7 Fakta Orangtua Mesa, Fajar, dan Shabrina Indonesian Idol

Mesa tumbuh di keluarga yang memiliki kecintaan terhadap musik. Mamanya Mesa suka bernyanyi, sementara kakek dan kakak laki-lakinya sangat menikmati berbagai lagu, terutama musik rock.

"Kebetulan saya juga suka nyanyi ya dan opanya (kakek) juga suka musik, abangnya (kakak laki-laki) juga suka musik gitu," ucap mamanya Mesa.

Lingkungan yang akrab dengan musik ini membentuk ketertarikan Mesa terhadap dunia tarik suara. Sejak kecil, ia sering mendengar musik yang dimainkan di rumah, yang akhirnya mendorongnya untuk mengejar karier di bidang musik.

Mesa Hira dan Fajar Noor Idol ternyata punya garis keturunan keluarga yang sama. Keduanya berasal dari garis keturunan nenek yang sama.

Fakta bahwa Mesa dan Fajar merupakan keluarga awalnya diungkapkan oleh salah satu peserta Indonesian Idol saat siaran langsung di akun resmi Indonesian Idol. Setelah fakta hubungan keluarga mereka terungkap, banyak yang penasaran bagaimana mereka bisa tidak menyadarinya sejak awal.

"Karena dia satu nenek, terus tahunya karena di idol ini," jelas Shabrina, dikutip dari IDN Times.

Penemuan ini menjadi cerita unik dalam perjalanan mereka di Indonesian Idol. Selain menjadi pesaing, Mesa dan Fajar juga merasakan kehangatan sebagai keluarga yang baru saja menyadari ikatan mereka.

"Tentunya sangat senang sekali ya, soalnya dari dulu itu cita-citanya Mesa ingin ikut idol. Sangat bangga jadi orangtua ya. Biasanya, lihat di Idol di TV biasanya lihat anak-anak orang lain, sekarang anak saya yang tampil," ucap mamanya Mesa.

Mamanya selalu memberikan dukungan penuh terhadap perjalanan Mesa di dunia musik. Sejak audisi hingga babak kompetisi, ia selalu menyemangati Mesa untuk tetap percaya diri.

Dukungan ini menjadi kekuatan bagi Mesa dalam menghadapi setiap tantangan. Ia merasa lebih termotivasi untuk terus tampil maksimal serta menunjukkan kemampuannya.

"Namanya anak pastinya pengin gitu," jelas mamanya Fajar.

Orangtua Fajar Noor menjadi satu-satunya orangtua kontestan Indonesian Idol 2025 yang belum pernah mengunjungi anaknya langsung di Jakarta. Mereka sangat ingin menyaksikan penampilan Fajar, namun terkendala pekerjaan sang papa yang belum memungkinkan untuk cuti.

"Pengin banget, tapi belum ada waktu luang untuk cuti. Jadi saya janji sama Fajar, saya pasti ke sana. InsyaAllah saya ke sana, kalau Allah kasih langkah saya pasti ke sana," ucap papanya Fajar.

Fajar menjelaskan bahwa pekerjaan papanya membuat mereka belum punya kesempatan datang ke Jakarta. Meski begitu, kedua orangtuanya menyaksikan anaknya di televisi, terus memberikan doa dan berharap suatu saat bisa melihat langsung penampilan Fajar di panggung besar.

"Kenapa papa aku belum bisa datang ke sini, karena papa aku juga punya kerjaan yang nggak bisa ditinggal gitu. Jadi memang susah datang ke sini, tapi dia memang janji ke aku bakal datang ke sini, tapi aku bilang 'Pa, jangan datang ke sini kalau aku belum masuk ke lima besar'," jelas Fajar.

"Dia suka main bola dari kecil dan ikut pertandingan. Jadi ke mana pun dia ada tanding saya ikut dukung," ucap papanya Fajar.

Sejak kecil, Fajar lebih dikenal sebagai pemain sepak bola yang aktif. Papanya selalu hadir mendukungnya di setiap pertandingan, menunjukkan cinta tanpa syarat.

"Dia pernah seleksi Timnas tapi gagal, ya, dari situ dia mulai nggak mau latihan (bola) dan mulai bikin konten nyanyi. Dari situ mulai keterusan tuh. Ya, saya sebagai orangtua, apa pun yang dibuat anak, selagi masih positif, saya dukung," jelas Papanya Fajar.

Ketika Fajar gagal masuk Timnas, ia sempat kecewa dan mulai mencoba menyanyi serta membuat konten musik. Orangtuanya tidak menentang perubahan ini dan justru tetap memberikan dorongan.

"Nggak nyangka. Saya sebagai orangtua juga mendukung," ucap mamanya Fajar.

Sang papa dan mama menegaskan akan selalu mendukung pilihan positif anaknya, termasuk di dunia tarik suara. Kepercayaan orangtua ini menjadi fondasi kuat bagi perjalanan musik Fajar.

"Orangtua aku tuh nggak pernah melarang aku mencoba hal apa pun. Yang penting, selagi positif, mereka selalu dukung," jelas Fajar.

Bakat menyanyi Shabrina Leonor turun dari keluarganya, khususnya dari sang mama yang juga merupakan seorang penyanyi. Mereka sama-sama menekuni dunia suara dan sering berdiskusi soal musik dalam keseharian.

“Keluarga besar kita itu memang musisi, dari kakeknya hingga om-omnya," jelas mamanya Shabrina.

Kesamaan ini mempererat ikatan antara mama dan anak, terutama dalam hal berbagi pengalaman panggung maupun teknik vokal. Kehadiran mama yang juga paham dunia musik menjadi sumber kenyamanan dan tempat bertukar pikiran bagi Shabrina.

"Kebetulan saya juga kerjaannya jual suara, ya. Sama seperti Shabrina," ucap mamanya Shabrina.

Selain mamanya, ternyata kakek dan paman Shabrina juga merupakan Musisi. Relasi mereka dalam musik turut membantu Shabrina tampil lebih percaya diri di atas panggung dan bisa berkembang lebih maksimal.

"Yang pasti, dia (Shabrina Leonor) itu anaknya manja ya, apalagi sama saya jarang ketemu gitu, ya. Jadi kalau kita ada pertemuan gitu, dia manja, curhat antara mama dan anak," jelas mamanya Shabrina.

Shabrina dan mamanya memiliki jadwal yang sama-sama padat, sehingga pertemuan mereka menjadi hal yang jarang terjadi. Meski begitu, setiap momen bersama selalu dimanfaatkan untuk mempererat hubungan dan saling berbagi cerita.

"Dua-duanya sama-sama sibuk, saya sibuk, dia juga sibuk. Jadi kalau mau ketemu, kadang-kadang harus dipersiapkan banget, gitu 'Kak, Minggu ini kita kosongin waktu, ya, buat kita ketemu,' gitu," ucap mamanya Shabrina.

Meski waktu kebersamaan terbatas, kasih sayang di antara keduanya tak pernah luntur. Sang mama menunjukkan cinta lewat tindakan sederhana, seperti menyiapkan makanan favorit Shabrina dengan tangan sendiri.

Kedekatan ini membuat Shabrina dikenal sebagai anak yang manja terhadap mamanya. Namun di balik itu, ada hubungan emosional yang kuat yang tetap mereka jaga dengan penuh kehangatan dan pengertian.

Itulah rangkuman terkait deretan fakta orangtua Mesa, Fajar, dan Shabrina Indonesian Idol. Semoga informasi di atas menjawab rasa penasaranmu ya, Ma.