Vannes kuliah di NTU, Singapura, jurusan Computer Science.
Vannes berdiskusi dengan orangtua untuk memilih kampus terbaik.
Keluarga menjadi bagian dari support system utama Vannes.
Vannes berhasil membuktikan kemampuannya di Clash of Champions 2 dengan berhasil masuk ke babak Grand Finalis usai melawan para mahasiswa berprestasi dalam dan luar negeri.
Kesuksesan Vannes tentu tidak terlepas dari campur tangan keluarga. Orangtua Vannes senantiasa mendukung, bahkan juga memberikan masukan untuk pilihan pendidikan Vannes ke depannya.
Nah, kali ini Popmama.com siap membahas lebih lanjut fakta keluarga Vannes Clash of Champions 2.
Vannes Wijaya dikenal sebagai sosok mahasiswa berprestasi yang lahir di Pekanbaru pada 20 Desember 2005. Setelah menuntaskan pendidikan di SMAN 8 Pekanbaru, Vannes pun melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
Ia rela jauh dari keluarga dan merantau ke Singapura untuk menempuh pendidikan di Nanyang Technological University Singapore (NTU) dengan jurusan Computer Science. Perjalanan akademiknya ini pun jadi inspirasi bagi banyak anak muda.
Vannes memutuskan untuk berkuliah di Singapura karena lokasinya yang masih dekat dengan Indonesia. Latar belakang budaya Singapura juga tidak terlalu berbeda dengan Indonesia.
Saat pengumuman hasil keluar, Vannes mendapatkan beasiswa sekaligus diterima di dua kampus ternama, yaitu NUS (National University of Singapore) dan NTU (Nanyang Technological University Singapore).
Dari dua pilihan yang ada, Vannes memilih untuk berdiskusi dengan orangtuanya serta memikirkan berbagai kemungkinan yang ada. Dari diskusi tersebut, akhirnya Vannes memilih NTU sebagai pilihannya.
“Pas application result keluar, dua-duanya dapat offer, including scholarship. At the end, aku memilihnya NTU setelah diskusi dan pertimbangan dengan orangtua juga,” cerita Vannes melansir dari laman Ruangguru.
Salah satu tantangan terbesar Vannes saat kuliah di luar negeri adalah kehilangan support system yang biasanya dapat dengan mudah ia temukan di Indonesia. Kehadiran keluarga dan teman biasanya menjadi support system bagi Vannes.
Di awal masa kuliah, Vannes merasakan betul bagaimana sulitnya mencari orang-orang yang bisa dijadikan tempat berbagi cerita. Keluarga ada di tanah air, sementara teman-teman lama pun sudah sibuk dengan jalannya masing-masing.
Kondisi ini membuat Vannes harus beradaptasi dengan lingkungan baru, berkenalan dengan banyak orang, dan perlahan membangun hubungan dari nol hingga akhirnya menemukan circle pertemanan yang nyaman.
Kuliah di Singapura membuat Vannes harus rela berjauhan dari keluarga tercinta. Rasa rindu rumah pun kadang datang menghampiri.
Untuk mengatasinya, Vannes biasanya memanfaatkan teknologi dengan melakukan video call bersama keluarganya di Indonesia.
“Udah era teknologi kan udah bisa video call. Selain itu, sering sering kasih kabar juga ke keluarga di rumah,” ungkap Vannes.
Vannes memiliki keluarga yang senantiasa mendukung dengan apapun pilihannya. Selain keluarga, ternyata ada juga peran dari seorang temannya yang membuat Vannes berujung mendaftar di acara Clash of Champions 2.
“Awalnya direkomendasikan oleh teman buat daftar. Kebetulan juga di hari terakhir pendaftaran, tapi akunya nggak sadar. Pas di-mention sama temanku, jadinya aku selesaikan berkas dan video yang diperlukan di malam itu juga,” ungkap Vannes.
Nah, itu dia fakta keluarga Vannes Clash of Champions 2. Apakah Mama termasuk yang mendukung peserta COC 2 satu ini?