"Kalau perasaan kesepian itu aku rasain, itu mungkin quarter life crisis aku juga ya. Itu salah satu masalah yang aku benar-benar rasain ketika aku pulang dari Jepang," ujar Jerome.
5 Fakta Jerome Polin Merasa Kesepian, Sulit Membangun Ulang Pertemanan

- Jerome Polin merasa kesepian setelah pulang dari Jepang, kehilangan lingkaran sosial yang selama bertahun-tahun menemaninya.
- Kepulangan ke Indonesia membuatnya sulit membangun ulang pertemanan lama dan trauma dalam menjalin pertemanan baru.
- Resolusi tahun barunya adalah mencari teman tulus, karena ia butuh kehangatan dari pertemanan yang apa adanya.
YouTuber ternama Jerome Polin dikenal sebagai sosok yang cerdas, penuh semangat, dan selalu membawa aura positif di setiap kontennya. Kehadirannya di media sosial sering kali memberi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang mengagumi perjuangannya kuliah di Jepang hingga sukses di Indonesia.
Dari luar, Jerome terlihat seperti orang yang hidupnya sempurna dan memiliki teman yang suportif, dikelilingi oleh tim solid, dan karier yang terus berkembang.
Namun, siapa sangka di balik senyuman dan prestasi tersebut, Jerome ternyata menyimpan cerita lain. Dalam podcast SUARA BERKELAS yang diunggah pada 1 September 2025, ia mengaku bahwa dirinya pernah merasa kesepian, bahkan cukup lama berjuang menghadapi hal tersebut.
Jerome membagikan sisi rapuhnya yang jarang diketahui publik, mulai dari perasaan kehilangan setelah pulang dari Jepang, kesulitan membangun lingkaran pertemanan baru, hingga keraguannya mempercayai orang lain.
Pengakuan Jerome ini menjadi pengingat bahwa setiap orang, tak peduli seberapa sukses atau cerianya terlihat, bisa saja sedang berjuang sendirian.
Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta Jerome Polin merasa kesepian.
Yuk, disimak!
Deretan Fakta Jerome Polin Merasa Kesepian
1. Merasa kesepian setelah pulang dari Jepang

Setelah menempuh pendidikan selama 5,5 tahun di Jepang, Jerome Polin harus kembali ke Indonesia.
Perpindahan ini ternyata menjadi titik awal fase kesepian yang cukup berat baginya. Ia mengaku bahwa meski terlihat baik-baik saja, rasa hampa justru semakin terasa ketika ia kembali ke tanah air.
Bagi Jerome, masa transisi itu bukan hanya soal pindah tempat tinggal, melainkan juga kehilangan lingkaran sosial yang selama bertahun-tahun membersamai hari-harinya.
2. Sulit membangun ulang pertemanan

Kepulangan ke Indonesia seakan memaksanya memulai hidup dari awal.
Jerome Polin mendapati teman-teman SMP maupun SMA sudah memiliki jalannya masing-masing, entah sibuk bekerja atau mengurus keluarga. Situasi ini membuatnya merasa semakin terasing.
"Aku merasa kesepian itu karena semua temanku di Jepang. Jadi selama 5 setengah tahun aku kuliah di Jepang semua keluarga dan semua teman-teman aku di Jepang semua dan ketika aku harus balik ke Indonesia itu kayak riset dari nol gitu," ucap Jerome.
Bagi orang lain, mungkin mudah saja menjalin kembali hubungan lama, tetapi bagi Jerome yang sempat lama di luar negeri, ritme kehidupan sudah jauh berbeda sehingga terasa sulit untuk menyatu lagi.
3. Takut berteman karena motif orang sering berbeda

Jerome Polin juga jujur bahwa dirinya beberapa kali trauma dalam menjalin pertemanan baru. Bukan karena ia tidak mau membuka diri, melainkan karena pengalaman buruk yang ia temui di mana pertemanan berubah arah menjadi hubungan transaksional.
"Ini bukan bermaksud sombong tapi sangat susah di posisi aku karena kenal sama orang itu aku udah nggak tahu motifnya apa. Dan aku berkali-kali ngerasain itu sampai akhirnya aku takut untuk berteman," ucap Jerome.
Baginya, ketika orang yang baru dikenal tiba-tiba mengaitkan hubungan dengan bisnis, rasa percaya langsung runtuh. Situasi itu membuatnya lebih berhati-hati, bahkan cenderung menutup diri agar tidak terluka lagi.
4. Resolusi tahun barunya adalah mencari teman

Meski terlihat sukses, Jerome Polin tak menutupi bahwa dirinya masih terus berjuang melawan rasa sepi hingga 2025. Saking seriusnya, ia bahkan menjadikan “mencari teman” sebagai resolusi tahun barunya.
"Aku nggak tahu ya itu antara adulting atau memang ya aku aja gitu. Jadi ketika 2024 sampai 2025 ini ya masih struggling bahkan salah satu resolusi aku di tahun baru ini adalah aku mau berteman," ungkap Jerome.
Ungkapan ini sederhana, tetapi dalam. Jerome menunjukkan bahwa yang ia butuhkan bukan sekadar networking atau relasi kerja, melainkan kehangatan dari pertemanan yang tulus dan apa adanya.
5. Tim kerja jadi lingkaran terdekatnya

Meski dikelilingi banyak orang di dunia profesional, Jerome Polin merasa sulit untuk benar-benar punya lingkaran intim tempat ia bisa mencurahkan isi hati. Bahkan, ia mengaku bingung jika harus membuat pesta ulang tahun karena tidak tahu siapa yang akan ia undang.
"Ya mungkin orang-orang terdekat aku adalah tim aku. Tapi itu kan kerjaan sebenarnya ya, jadi aku nganggap mereka adiklah atau teman gitu," cerita Jerome.
Hal ini membuatnya berusaha mengaburkan batas antara profesionalitas dan keakraban. Walau tetap ada boundaries, timnya kini menjadi orang-orang yang paling dekat dengannya, lebih dari sekadar rekan kerja.
Itulah deretan fakta Jerome Polin merasa kesepian. Kisah Jerome Polin ini membuka mata bahwa kesepian bukan hanya dialami oleh mereka yang sendirian secara fisik, melainkan juga oleh orang-orang yang tampak ramai di sekelilingnya.
Perjalanan hidup Jerome mengajarkan bahwa mencari teman tulus di usia dewasa memang bukan hal yang mudah, tetapi keberanian untuk mengakuinya adalah langkah penting untuk bisa sembuh dan merasa lebih ringan.



















