Review Film Pangku, Debut Film Karya Reza Rahadian yang Bikin Terharu

- Film Pangku menjadi debut penyutradaraan Reza Rahadian dengan tema perempuan dan perjuangan hidup di Pantura.
- Akting Claresta Taufan, Christine Hakim, dan Fedi Nuril tampil memukau dan emosional.
- Lagu 'Rayuan Perempuan Gila' dari Nadin Amizah memperkuat suasana sendu dan reflektif film Pangku.
Film Pangku menjadi tonggak baru dalam karier Reza Rahadian. Setelah lama dikenal sebagai aktor papan atas, kali ini ia tampil di balik layar sebagai sutradara sekaligus penulis naskah.
Film ini terasa sangat personal bagi Reza karena terinspirasi dari sosok mamanya yang merupakan orangtua tunggal. Melalui Pangku, Reza ingin menyoroti kisah perjuangan perempuan yang sering luput dari sorotan publik, terutama mereka yang hidup di pinggiran ekonomi dan sosial.
Latar cerita mengambil suasana kawasan Pantura pada masa krisis ekonomi 1998. Di tengah kehidupan keras pesisir Jawa, film Pangku menampilkan realitas yang jarang disentuh dan diangkat ceritanya ke dalam sebuah film.
Dari segi produksi, Pangku juga mendapat dukungan internasional dan sempat dipresentasikan di beberapa festival film Asia, seolah menandakan besarnya ambisi dan kualitas proyek ini.
Nah, selengkapnya Popmama.com akan spill review film Pangku lewat artikel di bawah ini.
Yuk, disimak!
Perhatian: Artikel ini mengandung spoiler!
Sinopsis Film Pangku (2025)
Pangku bercerita tentang Sartika yang diperankan oleh Claresta Taufan, seorang perempuan muda yang mengandung dan berjuang mencari kehidupan baru di kawasan Pantura.
Di sana ia bekerja di sebuah warung kopi milik Maya yang diperankan Christine Hakim. Namun warung tersebut bukan warung biasa, melainkan tempat para perempuan melayani pelanggan sambil “duduk di pangkuan” mereka, sesuai dengan tradisi lokal yang dikenal sebagai kopi pangku.
Sartika dihadapkan pada dilema moral dan ekonomi yang menyesakkan. Di satu sisi, Sartika ingin keluar dari lingkaran pekerjaan tersebut, tetapi di sisi lain ia membutuhkan penghasilan untuk menyambung hidup dan melindungi anak yang dikandungnya.
Di sana Sartika juga bertemu dengan Hadi yang diperankan oleh Fedi Nuril. Hadi digambarkan sebagai seorang supir truk pengantar ikan yang kerap berhenti di warung tempat Sartika bekerja.
Melalui perjalanan Sartika, film Pangku menggambarkan pergulatan batin, ketahanan, dan harapan yang tetap tumbuh meski hidup di tengah keterbatasan.
| Producer | Arya Ibrahim, Gita Fara, Melyana Tjahjadikarta |
| Writer | Reza Rahadian, Felix K. Nesi |
| Age Rating | D 17+ |
| Genre | Keluarga, Drama Sosial |
| Duration | 104 Minutes |
| Release Date | 6-11-2025 |
| Theme | Keluarga |
| Production House | Gambar Gerak Film |
| Where to Watch | Bioskop |
| Cast | Claresta Taufan , Fedi Nuril, Christine Hakim, Shakeel Fauzi Aisy, Jose Rizal Manua, Devano Danendra |
Trailer Pangku (2025)
Cuplikan Film Pangku
Review Film Pangku (2025)
1. Konsep dan tema yang berani

