5 Alasan Film Pangku Wajib Ditonton, Banyak Penghargaan di BIFF 2025

- Pangku merupakan debut penyutradaraan Reza Rahadian yang mengangkat kisah perjuangan perempuan di warung kopi Pantura dengan cara yang menyentuh dan realistis.
- Film ini menampilkan akting memukau dari Claresta Taufan dan Christine Hakim, serta sinematografi yang menggambarkan kehidupan sosial dengan autentik dan emosional.
- Pangku mendapat pengakuan di festival film internasional, menjadikannya salah satu karya Indonesia yang berani menyuarakan isu perempuan dan kemanusiaan.
Film Pangku menjadi salah satu karya perfilman Indonesia terbaru yang berhasil mencuri perhatian publik. Sejak pertama kali diumumkan sebagai debut penyutradaraan Reza Rahadian, film ini langsung menarik rasa penasaran penonton karena mengangkat kisah yang berani dan sangat relevan dengan kehidupan sosial masyarakat.
Mengambil latar di kawasan Pantura, Pangku bercerita tentang perjuangan seorang perempuan muda yang harus berhadapan dengan kerasnya hidup dan stigma sosial yang melekat pada pekerja perempuan di warung kopi “pangku.”
Tak hanya menyajikan cerita yang menyentuh, film ini juga menggugah penonton untuk lebih memahami sisi kemanusiaan di balik profesi yang sering disalahpahami.
Dengan penggambaran realitas yang jujur, sinematografi yang indah, serta akting luar biasa dari para pemainnya, Pangku hadir bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai pengalaman emosional yang mendalam. Bagi pembaca Popmama, film ini bisa menjadi refleksi tentang kekuatan perempuan, perjuangan hidup, dan pentingnya empati terhadap sesama.
Berikut Popmama.com telah rangkum beberapa alasan film Pangku wajib ditonton.
Yuk, disimak!
Deretan Alasan Film Pangku Wajib Ditonton
1. Kisah nyata yang menyentuh realitas sosial perempuan

Cerita Pangku berpusat pada tokoh Sartika, seorang perempuan muda yang diperankan oleh Claresta Taufan. Sartika tengah mengandung dan berusaha mencari kehidupan yang lebih baik di kawasan Pantura.
Namun, nasib membawanya ke dunia warung kopi “pangku”, tempat perempuan bekerja dengan cara menemani pelanggan yang datang. Fenomena ini memang benar adanya di beberapa daerah Indonesia, dan film Pangku berhasil menampilkannya dengan cara yang jujur dan penuh empati.
Penonton akan diajak untuk memahami kompleksitas kehidupan perempuan yang berada dalam situasi sulit, tanpa menghakimi pilihan mereka. Kisah Sartika bukan hanya tentang perjuangan hidup, tetapi juga tentang martabat dan kekuatan perempuan dalam menghadapi keterbatasan.
Film Pangku mengingatkan kita bahwa di balik setiap keputusan yang terlihat sederhana, ada kisah panjang tentang keberanian dan pengorbanan.
2. Debut penyutradaraan Reza Rahadian dengan visi yang kuat

Nama Reza Rahadian tentu sudah tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia. Setelah sukses sebagai aktor dalam berbagai film, kini ia membuktikan kemampuannya sebagai sutradara lewat Pangku.
Reza mengaku terinspirasi saat melihat fenomena warung kopi pangku secara langsung di daerah Pantura. Dari pengamatannya itu, ia menulis dan mengarahkan film yang menyoroti sisi manusiawi para perempuan yang bekerja di sana.
Sebagai sutradara, Reza menunjukkan keberanian untuk mengangkat isu sosial yang jarang dibahas di layar lebar. Ia tidak hanya menghadirkan cerita yang kuat, tetapi juga memastikan setiap adegan memiliki makna dan tujuan.
Pengarahannya yang matang membuat film Pangku ini terasa realistis dan emosional. Bagi penonton, terutama sosok seorang mama, karya Reza ini bisa menjadi ajakan untuk melihat dunia dari sudut pandang yang lebih luas dan penuh empati.
3. Pemeran dan produksi yang mengagumkan

