan tangan, Gerba tidak pernah menggunakannya lagi. Disarankan untuk menggantinya seminggu sekali atau bahkan lebih sering apabila ada si Kecil, jika Mama dan keluarga masih tetap menggunakan handuk.

Kini, Gerba memilih menggunakan handuk kertas. Meskipun beberapa orang mengatakan itu tidak ramah lingkungan, pasti tidak sedikit yang menggunakan. Terutama ketika di toilet umum saat pandemi masih berlangsung.

4. Lebih memilih disinfektan jenis tisu daripada semprotan

4. Lebih memilih disinfektan jenis tisu daripada semprotan
Freepik/Spukkato

Jika Mama menggunakan semprotan disinfektan, setidaknya harus mendiamkan area yang basah tersebut selama 10 menit. Faktanya, hampir tidak ada yang melakukan hal itu.

Jadi, apabila Mama ingin mengikuti cara ahli mikrobiologi membersihkan rumah, ganti semprotan dengan tisu disinfektan. Dalam penelitian yang dilakukan Gerba, ditemukan bahwa tisu ini sama baiknya dengan pemutih untuk disinfektan.

Namun, kita tidak bisa menggunakan satu tisu untuk mengelap seluruh bagian dapur. Ini berisiko menyebarkan bakteri jika proses mengelap berpindah ke area lain. Satu tisu paling tidak untuk satu meter persegi ruang.

5. Menggunakan hand sanitizer lebih sering bahkan setelah mencuci pakaian

5. Menggunakan hand sanitizer lebih sering bahkan setelah mencuci pakaian
jillshomeremedies.com

Gerba menggunakan hand sanitizer sebanyak 4-5 kali sehari. Memang pembersih ini tidak lebih efektif daripada mencuci tangan. Akan tetapi, hand sanitizer dapat membantu menjaga tangan kita tetap bersih ketika tidak memiliki akses ke air bersih dan sabun.

Dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa risiko seseorang terkena penyakit lebih kecil ketika sering menggunakan hand sanitizer.

Di samping itu, Gerba juga berpendapat bahwa mencuci tangan dengan benar lebih sulit daripada yang disadari kebanyakan orang.

Kita harus mencuci tangan selama 20 detik, kemudian terkontaminasi lagi ketika menyentuh gagang pintu kamar mandi. Buruknya lagi jika itu adalah toilet umum, bakteri akan menumpuk di tangan.

Bahkan, Gerba menggunakan hand sanitizer setelah mencuci pakaian. Dari hasil pengujian, ditemukan E. coli pada permukaan tangan orang-orang setelah mengambil cucian basah dan memasukkannya ke dalam pengering. Bakteri tersebut dikirim dari cucian ke tangan.

Menurutnya, mencuci baju di mesin cuci dengan detergen tidak cukup membunuh bakteri. Diperlukan air panas atau pemutih untuk melakukan hal itu.

Nah, Mama mungkin bisa mengikuti beberapa cara ahli mikrobiologi membersihkan rumah supaya penyebaran bakteri berkurang dan risiko terkena penyakit lebih kecil, terutama saat pandemi masih berlangsung.

Baca juga:

The Latest