Pangku berani mengangkat tema yang jarang tersentuh dalam perfilman Indonesia. Reza Rahadian menyoroti kehidupan perempuan pekerja di warung kopi Pantura sebagai simbol perjuangan hidup dan ketimpangan sosial.
Dengan pendekatan realis, film Pangku mengajak penonton memahami dilema yang dihadapi para perempuan yang sering kali harus bertahan dengan pilihan yang terbatas.
Visual film tampil memukau dengan atmosfer pesisir yang lembap dan penuh kesunyian. Kamera yang menyorot ruang-ruang sempit menggambarkan keterhimpitan Sartika, sementara warna-warna redup mempertegas kesan getir dalam kesehariannya.
Judul Pangku sendiri memiliki makna ganda, menggambarkan hubungan fisik dan emosional antara manusia, serta beban hidup yang harus “dipangku” oleh mereka yang lemah.
2. Akting dan karakterisasi

Penampilan para pemain menjadi kekuatan utama film Pangku ini. Claresta Taufan berhasil membawa karakter Sartika dengan emosi yang jujur dan tanpa berlebihan.
Ia memperlihatkan sosok ibu tunggal yang terjebak dalam situasi sulit, namun tetap berpegang pada harapan kecil dalam hidupnya.
Christine Hakim tampil luar biasa sebagai Maya. Ia memberikan nuansa keibuan yang hangat, namun juga menyimpan sisi gelap dari sistem sosial yang menindas perempuan. Karakternya menjadi simbol ambiguitas moral yang membuat film Pangku ini semakin dalam dan manusiawi.
Sementara Fedi Nuril tampil mengejutkan sebagai Hadi. Di awal, ia terlihat sebagai sosok laki-laki yang penyayang dan memberi harapan bagi Sartika. Namun, seiring berjalannya cerita, penonton disadarkan bahwa cinta yang ditawarkan Hadi tidak sepenuhnya tulus.
Fedi berhasil membohongi bukan hanya Sartika, tetapi juga penonton, dengan menampilkan sisi lembut yang ternyata menyembunyikan manipulasi dan kepentingan pribadi. Peran ini memperlihatkan kemampuan akting Fedi yang matang dan berani keluar dari citra idealnya selama ini.
Reza Rahadian sebagai sutradara tampak sangat teliti dalam mengarahkan para pemain. Ia memaksimalkan chemistry antarkarakter, mengatur ritme emosi, dan memberi ruang bagi setiap aktor untuk membangun dinamika alami.
3. Musik dan visual yang menyentuh

Salah satu aspek paling berkesan dalam Pangku adalah penggunaan lagu 'Rayuan Perempuan Gila' karya Nadin Amizah sebagai soundtrack utama. Lagu ini tidak hanya menjadi pelengkap suasana, tetapi juga memperdalam makna film.
Liriknya yang puitis dan getir seolah menggambarkan suara hati Sartika yang rapuh namun penuh daya juang. Alunan lembut dan vokal khas Nadin menambah nuansa sendu, membuat beberapa adegan terasa lebih intim dan menyayat.
Dari sisi visual, film ini menangkap keindahan Pantura tanpa menghilangkan sisi kerasnya. Cahaya matahari yang pudar, debu jalanan, dan interior warung kopi yang sederhana semua terekam dengan realisme yang indah.
Kombinasi gambar dan musik menghasilkan atmosfer yang emosional, membawa penonton benar-benar masuk ke dunia Sartika. Itulah review film Pangku. Sebagai debut penyutradaraan, Pangku menunjukkan keberanian dan kedewasaan Reza Rahadian dalam bercerita.
Ia tidak hanya membuat film tentang perjuangan seorang perempuan, tetapi juga menghadirkan refleksi tentang cinta, kekuasaan, dan kemanusiaan. Ceritanya sederhana, namun setiap detail terasa tulus dan bermakna.
Dengan akting kuat dari Claresta Taufan, Christine Hakim, dan Fedi Nuril, serta kehadiran soundtrack yang menambah lapisan emosi, Pangku menjadi film yang menyentuh sekaligus menggugah.
Ini bukan hanya debut yang mengesankan, tetapi juga bukti bahwa Reza Rahadian mampu menciptakan karya yang jujur, sensitif serta relevan dengan realitas sosial Indonesia.



















