- Pernah mengalami pengkhianatan dalam hubungan, seperti diselingkuhi, dibohongi atau dikhianati oleh orang terdekat.
- Trauma emosional masa kecil, seperti dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh konflik, manipulatif atau tidak konsisten secara emosional.
- Pola asuh yang tidak sehat, di mana anak tidak merasa aman atau tidak pernah benar-benar dipercaya sehingga ia tumbuh tanpa rasa percaya terhadap dunia luar.
- Pelecehan atau kekerasan, baik fisik maupun verbal, yang menyebabkan seseorang kehilangan rasa aman dalam relasi sosial.
- Pengalaman pertemanan yang buruk, seperti pernah dipermalukan atau dijatuhkan oleh teman sendiri.
Apa Itu Trust Issue? Ketika Rasa Percaya Jadi Tantangan

- Trust issue adalah kondisi psikologis membuat seseorang kesulitan memercayai orang lain, bahkan dalam hubungan dekat.
- Penyebab trust issue mulai dari pengalaman masa lalu yang menyakitkan, trauma emosional, pola asuh tidak sehat.
- Cara mengatasi trust issue meliputi mengenali perasaan sendiri, belajar komunikasi sehat, dan mencari bantuan profesional.
Kepercayaan adalah dasar dari hubungan yang sehat. Namun, bagi sebagian orang, memberikan kepercayaan bukanlah hal yang mudah.
Rasa takut dikhianati, pengalaman masa lalu yang menyakitkan, hingga trauma emosional dapat menjadi penghalang utama dalam menjalin kedekatan dengan orang lain. Kondisi ini dikenal sebagai trust issue atau masalah kepercayaan.
Menurut penjelasan dari Siloam Hospitals, trust issue adalah gangguan psikologis yang membuat seseorang sulit merasa aman dan nyaman dalam hubungan sosial. Ini bisa berdampak besar terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Lalu, seperti apa trust issue itu sebenarnya? Apa penyebabnya, bagaimana tandanya, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Jadi apa itu trust issue? Berikut ini Popmama.com telah menjelaskannya secara lebih detail.
Yuk, disimak!
Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasi Trust Issue
Pengertian Trust Issue

Trust issue adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang kesulitan untuk memercayai orang lain, bahkan dalam hubungan yang paling dekat sekalipun. Mereka cenderung merasa tidak aman secara emosional dan selalu mencurigai niat orang di sekitarnya.
Dalam hubungan romantis, seseorang dengan trust issue bisa mengalami kesulitan untuk percaya pada kesetiaan pasangannya, dan dalam hubungan pertemanan atau pekerjaan, mereka mungkin merasa selalu “diset-up” untuk kecewa atau disakiti.
Hal ini bukan semata-mata karena sikap mereka yang “negatif”, melainkan akibat dari luka emosional yang belum sembuh. Ketakutan mereka sering tidak logis, tapi sangat nyata dan mengganggu. Trust issue membuat mereka membangun "tembok perlindungan" untuk menghindari rasa sakit yang sama terjadi kembali.
Penyebab Trust Issue

Trust issue tidak muncul secara tiba-tiba. Ada pengalaman dan latar belakang yang membentuknya. Menurut artikel dari Siloam Hospitals, beberapa penyebab umum trust issue antara lain:
Penyebab-penyebab ini menanamkan keyakinan dalam diri bahwa dunia adalah tempat yang tidak aman, dan kepercayaan hanya akan membawa pada kekecewaan.
Ciri Seseorang yang Mengalami Trust Issue

Trust issue memiliki berbagai manifestasi atau gejala yang kadang tidak disadari oleh penderitanya. Namun, berikut beberapa tanda umum yang bisa menjadi indikator bahwa seseorang memiliki masalah kepercayaan:
- Selalu berpikir negatif tentang niat orang lain. Bahkan dalam situasi netral, mereka cenderung menginterpretasikan ucapan atau tindakan sebagai ancaman terselubung.
- Kesulitan membangun hubungan yang mendalam secara emosional. Mereka mungkin dekat secara fisik, tapi emosionalnya selalu menjaga jarak.
- Takut membuka diri atau menceritakan masalah pribadi, karena merasa informasi itu bisa disalahgunakan.
- Cenderung menguji orang lain untuk memastikan kesetiaannya, sering kali dengan cara-cara tidak sehat.
- Overthinking dan menciptakan skenario buruk secara berulang, seperti berpikir bahwa pasangannya akan meninggalkan mereka tanpa alasan yang jelas.
- Merasa tidak layak dipercaya dan tidak percaya diri, yang akhirnya memicu sikap menolak atau menarik diri.
Gejala-gejala ini bukan sekadar bentuk ketidaknyamanan biasa, melainkan pola bertahan yang berkembang akibat rasa takut yang mendalam akan disakiti kembali.
Dampak Trust Issue dalam Kehidupan

