Album Baru for Revenge: Perjalanan Lebih Dewasa tentang Patah Hati

- Album Perayaan Patah Hati – Babak 2 menggambarkan fase penerimaan setelah patah hati, ajakan untuk menemukan cahaya di balik cerita tragis.
- Kolaborasi dengan musisi lain memperkaya emosi patah hati, menciptakan perjalanan perasaan manusiawi setelah hubungan berakhir.
- Merayakan patah hati sebagai proses pendewasaan diri, mengajak pendengar untuk merayakan patah hati sebagai bagian dari proses pendewasaan emosional.
Band rock alternatif asal Bandung, for Revenge, menutup tahun dengan merilis album kelima bertajuk Perayaan Patah Hati – Babak 2. Album ini menjadi kelanjutan dari kisah kehilangan dan luka hati yang sebelumnya diangkat lewat Perayaan Patah Hati – Babak 1 tahun 2022 lalu.
Lewat album terbaru ini, for Revenge tidak hanya berbicara tentang rasa sakit, tetapi juga tentang proses menerima, berdamai, dan perlahan bangkit dari patah hati. Tema yang sangat dekat dengan dinamika relationship banyak orang.
Berikut Popmama.com rangkum mengenai album Perayaan Patah Hati – Babak 2 yang menggambarkan perjalanan emosi dalam hubungan.
1. Menggambarkan fase penerimaan setelah patah hati

Meski tajuk albumnya membawa babak 2, for Revenge membawa hal berbeda. Album sebelumnya dipenuhi rasa kehilangan dan kesedihan, Perayaan Patah Hati – Babak 2 membawa pendengar ke fase yang lebih dewasa dalam menghadapi perpisahan.
Album ini merekam momen ketika seseorang mulai menerima kenyataan, meski luka belum sepenuhnya sembuh. Boniex Nur, sang vokalis, menyebut album ini sebagai ajakan untuk menemukan secercah cahaya di balik cerita yang tragis.
Hal itu membuat album ini terasa relevan bagi siapa pun yang pernah mengalami putus cinta dan berusaha bangkit tanpa menutup mata dari rasa sakit yang pernah ada.
2. Kolaborasi dengan beberapa musisi memperkaya emosi patah hati

Album ini memuat total 14 lagu dan melibatkan sejumlah kolaborator yang memperkuat nuansa emosional di dalamnya. Beberapa lagu kolaborasi yang sudah lebih dulu dirilis seperti “Kala Luka Berpesta”, “Menunggu Giliran”, dan “Untuk Kau yang Di Sana” menggambarkan berbagai bentuk rasa kehilangan dalam hubungan.
Sementara kolaborasi baru bersama Vicky Mono (DeadSquad) dan Lomba Sihir menghadirkan warna emosi yang berbeda yakni dari amarah, penyesalan, hingga perayaan patah hati itu sendiri. Perpaduan ini membuat album terasa seperti perjalanan perasaan seseorang setelah hubungan berakhir.
3. Merayakan patah hati sebagai proses pendewasaan diri

Meski memakai kata “Babak 2”, album ini tetap bisa dinikmati oleh pendengar baru tanpa harus mendengarkan album sebelumnya. Namun, jika disimak berurutan, dua album ini terasa seperti satu rangkaian cerita tentang fase kehilangan, patah hati, hingga penerimaan dalam relationship.
for Revenge ingin menyampaikan bahwa patah hati bukan sesuatu yang harus ditutupi atau dihindari. Justru, lewat musik, mereka mengajak pendengar untuk merayakan patah hati sebagai bagian dari proses pendewasaan emosional. Sebuah pesan yang menguatkan bahwa gagal dalam hubungan bukan akhir, melainkan awal untuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
Album Perayaan Patah Hati – Babak 2 menjadi penanda fase baru for Revenge bersama Sony Music Indonesia dan bisa didengarkan di seluruh platform musik digital mulai 11 Desember 2025.


















