7 Fakta Abimana Sosok Papa Pemutus Rantai Fatherless

Abimana tumbuh sebagai muslim dari kecil. Semasa kecil, ia sering tertidur di musala daripada di rumah. Penjaga musala lantas menegurnya dan mulai membimbingnya beribadah dengan benar.

Pada usia 13 tahun, ia mendalami ajaran Islam lebih serius. Abimana menegaskan tak pernah berpindah keyakinan meski sempat beredar kabar sebaliknya, melainkan baru mengenal agama Islam lebih dalam di usianya yang ke-13 tahun.

Sejak kecil Abimana tak mengetahui keberadaan papa kandungnya, bahkan tak mengetahui sosoknya seperti apa. Kehampaan itu tetap ia rasakan ketika mulai meniti karier.

Ia sempat memakai nama panggung Robertino, mengikuti nama papanya. Namun, belakangan ia kembali pada nama asli Abimana Aryasatya dan kariernya justru meroket serta dikenal banyak orang.

Orangtuanya Abimana bertemu di Jakarta dalam kisah cinta yang bagi mereka terasa indah. Namun bagi Abimana, cerita itu menyisakan luka.

Papanya pergi meninggalkan keluarga setelah pertemuan tersebut. Ketidakhadiran sang papa membentuk perjalanan hidup Abimana selanjutnya.

Setelah puluhan tahun terpisah, Abimana akhirnya bertemu papanya saat berumur 38 tahun. Pertemuan itu menjadi momen penuh haru. Pertemuan tersebut terjadi setelah pencarian yang cukup panjang, yang awalnya tidak diinginkan Abimana karena ada perasaan marah dan ego.

Ia menganggap pertemuan tersebut sebagai titik balik emosional. Pengalaman itu menguatkan tekadnya untuk menjadi papa yang hadir bagi anak‑anaknya.

Abimana berusaha selalu hadir dan peduli pada anak‑anaknya. Sebagai papa, Abimana ingin anak-anaknya merasakan kehangatan yang dulu ia rindukan.

Dengan komitmen itu, Abimana bertekad memutus rantai fatherless di keluarganya. Sikapnya menjadi inspirasi bagi banyak orangtua.

Anaknya pernah bertanya terkait di mana kakeknya. Pertanyaan sederhana itu membuka kembali rasa kehilangan dalam diri Abimana.

Dorongan tersebut membuatnya mencari papa kandungnya. Abimana ingin memberi jawaban sekaligus teladan bagi anak‑anaknya tentang arti keluarga.

Nama "Abimana" berarti sosok yang membanggakan orang lain, tetapi nama ini justru ia jadikan bahan ejekan untuk dirinya sendiri. Kata "Abi" merupakan panggilan untuk seorang papa dan kata "mana" yang melengkapinya, sehingga menjadi seperti pertanyaan "papa di mana?".

Setelah kembali memakai nama itu, kariernya justru menanjak pesat. Kini nama Abimana menjadi simbol kekuatan dan kebanggaan dalam hidupnya.

Itulah rangkuman terkait deretan fakta Abimana sosok papa pemutus rantai fatherless. Semoga informasi di atas dapat membantu serta bisa jadi inspirasi bagi kita semua, ya.