Trust issue tidak hanya memengaruhi hubungan personal, tapi juga berdampak besar pada kualitas hidup dan kesehatan mental seseorang. Beberapa dampak yang bisa muncul meliputi:
- Gangguan dalam hubungan sosial, karena orang dengan trust issue sering mendorong orang lain menjauh tanpa sadar, bahkan orang-orang yang tulus peduli.
- Kesulitan dalam hubungan romantis, karena hubungan tidak bisa tumbuh jika salah satu pihak terus merasa curiga, mengontrol, atau merasa tidak aman.
- Meningkatkan stres dan kecemasan, karena pikiran dipenuhi ketakutan dan asumsi negatif.
- Membatasi peluang pengembangan diri, misalnya takut mengambil tanggung jawab baru karena tidak percaya pada kerja sama tim.
- Isolasi sosial dan kesepian berkepanjangan, karena pada akhirnya mereka lebih memilih menyendiri daripada berisiko dikecewakan lagi.
- Memicu gangguan psikologis lain, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan PTSD dalam kasus yang lebih berat.
Tanpa penanganan yang tepat, trust issue bisa menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.
Cara Mengatasi Trust Issue

Mengatasi trust issue bukan hal yang mudah, tapi sangat mungkin dilakukan dengan usaha yang konsisten. Berikut beberapa cara yang bisa membantu proses pemulihan, antara lain:
- Kenali dan akui perasaanmu sendiri. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kamu memiliki trust issue, bukan menyangkalnya. Dengan begitu, kamu bisa mulai berproses untuk memperbaikinya.
- Identifikasi akar penyebabnya. Apakah trust issue berasal dari trauma masa lalu, pengalaman masa kecil, atau hubungan tertentu? Memahami akar masalah akan membantumu menghadapi ketakutan tersebut secara rasional.
- Belajar komunikasi yang sehat. Terbuka tentang kekhawatiranmu tanpa menyudutkan orang lain dapat membantu memperkuat relasi dan membangun pemahaman dua arah.
- Bangun kepercayaan secara bertahap. Mulailah dari hal-hal kecil. Misalnya, memercayai seseorang dengan informasi ringan sebelum membagikan hal yang lebih dalam.
- Berlatih membedakan masa lalu dan masa kini. Ingat bahwa tidak semua orang akan menyakitimu seperti orang di masa lalu. Belajar hadir di momen sekarang adalah kunci.
- Cari bantuan profesional. Psikolog atau konselor dapat membantumu melalui proses terapi, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yang terbukti efektif mengatasi trust issue.
Jadi apa itu trust issue? Trust issue bukan sekadar masalah “sulit percaya”, melainkan kondisi psikologis yang kompleks dan dalam banyak kasus, berakar dari luka emosional yang belum sembuh. Seseorang yang mengalami trust issue bukan berarti lemah atau terlalu curiga, tetapi mereka sedang berjuang melindungi diri dari rasa sakit yang pernah dialami.
Seperti yang telah dibahas dalam artikel ini, trust issue bisa timbul karena berbagai hal seperti pengalaman diselingkuhi, dibohongi, tumbuh dalam lingkungan yang tidak aman, hingga trauma masa kecil. Semua faktor tersebut dapat membentuk cara pandang seseorang terhadap dunia bahwa memercayai orang lain adalah risiko yang terlalu besar.
Gejalanya pun sangat nyata, mulai dari kesulitan membuka diri, rasa curiga yang terus-menerus, hingga ketakutan untuk menjalin hubungan yang terlalu dekat secara emosional. Sayangnya, kondisi ini bila dibiarkan bisa menimbulkan dampak serius, mulai dari hubungan sosial yang rusak hingga meningkatnya gangguan kecemasan dan depresi.
Namun kabar baiknya, trust issue bisa diatasi. Pemulihan memang tidak mudah dan tidak cepat, tetapi sangat mungkin terjadi. Dibutuhkan keberanian untuk mengenali perasaan sendiri, kesabaran dalam proses membangun kembali kepercayaan, dan kadang dukungan dari orang lain termasuk bantuan profesional seperti psikolog.
Ingatlah, tidak semua orang akan menyakitimu seperti masa lalu. Ada orang-orang baik yang bisa kamu percayai, dan ada ruang dalam dirimu untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat secara emosional. Memberi kesempatan pada diri sendiri untuk sembuh adalah bentuk kasih sayang tertinggi.
Kamu berhak untuk percaya lagi, berhak untuk dicintai, dan yang paling penting-berhak untuk merasa aman.



