Film Pangku diperkuat oleh deretan aktor dan aktris papan atas yang menambah kualitas ceritanya. Selain Claresta Taufan, ada Christine Hakim yang tampil memukau sebagai Bu Maya, pemilik warung kopi yang memiliki masa lalu kelam dan rahasia yang menyentuh. Aktingnya yang berkelas membuat karakter Bu Maya terasa sangat hidup dan berlapis.
Dari sisi teknis, Pangku juga menampilkan sinematografi yang indah dengan latar khas Pantura yang penuh kehidupan. Pemandangan jalanan, lampu-lampu malam, hingga suasana warung kopi digambarkan secara autentik. Produksi yang digarap dengan detail membuat film Pangku ini tidak hanya kuat secara cerita, tetapi juga memanjakan mata penonton.
Setiap adegan terasa seperti potret nyata dari kehidupan masyarakat di pesisir Jawa.
4. Tema yang relevan dan sarat makna

Salah satu kekuatan terbesar Pangku adalah tema yang diangkatnya. Film ini berbicara tentang perjuangan, cinta, pengorbanan, dan stigma sosial yang melekat pada perempuan. Namun di balik itu semua, Pangku juga menyoroti harapan dan keberanian untuk bangkit, tak peduli seberapa berat kehidupan yang dihadapi.
Film ini sangat relevan dengan kondisi sosial masa kini, di mana banyak perempuan harus berjuang sendirian untuk bertahan hidup. Ceritanya menggugah penonton untuk lebih menghargai setiap bentuk perjuangan dan tidak mudah menghakimi pilihan orang lain.
Untuk para mama, film Pangku bisa menjadi tontonan yang membuka ruang dialog tentang makna menjadi perempuan tangguh dalam dunia yang sering kali tidak adil.
5. Raih banyak penghargaan di Busan International Film Festival 2025

Salah satu alasan terbesar mengapa Pangku wajib ditonton adalah karena prestasi gemilangnya di kancah internasional. Film ini berhasil meraih empat penghargaan bergengsi di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, yaitu KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival–Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award.
Deretan penghargaan tersebut membuktikan bahwa Pangku bukan hanya diapresiasi oleh penonton, tetapi juga oleh para kritikus dan pelaku industri film dunia.
Tak hanya itu, pemeran utamanya Claresta Taufan juga menorehkan prestasi luar biasa dengan memenangkan Rising Star Award di Marie Claire Asia Star Awards, yang merupakan bagian dari ajang BIFF 2025.
Penghargaan ini semakin memperkuat posisi Pangku sebagai film Indonesia yang mampu bersaing di level internasional, sekaligus menegaskan kualitas akting dan sinematografi yang dimilikinya.
Keberhasilan Pangku di BIFF menjadi kebanggaan tersendiri bagi perfilman Indonesia. Prestasi ini menandakan bahwa film karya anak bangsa dapat diakui secara global karena keberanian, kedalaman cerita, dan pesan sosial yang kuat.
Jadi, menonton Pangku bukan hanya menikmati karya sinema yang indah, tetapi juga ikut merayakan pencapaian besar perfilman Indonesia di dunia internasional.
Itulah deretan alasan film Pangku wajib ditonton. Film Pangku bukan hanya sekadar tontonan, melainkan sebuah karya yang mengajak kita memahami sisi manusiawi kehidupan dengan lebih dalam. Dengan kisah yang emosional, sinematografi yang indah, dan akting yang memukau, film Pangku berhasil menjadi salah satu karya terbaik tahun ini.
Bagi pembaca Popmama, Pangku bisa menjadi pilihan tepat untuk menonton film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh hati dan membuka wawasan tentang perjuangan perempuan di tengah kerasnya realitas sosial. Film ini mengingatkan kita bahwa setiap perempuan memiliki cerita yang layak untuk didengar dan dihargai.
FAQ Seputar Film Pangku
| Siapa sutradara film Pangku? | Film Pangku disutradarai oleh Reza Rahadian, yang juga dikenal sebagai salah satu aktor terbaik Indonesia. Ini adalah debutnya sebagai sutradara film panjang. |
| Kapan film Pangku tayang di bioskop? | Film Pangku resmi tayang di bioskop Indonesia mulai 6 November 2025, setelah sebelumnya mendapat sambutan positif di beberapa festival film internasional. |
| Apa tema utama yang diangkat dalam film Pangku? | Pangku mengangkat tema perjuangan perempuan, ketidaksetaraan sosial, dan keberanian untuk bertahan di tengah kerasnya realitas hidup di kawasan Pantura. |



















